Tunggu, Nanti, Cinta: Masihkah Allah Bertahta?

by - 8:07 PM


Setia menunggu, Sabar menanti, mencintai dia karena Allah.



Begitu banyak 'kerikil' yang dihadapi para muda-mudi dalam perjalanan cintanya menuju kata, Halal. Ada-ada saja tantangan yang ditawarkan dunia ini, yang lagi-lagi nyaris menggugah diri untuk ikut mengecapi. Semakin hari istilah-nya makin bervariasi; teman tapi mesra, friendzone, tunangan, calon imam, dan lain sebagainya. Semua istilah itu merujuk pada hubungan dua gender. Apapun namanya, terang-terangan atau sembunyi-sembunyi, jelas ada Allah yang Maha Melihat dan Maha Mengetahui Segala Isi Hati.
Tidak sedikit orang yang memantapkan hati untuk melamar atau melangkah ke jenjang serius pada teman atau sahabatnya. Namun selama proses menuju ikatan halal, kadang tanpa sadar telah keluar dari jalur yang seharusnya. Hal kasat mata yang perlu diwaspadai adalah chatting time yang tidak perlu dengan durasi yang panjang. Bisa jadi kita meng-claim bahwa tidak terjadi apa-apa. Boleh jadi apa yang dalam pandangan kita biasa.. justru besar dalam pandangan Allah dan mengundang murka-Nya. Wa na'udzubillah.
Syaithon menghiasi segala hal haram, sehingga terasa indah dalam pandangan manusia ketika dilakukan. Pada akhirnya penyesalan itu pun datang, dan waktu tak bisa lagi berulang. Kalimat “jangan lupa makan yaa..” menjadi jauuuh lebih indah jika datang dari si Dia dibandingkan datang dari bapak dan ibu. Termasuk berlama-lama chatting time dengan lawan jenis dengan menggunakan pelbagai emoti setelah mengutarakan inti dari maksud atau pertanyaan. Tanpa sadar hati jadi berbunga-bunga setengah mati, senyum terkembang tak henti, padahal belum jua ikatan halal melingkupi. Waktu jadi tergadai, hati mengonsumsi sesuatu yang berlum halal, iman pun tanpa sadar terjun bebas. Rasa malu pun terkikis dan tanpa sadar syahwat pun ikut berkobar. Wa na’udzubillah. Jika sudah begini, benarkah masih Allah yang “bertahta” di singgasana hati kita? 

Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan seorang wanita karena sesungguhnya syaitan menjadi orang ketiga diantara mereka berdua.
 (HR. Ahmad 1/18, Ibnu Hibban [lihat Shahih Ibnu Hibban 1/436], At-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Awshoth 2/184, dan Al-Baihaqi dalam sunannya 7/91. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Shahihah 1/792 no. 430; Disadur dari tulisan Ust. Firanda Andirja)

Setiap wanita yang berjuang mati-matian menjadi wanita yang sholihah dalam pandangan Tuhannya, jelas menginginkan lelaki yang sholeh. Yap, mereka yang menjaga pandangan, tutur katanya, mencintai Rabb-Nya dan Rasul-Nya, dekat dengan kitabullah, dan tentu saja sangat menjaga diri dalam berinteraksi dengan lawan jenis. Bukan karena sombong dan jual mahal, tapi wanita sholihah meyakini bahwa dirinya adalah fitnah terbesar bagi kaum lelaki.
Maka tidaklah satu pintu zina itu terbuka, kecuali wanita turut membuka atau mengizinkannya. Dalam proses penantian, maka mari belajar menanti dengan sabar..  menggunakan jeda dan rentang waktu yang ada untuk mendekatkan diri kepada Allah, Dzat yang menguasai hati orang yang kita cenderung padanya.
Dalam masa menunggu, kesetiaan itu pasti akan diuji, maka lagi-lagi hanya Allah tempat berkeluh kesah, kembali lagi kepada cita-cita untuk mendapatkan pasangan yang kita dambakan. setia menunggu dia karena bagiku dia adalah salah satu stok orang soleh yang ada di muka bumi ini. Allah memberi kita waktu menunggu dia, tidak curiga kah kita.. bahwa boleh jadi itu adalah waktu untuk memperbaiki dan memantaskan diri? Jelas niatnya karena Allah. Perlu untuk selalu terpatri dalam sanubari bahwa Jodoh adalah cerminan diri. Wanita baik hanya untuk lelaki baik, lelaki baik juga hanya untuk wanita yang baik (QS:24:26).
Oleh karena itu dalam mendeklarasikan aku mencintai dia karena Allah, sungguh memuat makna dan konsekuensi yang sangat besar. Menjadi indah dan berpahala apabila diungkapkan kepada pasangan yang halal. Jika dilafadzhkan sebelum halal maka perlu ditelaah maksudnya, sebab bisa jadi hawa nafsu-lah yang menguasai diri dengan berdalih cinta kepada Allah.
Jika benar cinta karena Allah, maka tak akan mudah baginya untuk melakukan interaksi yang tidak diperlukan sebab dia yakin hal itu sangat mudah menggoyahkan hati wanita, juga sangat mudah menggoyahkan iman lelaki. Maka cukuplah hati yang selalu merasa diawasi oleh Allah, membalut diri hari demi hari dengan kesabaran dalam penantian. Langitkan prasangka baik kepada Allah. Jika  benar dia jodoh kita, maka dia tak akan kemana-mana. Hanya saja, Cara kita menjemputnya. Semoga senantiasa dalam jalur yang Allah sukai, Allah berkahi.
#ODOPBatch7
#OneDayOnePost

You May Also Like

0 komentar

Blog Archive

Entri yang Diunggulkan

Ibrah: Orang-orang Pergi. Apakah Mereka Kembali?

Bismillah. Kepergian itu sulit. Tapi, kehilangan lebih sulit lagi. Mengapa orang-orang harus saling meninggalkan? Jawabannya membawa saya...

Nobody's perfect

Pengikut