Tunggu, Nanti, Cinta: Masihkah Allah Bertahta?
Setia
menunggu, Sabar menanti, mencintai dia karena Allah.
Begitu banyak 'kerikil' yang
dihadapi para muda-mudi dalam perjalanan cintanya menuju kata, Halal. Ada-ada saja tantangan yang
ditawarkan dunia ini, yang lagi-lagi nyaris menggugah diri untuk ikut
mengecapi. Semakin hari istilah-nya
makin bervariasi; teman tapi mesra,
friendzone, tunangan, calon imam, dan lain sebagainya. Semua istilah itu
merujuk pada hubungan dua gender. Apapun namanya, terang-terangan atau
sembunyi-sembunyi, jelas ada Allah yang Maha Melihat dan Maha Mengetahui Segala
Isi Hati.
Tidak sedikit orang yang
memantapkan hati untuk melamar atau melangkah ke jenjang serius pada teman atau
sahabatnya. Namun selama proses menuju ikatan halal, kadang tanpa sadar telah keluar dari jalur yang seharusnya.
Hal kasat mata yang perlu diwaspadai adalah chatting
time yang tidak perlu dengan durasi yang panjang. Bisa jadi kita meng-claim bahwa tidak terjadi apa-apa. Boleh
jadi apa yang dalam pandangan kita biasa.. justru besar dalam pandangan Allah
dan mengundang murka-Nya. Wa na'udzubillah.
Syaithon menghiasi segala hal
haram, sehingga terasa indah dalam pandangan manusia ketika dilakukan. Pada
akhirnya penyesalan itu pun datang, dan waktu tak bisa lagi berulang. Kalimat “jangan lupa makan yaa..” menjadi
jauuuh lebih indah jika datang dari si Dia dibandingkan datang dari bapak dan
ibu. Termasuk berlama-lama chatting time dengan
lawan jenis dengan menggunakan pelbagai emoti setelah mengutarakan inti dari maksud atau pertanyaan. Tanpa sadar hati jadi berbunga-bunga setengah mati, senyum
terkembang tak henti, padahal belum jua ikatan halal melingkupi. Waktu jadi
tergadai, hati mengonsumsi sesuatu yang berlum halal, iman pun tanpa sadar
terjun bebas. Rasa malu pun terkikis dan tanpa sadar syahwat pun ikut berkobar.
Wa na’udzubillah. Jika sudah begini,
benarkah masih Allah yang “bertahta” di singgasana hati
kita?
Janganlah salah seorang dari kalian
berkhalwat dengan seorang wanita karena sesungguhnya syaitan menjadi orang ketiga diantara
mereka
berdua.
(HR. Ahmad 1/18, Ibnu Hibban [lihat Shahih Ibnu Hibban 1/436], At-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Awshoth 2/184, dan Al-Baihaqi dalam sunannya 7/91. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Shahihah 1/792 no. 430; Disadur dari tulisan Ust. Firanda Andirja)
(HR. Ahmad 1/18, Ibnu Hibban [lihat Shahih Ibnu Hibban 1/436], At-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Awshoth 2/184, dan Al-Baihaqi dalam sunannya 7/91. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Shahihah 1/792 no. 430; Disadur dari tulisan Ust. Firanda Andirja)
Setiap wanita yang berjuang
mati-matian menjadi wanita yang sholihah dalam pandangan Tuhannya, jelas
menginginkan lelaki yang sholeh. Yap, mereka yang menjaga pandangan, tutur
katanya, mencintai Rabb-Nya dan Rasul-Nya, dekat dengan kitabullah, dan tentu
saja sangat menjaga diri dalam berinteraksi dengan lawan jenis. Bukan karena
sombong dan jual mahal, tapi wanita sholihah meyakini bahwa dirinya adalah
fitnah terbesar bagi kaum lelaki.
Maka tidaklah satu pintu zina itu
terbuka, kecuali wanita turut membuka atau mengizinkannya. Dalam proses
penantian, maka mari belajar menanti dengan sabar.. menggunakan jeda dan rentang waktu yang ada
untuk mendekatkan diri kepada Allah, Dzat yang menguasai hati orang yang kita
cenderung padanya.
Dalam masa menunggu, kesetiaan itu
pasti akan diuji, maka lagi-lagi hanya Allah tempat berkeluh kesah, kembali
lagi kepada cita-cita untuk mendapatkan pasangan yang kita dambakan. setia menunggu dia karena bagiku dia adalah salah satu stok orang soleh
yang ada di muka bumi ini. Allah memberi kita waktu menunggu dia, tidak
curiga kah kita.. bahwa boleh jadi itu adalah waktu untuk memperbaiki dan
memantaskan diri? Jelas niatnya karena Allah. Perlu untuk selalu terpatri dalam
sanubari bahwa Jodoh adalah cerminan diri. Wanita baik hanya untuk lelaki baik,
lelaki baik juga hanya untuk wanita yang baik (QS:24:26).
Oleh karena itu dalam
mendeklarasikan aku mencintai dia karena
Allah, sungguh memuat makna dan konsekuensi yang sangat besar. Menjadi
indah dan berpahala apabila diungkapkan kepada pasangan yang halal. Jika
dilafadzhkan sebelum halal maka perlu ditelaah maksudnya, sebab bisa jadi hawa
nafsu-lah yang menguasai diri dengan berdalih cinta kepada Allah.
Jika benar cinta karena Allah, maka tak akan mudah baginya untuk melakukan interaksi yang tidak diperlukan sebab dia yakin hal itu sangat mudah menggoyahkan hati wanita, juga sangat mudah menggoyahkan iman lelaki. Maka cukuplah hati yang selalu merasa diawasi oleh Allah, membalut diri hari demi hari dengan kesabaran dalam penantian. Langitkan prasangka baik kepada Allah. Jika benar dia jodoh kita, maka dia tak akan kemana-mana. Hanya saja, Cara kita menjemputnya. Semoga senantiasa dalam jalur yang Allah sukai, Allah berkahi.
Jika benar cinta karena Allah, maka tak akan mudah baginya untuk melakukan interaksi yang tidak diperlukan sebab dia yakin hal itu sangat mudah menggoyahkan hati wanita, juga sangat mudah menggoyahkan iman lelaki. Maka cukuplah hati yang selalu merasa diawasi oleh Allah, membalut diri hari demi hari dengan kesabaran dalam penantian. Langitkan prasangka baik kepada Allah. Jika benar dia jodoh kita, maka dia tak akan kemana-mana. Hanya saja, Cara kita menjemputnya. Semoga senantiasa dalam jalur yang Allah sukai, Allah berkahi.
#ODOPBatch7
#OneDayOnePost
0 komentar