Hijab: Lebih dari Sekedar Kain
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah
yang telah memberikan berjuta-juta nikmat yang tidak ternilai harganya kepada
kita, bahkan kita pun sampai sulit menghitungnya saking banyaknya.
Nikmat terbesar yang dimiliki seseorang
adalah nikmat hidayah, nikmatnya berislam, manisnya iman kala beribadah kepada Allah.
Maka dalam menjalankan syariat dan menjauhi laranga-Nya, tidaklah terasa
begituuu berat sebab Allah yang menjadi tujuan utamanya. Salah satunya adalah
perintah menutup aurat sebagaimana Allah wajibkan hijab Syar’i bagi wanita yang
beriman dalam QS An. Nuur ayat 31 dan QS. Al Ahzab ayat 59. Ya, perintah
ini hanya untuk wanita yang menyatakan dirinya beriman kepada Allah loh yaa..
^^
credit to here
Kenyataan yang kita lihat sehari-hari
patutlah kita syukuri. Betapa tak sedikit teman-teman atau keluarga yang
dulunya tidak berhijab, kini mulai menutup auratnya bahkan tidak
tanggung-tanggung langsung menggunakan hijab syar’I bahkan menyempurnakannya
dengan sunnah nabi yakni, mengenakan cadar. Hal itu didukung dengan merebaknya
penjual hijab Syar’I terlebih lagi yang berbasis online, bahkan telah memiliki pentas fashion-nya sendiri. Ya, Hijab syar’I sedang booming.
Hijab para muslimah sholihah bukan
sekedar kain panjang yang menjuntai dan melindungi. Dia adalah simbol kemuliaan
dan kehormatannya. Maka kita doakan semoga diri sendiri, orang yang kita
sayangi dan saudari seiman kita diluar sana istiqomah mengenakan hijab syar’I,
meski nanti tak lagi jadi trend fashion di
muka bumi. Hijab para muslimah sholihah menjadi pencitraan wanita yang beriman,
tidak mudah digoda.. menjaga dirinya dari maksiat.. menjaga dirinya dari
interaksi berlebihan kepada lawan jenis.. yang semuanya dilakukan saat dalam
keramaian terlebih dalam kondisi bersendirian.
Namun kerap pula kita saksikan
fenomena muslimah berhijab Syar’I yang begitu mudah dan nyaman berbaur
berlama-lama, ber-haha hihi dengan
teman lelaki dalam jarak sekian cm dengan alasan mampu menjaga hatinya, bahkan
berada dalam frame foto yang sama. Maka
bagaimanakah hati mampu bertahan dalam keimanan ketika mata tak lagi dapat
dijaga? Fenomena ini seperti tidak sejalan dengan image wanita sholehah yang dipaparkan sebelumnya. Fenomena tersebut
sekilas seperti meruntuhkan kemuliaan pemakai hijab Syar’I tanpa dia sadari.
Namun, sekali-sekali bukan
salah hijab syar’I. Maka cukup para ummahatul mukminin (Khadijah, Aisyah, Hafhsah,
dan istri Rasulullah lainnya) menjadi percontohan para wanita dalam menjaga
kemuliaan dan kesuciannya. Ummahatul mukminin yang dijamin masuk syurga, dimana
para sahabat Rasulullah menemui mereka pun dibalik hijab yang benar-benar
lapang dan tidak tembus pandang demi menjaga kesucian hati mereka. Lalu
bagaimana dengan lagi kita, para wanita akhir zaman? Tentu kudu harus lebih
semangat menjaga pandangan dan kehormatannya ^^
Oleh karena itu menjadi penting
untuk memahami dan meng-ILMU-i mengapa Allah
menyuruh kita berhijab? dan keutamaan apa yang akan kita peroleh dengan
berhijab Syar’I. Sehingga apapun kondisinya, hijab
itu akan menjaga kita dengan
sebenar-benarnya karena kita telah mengilmui-nya. Hijab Syar’I sedang trend
atau tidak, juga tidak serta merta membuat kita dengan mudah memendekkannya.
Lagi-lagi karena kita telah meng-ILMUi dengan sebenar-benarnya sebelum mengamalkannya.
Hal ini menjadi penting, sebab pemahaman
yang lurus akan menuntun pemiliknya untuk senantiasa mengamalkannya lillahi Ta’ala, tak peduli apapun kondisinya.
Allah memuliakan wanita dengan
hijab Syar’I-nya. Ketika memahami keutamaannya, hijab pun jadi lebih dari sekedar kain penutup kepala, pelindung diri para muslimah. Dia
akan menjadi perwajahan islam yang sesungguhnya, muslimah yang taat dan
tercermin melalui hijabnya serta akhlaknya.
Semoga kita menjadi satu dari
sekian banyak wanita yang istiQomah dengan hijab syar’I nya, yang terus
merenungi anugerah hidayah yang Allah berikan salah satunya dengan tak lelah
mempelajari hakikat hijab Syar’I yang dikenakannya melalui majelis ilmu agama
yang berlandaskan quran dan sunnah. ^.^ Istiqomah yaa sholihah..
#ODOPBatch7
#OneDayOnePost
0 komentar