Memeluk Matahari | Episode 1 | Fictioong
G A M A N G
Jemari
Firda masih asyik menari-nari diatas keyboard yang mulai berdebu. Hari ini
antrian kakao menjadi jauh lebih banyak dibanding hari biasanya. Maklum, panen
raya telah tiba. Namun Firda jadi kena imbasnya, jam kerja yang melewati
batasnya pun jadi rutinitas harian. Bagaimana tidak, tak ada satu pun di kantor
Purwobarokah yang bisa menggantikan tugas Firda untuk menyelesaikan administrasi
setiap truk pengangkut kakao yang datang mengantar bahan baku.
“Mau sampai kapan kamu bertahan disini da? lembur pun tak dibayar” ucap Firda yang mulai menggerutu dalam hati.
Dia pun kembali larut dalam kesibukannya
Waktu melaju begitu cepat hingga tertuju pada pukul 17.30. Senja makin memerah, hembusan angin makin kencang. Tak lama lagi malam menjelang. Ruangan quality control bahan baku masih terbilang ramai, masih ada sekitar 10an pegawai termasuk Firda.
“Firda masih ada 10 truk lagi nih. Sabar ya” ucap kak Tio menyemangati
“Iya da, besok-besok kudu atur waktu lagi deh biar kamu ga lembur lama” ucap Santi selaku bos yang sudah seperti kakak Firda
“Ya ya ya... genapin aja deh kak jadi 120 truk. Aku mah mencoba semangat yang penting ada gorengan” kata Firda dengan mata yang masih tertuju pada lembar excel dihadapannya
“Gorengan dataaaang”
“Yeayyyyyyy” sorak seluruh pegawai menyambut kedatangan Ancul, pegawai yang paling uring-uringan ketika telfon dari istrinya berdering. Maklum, sang istri paling anti suaminya lembur.
“Ancul Lu emang paling paham deh maunya perut anak-anak. Jam segini dong.. kelaperan parah” sahut Rozi
“Iya dong brother, makan-makan kali ini Ancul Sang Pahlawan yang bayarin gorengan Mang Samiun. Cukuplah 40 ribu makan suka-suka.” Kata Ancul
“Bolehlah gorengan ini menyelamatkan kejenuhan akuuh” ucap Risa
“Hari ini udah ada berapa truk Bro?” tanya Ancul
“Udah 104 truk nih, liat tuh firda matanya udah kaya magnet aja sama layar komputer” ucap Amin
“Eh da, lu ga makan gorengan? udah deh ga usah pake diet-diet segala” kata Tio
“Nantilah bang.. nanggung nih” Ucap Firda menahan kelaparan.. di sudut hati ia sangat lelah duduk selama kurang lebih hampir 10 jam di depan monitor komputernya, demi menunaikan tugasnya.
Mengeluh pun dia sangat ingin, kontrak kerja 8 jam realitanya hanya berlaku beberapa bulan saja bagi Firda. Sisanya mau tak mau ia harus tancap gas bekerja lebih dari itu. Ada rasa sedih yang menyelinap. “Apa aku resign saja ya? mbok lembur pun tak dibayarkan” tanya Firda dalam hati yang penuh kegamangan.
----B E R S A M B U N Guuuuuyss---
#ODOPBatch7
6 komentar
hmmm penasaran nih sama kelanjutannya hehe
BalasHapusMasya Allah... Ditunggu part lanjutannya
BalasHapusKeren sangat
BalasHapusMantap nih mbak:)
BalasHapusVery nice,Kak!
BalasHapusBagus sekali kakak, ceritanya inspirasi sekali
BalasHapus#semangat