Lemak oh Lemak
Oke
guys jadi beberapa hari yang lalu aku baru aja melihat hasil tes kolesterol
yang cukup tinggi melalui sebuah instrumen kesehatan. Cara pengoperasian instrumen
tersebut cukup mudah. Sang pasien cukup menggenggam sebuah alat kurang lebih berukuran
10 cm sebagai sensor untuk mengukur kondisi darah, serta saraf dan profil lemak
ditubuh pasien. Cukup digenggam 1 menit, hasilnya pun sudah keluar dan siap
dianalisa.
Memang
keakuratan pengujian berbasis alat dan software ini hanya punya keakuratan 85%.
Namun kita setidaknya jadi lebih mawas diri terhadap kebiasaan hidup dan pola
makan kita selama ini. Kolesterol sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh kita dan
memang kolesterol dapat diproduksi tubuh yang menyokong berbagai metabolisme penting
seperti aktivitas sejumlah hormon, regenerasi sel, membantu mencerna makanan
dengan terlibat dalam pembuatan garam empedu, dan berbagai peran penting
lainnya (1). Namun apabila berlebihan, maka dapat membahayakan keselamatan
tubuh kita sebab akan berdampak pada organ tubuh lainnya.
Mungkin
kita tidak asing dengan istilah LDL (low
density lippoprotein) dan HDL (high
density lippoprotein), yang keduanya adalah jenis kolesterol darah dengan
komponen yang sama tapi kadarnya berbeda.
LDL kaya kolesterol sedangkan HDL kaya akan protein (2). Lemak (kebanyakan
jenis trigliserida) yang berasal dari makanan yang dikonsumsi akan
berkolaborasi dengan LDL dalam membentuk
plak di pembuluh darah.
Ilustrasi ateroklerosis yaitu penyumbatan di pembuluh darah disebabkan plak lemak yang menumpuk (picture credit to here)
IIhhhh..
sereeem. Apabila LDL dalam darah tinggi, maka akan bergabung dengan lemak serta
zat lain untuk kemudian menumpuk dibagian dalam pembuluh darah kita dan
membentuk plak. Jika plak lemak semakin banyak maka aliran oksigen dalam darah
menuju otak akan terhambat sebab pembuluh darahnya tersumbat (2). Hal ini jelas
membutuhkan tekanan yang ekstra tinggi sehingga dapat menyebabkan pecahnya
pembuluh darah dan terjadilah stroke. Adapun HDL justru memiliki peran yang
berbeda sebab dia bertugas untuk membawa kolesterol berlebih menuju organ hati
untuk dirombak kembali.
Salah
satu solusi yang dapat dilakukan adalah berupaya mengatur pola makan kita agar
lebih sehat dengan mengurangi konsumsi lemak berlebih. Kita ga bisa sama sekali
ga makan yang berlemak sebab tubuh kita memerlukannya. Jika kita kekurangan
lemak maka tubuh kita akan sulit menyerap vitamin A, D, E, K sebab keempatnya
adalah vitamin larut lemak. Tapi kalau lemak berlebihan maka resiko penyakit
komplikasi akan semakin besar menghampiri, padahal hanya bermula dari tingginya
kolesterol.
Oleh
karena itu, yuk mulai rajin membaca tentang pola makan yang baik dan mulai
rajin berolahraga dengan durasi yang lebih panjang misalnya berenang dan senam.
Hal ini disebabkan karena akan semakin banyak kalori yang akan terbuang
sehingga berdampak pada penurunan LDL dan peningkatan HDL (3). Kamu pasti bisa
^^
Referensi
1. American Heart Assosiation. 2019. My
cholesterol guide. https://www.heart.org/-/media/files/health-topics/cholesterol/cccc_my-cholesterol-guide.pdf
Diakses oktober 2019.
2. Muchtadi D. 2017. Metabolisme lemak. Bahan
ajar metabolisme seluler. Departemen Ilmu Pangan. Sekolah Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor.
3.
Widyatama A. 2018. Turunkan kolesterol
tinggi dengan melakukan olahraga ini. https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3265831/turunkan-kolesterol-tinggi-dengan-melakukan-olahraga-ini.
Diakses oktober 2019.
#ODOPBatch7
#OneDayOnePost
0 komentar