Inilah Saatnya
Kita renungi bahwa setiap harinya kita umur kita semakin
bertambah saja. Bukan hanya kita tapi setiap orang yang kita sayangi, guru-guru
serta orang tua kita kini semakin menua. Pada akhirnya kita menyulam hari
menuju hari terakhir kita untuk berjuang dimuka bumi ini. Ya, kembali kepada
Allah menuju tempat peristirahatan terakhir sebelum akhirnya kita dibangkitkan
untuk mempertanggungjawabkan segala hal yang telah kita lakukan. Allah Maha
Teliti.
Tanpa bermaksud menakuti, sebab kemanapun ajal pasti akan
datang jika sudah saatnya, jika jatah rezeki sudah habis disalurkan kepada
kita. Jika dipikir memang hidup seyogyanya kita niatkan untuk mencari keridhoan
Allah mulai dari bangun hingga tidur kembali, sebab kita tidak berdaya ketika
dibangkitkan kelak ternyata amalan keburukan jauh lebih berat dibanding amalan
kebaikan. Wa na’udzubillah, semoga
tidak, aamiin. Membayangkan hukuman teringan di neraka saja sudah membuat ku
merinding, Sungguh ku tak akan sanggup menahan sakitnya memakai terompah yang
mampu melelehkan otak dan seluruh tubuh.
Kita memang tidak sempurna, tapi selama nyawa belum
sampai di kerongkongan dan selama matahari belum terbit dari barat, Allah senantiasa membuka
pintu taubatNya dan beruntunglah mereka yang bergegas
merespon sinyal-sinyal hidayah yang
Allah tunjukkan. Allah Maha Pengampun, tapi kita perlu ingat bahwa siksa-Nya
pun sangat berat kepada mereka yang gemar mendzolimi diri mereka sendiri dengan
larut dalam kemaksiatan.
Oleh karena itu, dengan waktu yang masih ‘tersisa’ mari kita
niatkan semua amalan kebaikan ‘untuk Allah’ dan bersungguh-sungguh untuk
beribadah. Syarat diterimanya ibadah adalah Ikhlas
karena Allah dan mengikuti
cara beribadah yang Rasulullah sunnahkan atau ajarkan.
credit to here
Lantas bagaimana kah kita bisa yakin kalau ibadah kita
sudah sesuai sebagaimana yang Rasululllah ajarkan kalau kita ‘tidak’
menyempatkan diri untuk belajar agama islam? Dalam perkara shalat berjamaah pun
seringkali kita melihat hal sepele tapi dapat merusak kesempurnaan shalat kita.
Misalnya, tidak mau merapatkan dan meluruskan shaf shalat. Padahal Rasulullah
mengajarkan untuk ‘mempertemukan’ tumit kita dengan tumit orang disisi kanan kiri
kita, tidak lain agar shaf kita lurus hingga rangkaian shalat selesai. Namun
untuk mengamalkannya tidak sedikit mereka yang memahami ilmunya tapi enggan mengamalkan,
atau memang tidak tahu dan enggan belajar. Padahal cukuplah kita memahami bahwa
tidaklah ibadah itu diterima Allah kecuali ikhlas
dan ittiba’ (mengikuti sunnah Rasul). Hal sepele lainnya yang pada dasarnya
bisa menambah tabungan pahala namun enggan
diamalkan adalah sunnah makan dan minum sambil duduk, melaksanakan shalat
sunnah rawatib yang diganjar istana di syurga,
sunnah shalat diawal waktu, dan lain sebagainya.
Yuk, selagi
masih ada ‘umur’ mari kita berbenah tanpa harus menunggu tua sebab hari demi
hari fisik kita pun kian melemah dan daya ingat kita pun semakin memudar
dimakan usia. Mari kita sempatkan waktu untuk belajar ilmu agama yang sesuai
dengan alquran dan sunnah Rasululllah, dan berusaha semampu kita mengamalkannya.
Allah mencintai amalan yang sedikit tapi kontinyu,
maka mari membangun semangat ibadah mulai dari hal yang kita mampu sembari
sedikit demi sedikit menambah kuantitasnya. Sebab akan selalu ada
waktu untuk hal-hal yang kita prioritaskan. Belajar di internet memang baik dan
sangat mudah, tapi jangan sampai kita jadi salah memahami konteks kalimatnya
dan kebingungan meluruskan tanya yang terbersit jika tidak langsung menghadiri
majelis ilmu agama. Ya, disanalah kita bisa meluruskan pemahaman yang bisa jadi
akan kurang sempurna pengamalannya apabila kurang dipahami maksud
disyariatkannya. Selain itu keutamaan menghadiri majelis ilmu agama adalah
dinaungi malaikat dan dapat melahirkan ketentraman dalam hati. Keduanya hanya
sedikit dari banyaknya keutamaan menghadiri majelis ilmu agama, sehingga jangan
sampai kita terlewat yaa dari memperoleh banyaknya keutamaannya yaa ^^
Semangat lillahi ta’ala. Insyaallah kita pasti bisa,
tetap berteman dengan orang-orang sholeh yaa ^^
“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu (agama),
maka Allah akan mudahkan baginya di antara jalan menuju surga. Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya sebagai tanda ridho pada
penuntut ilmu. Sesungguhnya orang yang berilmu dimintai ampun oleh setiap
penduduk langit dan bumi, sampai pun ikan yang berada dalam air. Sesungguhnya
keutamaan orang yang berilmu dibanding ahli ibadah adalah seperti perbandingan
bulan di malam badar dari bintang-bintang lainnya. Sesungguhnya ulama adalah
pewaris para Nabi. Sesungguhnya Nabi tidaklah mewariskan dinar dan tidak
pula dirham. Barangsiapa yang mewariskan ilmu, maka
sungguh ia telah mendapatkan keberuntungan yang besar.”
(HR. Abu Daud no. 3641. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini shahih; Dinarasikan oleh Abu Darda; Disampaikan kembali
melalui tulisan Ust. Muh. Abduh Tuasikal, M.Sc).
#ODOPBatch7
#OneDayOnePost
0 komentar