Inilah Saatnya

by - 4:49 AM


Kita renungi bahwa setiap harinya kita umur kita semakin bertambah saja. Bukan hanya kita tapi setiap orang yang kita sayangi, guru-guru serta orang tua kita kini semakin menua. Pada akhirnya kita menyulam hari menuju hari terakhir kita untuk berjuang dimuka bumi ini. Ya, kembali kepada Allah menuju tempat peristirahatan terakhir sebelum akhirnya kita dibangkitkan untuk mempertanggungjawabkan segala hal yang telah kita lakukan. Allah Maha Teliti.
Tanpa bermaksud menakuti, sebab kemanapun ajal pasti akan datang jika sudah saatnya, jika jatah rezeki sudah habis disalurkan kepada kita. Jika dipikir memang hidup seyogyanya kita niatkan untuk mencari keridhoan Allah mulai dari bangun hingga tidur kembali, sebab kita tidak berdaya ketika dibangkitkan kelak ternyata amalan keburukan jauh lebih berat dibanding amalan kebaikan. Wa na’udzubillah, semoga tidak, aamiin. Membayangkan hukuman teringan di neraka saja sudah membuat ku merinding, Sungguh ku tak akan sanggup menahan sakitnya memakai terompah yang mampu  melelehkan otak dan seluruh tubuh.
Kita memang tidak sempurna, tapi selama nyawa belum sampai di kerongkongan dan selama matahari belum terbit dari barat, Allah senantiasa membuka pintu taubatNya dan beruntunglah mereka yang bergegas merespon sinyal-sinyal hidayah yang Allah tunjukkan. Allah Maha Pengampun, tapi kita perlu ingat bahwa siksa-Nya pun sangat berat kepada mereka yang gemar mendzolimi diri mereka sendiri dengan larut dalam kemaksiatan.
Oleh karena itu, dengan waktu yang masih ‘tersisa’ mari kita niatkan semua amalan kebaikan ‘untuk Allah’ dan bersungguh-sungguh untuk beribadah. Syarat diterimanya ibadah adalah Ikhlas karena Allah dan mengikuti cara beribadah yang Rasulullah sunnahkan atau ajarkan.
credit to here

Lantas bagaimana kah kita bisa yakin kalau ibadah kita sudah sesuai sebagaimana yang Rasululllah ajarkan kalau kita ‘tidak’ menyempatkan diri untuk belajar agama islam? Dalam perkara shalat berjamaah pun seringkali kita melihat hal sepele tapi dapat merusak kesempurnaan shalat kita. Misalnya, tidak mau merapatkan dan meluruskan shaf shalat. Padahal Rasulullah mengajarkan untuk ‘mempertemukan’ tumit kita dengan tumit orang disisi kanan kiri kita, tidak lain agar shaf kita lurus hingga rangkaian shalat selesai. Namun untuk mengamalkannya tidak sedikit mereka yang memahami ilmunya tapi enggan mengamalkan, atau memang tidak tahu dan enggan belajar. Padahal cukuplah kita memahami bahwa tidaklah ibadah itu diterima Allah kecuali ikhlas dan ittiba’ (mengikuti sunnah Rasul). Hal sepele lainnya yang pada dasarnya bisa menambah tabungan pahala namun enggan diamalkan adalah sunnah makan dan minum sambil duduk, melaksanakan shalat sunnah rawatib  yang diganjar istana di syurga, sunnah shalat diawal waktu, dan lain sebagainya.
 Yuk, selagi masih ada ‘umur’ mari kita berbenah tanpa harus menunggu tua sebab hari demi hari fisik kita pun kian melemah dan daya ingat kita pun semakin memudar dimakan usia. Mari kita sempatkan waktu untuk belajar ilmu agama yang sesuai dengan alquran dan sunnah Rasululllah, dan berusaha semampu kita mengamalkannya.
Allah mencintai amalan yang sedikit tapi kontinyu, maka mari membangun semangat ibadah mulai dari hal yang kita mampu sembari sedikit demi sedikit menambah kuantitasnya. Sebab akan selalu ada waktu untuk hal-hal yang kita prioritaskan. Belajar di internet memang baik dan sangat mudah, tapi jangan sampai kita jadi salah memahami konteks kalimatnya dan kebingungan meluruskan tanya yang terbersit jika tidak langsung menghadiri majelis ilmu agama. Ya, disanalah kita bisa meluruskan pemahaman yang bisa jadi akan kurang sempurna pengamalannya apabila kurang dipahami maksud disyariatkannya. Selain itu keutamaan menghadiri majelis ilmu agama adalah dinaungi malaikat dan dapat melahirkan ketentraman dalam hati. Keduanya hanya sedikit dari banyaknya keutamaan menghadiri majelis ilmu agama, sehingga jangan sampai kita terlewat yaa dari memperoleh banyaknya keutamaannya yaa ^^
Semangat lillahi ta’ala. Insyaallah kita pasti bisa, tetap berteman dengan orang-orang sholeh yaa ^^

“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu (agama), maka Allah akan mudahkan baginya di antara jalan menuju surga. Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya sebagai tanda ridho pada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang yang berilmu dimintai ampun oleh setiap penduduk langit dan bumi, sampai pun ikan yang berada dalam air. Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibanding ahli ibadah adalah seperti perbandingan bulan di malam badar dari bintang-bintang lainnya. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya Nabi tidaklah mewariskan dinar dan tidak pula dirham. Barangsiapa yang mewariskan ilmu, maka sungguh ia telah mendapatkan keberuntungan yang besar.
(HR. Abu Daud no. 3641. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih; Dinarasikan oleh Abu Darda; Disampaikan kembali melalui tulisan Ust. Muh. Abduh Tuasikal, M.Sc).

#ODOPBatch7
#OneDayOnePost

You May Also Like

0 komentar

Blog Archive

Entri yang Diunggulkan

Ibrah: Orang-orang Pergi. Apakah Mereka Kembali?

Bismillah. Kepergian itu sulit. Tapi, kehilangan lebih sulit lagi. Mengapa orang-orang harus saling meninggalkan? Jawabannya membawa saya...

Nobody's perfect

Pengikut