Hati-hati bisa bikin Allah Benci

by - 4:24 PM


Gelombang hijrah tengah bergaung menginvasi masyarakat, khususnya muda mudi Indonesia. Tak sedikit pula yang berbondong-bondong untuk menghadiri taklim dan mulai mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Belajar agama bahkan tak lagi terhalang oleh jauhnya tempat, sebab bisa diakses kapan saja melalui kanal youtube atau membaca tulisan para ustadz pada laman blog maupun instagram.
Kemudahan tersebut perlu disyukuri sebab salah satu nikmat agar kita senantiasa mengingat Allah dengan membaca hal-hal yang berfaedah. Ketika mengilmui syariat ini misalnya keharaman  riba, hukum bersentuhan lelaki dan perempuan bukan mahrom, faedah dzikir pagi dan petang, maka tak jarang sebagian orang memilih untuk men-screenshoot-nya agar menjadi pengingat bagi diri sendiri. Lebih dari itu banyak juga yang masing-masing membagikannya ke laman media sosialnya, dengan harapan dapat menjadi amalan jariyah.
Wah.. masyaallah semudah itu bukan kita meraup pahala? Cukup mengilmui, mengamalkan, dan mengajarkan. Namun belum dikatakan beriman jika kita belum diuji. Jelas saja syaithon dan antek-anteknya tak akan berhenti  untuk menggagalkan perjuangan kita untuk menjadi lebih baik dimata Allah, usaha kita untuk mengumpulkan bekal yang akan kita nikmati di kampung akhirat. Sayang sungguh sayang...  tak semudah itu Maemunah.
Hal ini disebabkan syaithon akan mencoba mengusik kesempurnaan ibadah dengan merecoki niat kita. Allah menilai setiap amalan kita bergantung dengan niat. Sedekah Rp 1000 akan kalah dengan sedekah Rp 100,000, jika niat kita keliru. Rugi bukan? Apalagi kalau kita hanya mengejar pujian manusia yang hanya sebatas lidah. Sehingga ketika bisikan untuk riya’ dan ujub mulai berdendang dalam hati, maka yuk kita istighfar dan kembali meluruskan niat kita. Yes, kita kudu memperbaharui niat dalam mengamalkan suatu kebaikan baik di awal, pertengahan, hingga akhir amalan. Hal ini tiada lain untuk memastikan kebaikan yang dilakukan bisa terminimalisir dari cacat dosa.

credit to here

Puluhan screenshoot ajakan untuk mengamalkan syariat agama yang tersimpan di galeri gawai kita, menjadi mudah untuk disebarluaskan kapan saja. Selain niat, diperlukan kesungguhan untuk mengamalkan apa yang sudah kita serukan di media sosial lewat koleksi gambar dakwah yang kita miliki. Dikemas dengan gambar yang apik serta kalimat yang menggugah, bermodalkan niat lillahi taala sangat mudah membagikan seruan dakwah. Namun jangan sampai kita melupakan diri kita sendiri ya sholihah. Kita berharap orang mengamalkannya sebagai bekal jariyah kita, tapi  kita sendiri ogah-ogahan ‘tuk mengamalkannya. Ini menjadi perkara yang bisa mengundang kebencian Allah. Hal ini termaktub dalam beberapa ayat di Quran surah As-Saff yang artinya

Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (2)
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan (3).

Yap. Seruan Allah ini hanya ditujukan bagi orang-orang  yang beriman. Jika kita sedang memperjuangkan keimanan maka kita memang tidak boleh berhenti untuk mengajak orang lain melakukan kebaikan, sebab itulah bagian kecil yang bisa kita lakukan untuk mendakwahkan agama ini. Ya, sebuah aktivitas yang dilakoni para nabi yang mulia. Tapi kita tetap harus semangat menjadikannya bahan bakar untuk memotivasi diri sendiri, menjadi orang yang paaaling pertama yang mengamalkannya. Semangat lillah..  ^^

#selfAdvices #selfMuhasabah
#ODOPBatch7
#OneDayOnePost

You May Also Like

0 komentar

Blog Archive

Entri yang Diunggulkan

Ibrah: Orang-orang Pergi. Apakah Mereka Kembali?

Bismillah. Kepergian itu sulit. Tapi, kehilangan lebih sulit lagi. Mengapa orang-orang harus saling meninggalkan? Jawabannya membawa saya...

Nobody's perfect

Pengikut