Teman Sholehah [Bagian ke-2]
.....
Lalu bagaimana kah kita bisa
bertahan mengikat tali ukhuwah dengan mereka?
Walau bagaimanapun jarak
memisahkan, akan ada selalu ruang yang membuatmu rindu pada teman sholihahmu.
Tutur kata yang lembut, semangatnya mengajarkan agama ini, semangatnya
menghafal quran dan memotivasi orang yang dicintai untuk turut merasakan
hidayah, bagai virus yang tanpa sadar turut mewarnai pribadimu bahwa betapa
akhlak yang baik itu sungguh begitu menenangkan.
1.
Tak Pergi Ketika Kecewa
Berinteraksi dengan orang sholihah
yang taat agama dan baik akhlaknya, siapa yang tidak tahan berlama-lama? semua
orang suka. Sekali kita akrab, jelas kita ingin terus-terusan berteman
dengannya. Namun perlu kita ingat
bahwa teman yang kita sayangi ini bukan orang yang sempurna dan bersih dari
dosa. Dia hanyalah manusia biasa yang memiliki kelemahan dan kekurangan.
Kita pun meyakini bahwa iman itu
fluktuatif, bertambah dengan keimanan dan berkurang dengan kemaksiatan. Ada
kalanya mungkin suatu saat kita melihat dia –mungkin- melakukan kesalahan yang
dulunya tak jemu dia nasehatkan kepada kita. Sebagai teman yang baik, maka kita
tidak boleh menjauhinya justru kita harus ada disana menolongnya agar tidak
larut dalam lubang kesalahan yang bisa mengugurkan pahala yang selama ini jatuh
bangun ditabungnya. Menasehatinya sebagaimana dia selalu ada disana ketika kita
yang jatuh dalam kubangan dosa.
credit to here
2.
Berprasangka Baik
Setiap
yang dilakukan orang lain pasti ada
alasannya, yang membedakannya adalah niat dan tujuannya.. baik atau buruk. Hal yang kita lihat
tentu hanya yang dzohir dan kerapkali
kita begitu mudah menghakimi seseorang berdasarkan apa yang terlihat. Ketika
teman sholihah yang kita sayangi melakukan sesuatu yang membuat kita berasumsi
negatif, maka menjadi bijak jika kita bergegas untuk bertanya langsung (tabayyun) sebelum benih-benih su’udzon itu tumbuh subur dalam hati
kita. Ketika memang setelah tabayyun dianggap ada yang melenceng dari apa yang disyariatkan agama
ini, maka disitulah waktunya kita memanfaatkan –celah- untuk mengajaknya
kembali kepada jalan yang benar.
3.
Mendoakannya
Dalam deretan doa-doa kita, jangan
lupa selipkan doa untuk teman sholihah kita semoga Allah senantiasa curahkan
keistiqomahan padanya dalam belajar, mengamalkan, dan mengajarkan ilmu agama
ini. Tak letih mendoakan diberbagai waktu mustajab, juga dalam keadaan dia tak
mengetahuinya. Doa kebaikan itu insyaallah akan kembali juga kepada kita
sekaligus sebagai bukti sayang kita kepadanya. Ada sebuah hadist yang
dinarasikan oleh Shofwan bin ‘Abdillah bin Shofwan ketika berbicara dengan ibu
mertuanya Ummu Darda menjelang kepergiannya ‘tuk melaksanakan ibadah Haji.
Beliau Ummu Darda mengatakan bahwa:
Rasulullah shallallahu’alaihi wa
sallam pernah bersabda “Sesungguhnya do’a
seorang muslim kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah
doa’a yang mustajab (terkabulkan). Di sisi orang yang akan mendo’akan
saudaranya ini ada malaikat yang bertugas mengaminkan do’anya. Tatkala dia
mendo’akan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata: Amin.
Engkau akan mendapatkan semisal dengan saudaramu tadi.” (Shohih) Lihat Ash
Shohihah (1399): [Muslim: 48-Kitab Adz Dzikr wad Du’aa’, hal. 88; dijabarkan
kembali oleh Ust. Muh. Abduh Tuasikal M.Sc].
4.
Jangan Iri
Ketika
sahabat sholihah kita sedang mendapat nikmat dari Allah berupa kekayaan atau
prestasi tertentu, sepatutnya kita turut merasakan kebahagiaannya dengan
mendoakan agar nikmat tersebut sarat akan berkah, serta tak lupa meminta kepada
Allah agar kita juga diberi nikmat yang serupa tanpa berharap nikmat tersebut
hilang dari saudari kita. Disisi lain kita tidak boleh iri bahkan hasad
(berharap nikmat itu hilang dari saudari kita), sebab itu seperti tidak ridho
kepada ketentuan Allah. Padahal bukankah Allah yang lebih tahu mana yang terbaik untuk
diri-diri hamba-Nya untuk kini dan masa depan? Mari segera bergegas ‘tuk menyucikan
kembali hati kita dari noda-noda hasad yang mungkin tanpa sadar menghampiri.
Beberapa poin diatas adalah upaya
yang dapat kita lakukan untuk mempertahankan ukhuwah kita kepada sahabat
sholihah yang kita cintai karena Allah. Sebab kita tidak ingin berteman
dengannya hanya di dunia tapi juga di Jannah-Nya, insyaallah.
Tetap semangat menjadi baik dan beramar ma’ruf nahi munkar, lillahi ta’ala.
)Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). (QS:55:60) –
0 komentar