Teman Sholehah [Bagian ke-2]

by - 6:09 PM

.....
Lalu bagaimana kah kita bisa bertahan mengikat tali ukhuwah dengan mereka?

Walau bagaimanapun jarak memisahkan, akan ada selalu ruang yang membuatmu rindu pada teman sholihahmu. Tutur kata yang lembut, semangatnya mengajarkan agama ini, semangatnya menghafal quran dan memotivasi orang yang dicintai untuk turut merasakan hidayah, bagai virus yang tanpa sadar turut mewarnai pribadimu bahwa betapa akhlak yang baik itu sungguh begitu menenangkan.

1.      Tak Pergi Ketika Kecewa
Berinteraksi dengan orang sholihah yang taat agama dan baik akhlaknya, siapa yang tidak tahan berlama-lama? semua orang suka. Sekali kita akrab, jelas kita ingin terus-terusan berteman dengannya. Namun perlu kita ingat bahwa teman yang kita sayangi ini bukan orang yang sempurna dan bersih dari dosa. Dia hanyalah manusia biasa yang memiliki kelemahan dan kekurangan.
Kita pun meyakini bahwa iman itu fluktuatif, bertambah dengan keimanan dan berkurang dengan kemaksiatan. Ada kalanya mungkin suatu saat kita melihat dia –mungkin- melakukan kesalahan yang dulunya tak jemu dia nasehatkan kepada kita. Sebagai teman yang baik, maka kita tidak boleh menjauhinya justru kita harus ada disana menolongnya agar tidak larut dalam lubang kesalahan yang bisa mengugurkan pahala yang selama ini jatuh bangun ditabungnya. Menasehatinya sebagaimana dia selalu ada disana ketika kita yang jatuh dalam kubangan dosa.

credit to here

2.      Berprasangka Baik
Setiap yang dilakukan orang lain pasti ada alasannya, yang membedakannya adalah niat dan tujuannya.. baik atau buruk. Hal yang kita lihat tentu hanya yang dzohir dan kerapkali kita begitu mudah menghakimi seseorang berdasarkan apa yang terlihat. Ketika teman sholihah yang kita sayangi melakukan sesuatu yang membuat kita berasumsi negatif, maka menjadi bijak jika kita bergegas untuk bertanya langsung (tabayyun) sebelum benih-benih su’udzon itu tumbuh subur dalam hati kita. Ketika memang setelah tabayyun dianggap ada yang melenceng dari apa yang disyariatkan agama ini, maka disitulah waktunya kita memanfaatkan –celah- untuk mengajaknya kembali kepada jalan yang benar.

3.      Mendoakannya
Dalam deretan doa-doa kita, jangan lupa selipkan doa untuk teman sholihah kita semoga Allah senantiasa curahkan keistiqomahan padanya dalam belajar, mengamalkan, dan mengajarkan ilmu agama ini. Tak letih mendoakan diberbagai waktu mustajab, juga dalam keadaan dia tak mengetahuinya. Doa kebaikan itu insyaallah akan kembali juga kepada kita sekaligus sebagai bukti sayang kita kepadanya. Ada sebuah hadist yang dinarasikan oleh Shofwan bin ‘Abdillah bin Shofwan ketika berbicara dengan ibu mertuanya Ummu Darda menjelang kepergiannya ‘tuk melaksanakan ibadah Haji. Beliau Ummu Darda mengatakan bahwa:
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda “Sesungguhnya do’a seorang muslim kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah doa’a yang mustajab (terkabulkan). Di sisi orang yang akan mendo’akan saudaranya ini ada malaikat yang bertugas mengaminkan do’anya. Tatkala dia mendo’akan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata: Amin. Engkau akan mendapatkan semisal dengan saudaramu tadi.” (Shohih) Lihat Ash Shohihah (1399): [Muslim: 48-Kitab Adz Dzikr wad Du’aa’, hal. 88; dijabarkan kembali oleh Ust. Muh. Abduh Tuasikal M.Sc].

4.      Jangan Iri
Ketika sahabat sholihah kita sedang mendapat nikmat dari Allah berupa kekayaan atau prestasi tertentu, sepatutnya kita turut merasakan kebahagiaannya dengan mendoakan agar nikmat tersebut sarat akan berkah, serta tak lupa meminta kepada Allah agar kita juga diberi nikmat yang serupa tanpa berharap nikmat tersebut hilang dari saudari kita. Disisi lain kita tidak boleh iri bahkan hasad (berharap nikmat itu hilang dari saudari kita), sebab itu seperti tidak ridho kepada ketentuan Allah. Padahal bukankah Allah yang lebih tahu mana yang terbaik untuk diri-diri hamba-Nya untuk kini dan masa depan? Mari segera bergegas ‘tuk menyucikan kembali hati kita dari noda-noda hasad yang mungkin tanpa sadar menghampiri.

Beberapa poin diatas adalah upaya yang dapat kita lakukan untuk mempertahankan ukhuwah kita kepada sahabat sholihah yang kita cintai karena Allah. Sebab kita tidak ingin berteman dengannya hanya di dunia tapi juga di Jannah-Nya, insyaallah.

Tetap semangat menjadi baik dan beramar ma’ruf nahi munkar, lillahi ta’ala.

)Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). (QS:55:60) –
[diperoleh melalui dari sini]

#ODOPBatch7
#OneDayOnePost

You May Also Like

0 komentar

Blog Archive

Entri yang Diunggulkan

Ibrah: Orang-orang Pergi. Apakah Mereka Kembali?

Bismillah. Kepergian itu sulit. Tapi, kehilangan lebih sulit lagi. Mengapa orang-orang harus saling meninggalkan? Jawabannya membawa saya...

Nobody's perfect

Pengikut