Tentang Tarbiyah (Belajar Agama Islam) dan Seruan Kebaikan

by - 1:36 AM



Aku baru saja pulang dari menghadiri pengajian. Aku masyaallah larut kala ustadzah ummu husein membawakan materi tentang percaya atau yakin kepada Allah, sebagai bagian dari materi: pilar-pilar kepribadian seorang pejuang.


picture credit to here


Keyakinan adalah bentuk dari keimanan seseorang akan Rabb-Nya, terhadap apa yang dijanjikan-Nya lewat lisan Rasul-Nya. Keyakinan terhadap kalam Allah patut kita imani bahwasanya itu pasti terjadi (dengan izin-Nya), meski terkadang belum sesuai dengan kenyataan atau sulit diterima oleh akal.  Keyakinan utuh yang dimaksud sebagaimana ketika Abu Bakar as-Shiddiq, seorang sahabat Rasulullah yang mulia tanpa keraguan sedikitpun, menjadi yang pertama menyatakan keyakinannya akan perjalanan isra mi’raj Rasulullah, ketika sebagian besar penduduk Makkah mendustakan bahkan meragukan kebenarannya.

Tak hanya itu, termasuk juga keyakinan akan pertolongan Allah bahwa Allah akan menolong kaum muslimin yang tawakkal ilallah mengerjakan serta menyerukan kebajikan. Pertolongan Allah tak mesti selalu dengan materi, tapi nikmat kesehatan, dikelilingi dengan teman yang sholeh/ah, diberi kecukupan hidup, dan yang terpenting adalah nikmat iman, islam. Ketika kita turut serta mengajarkan orang lain tentang syariat agama ini termasuk risalah yang dibawa nabi-Nya (seruan mengamalkan sunnah-sunnah nabi), maka kita tidak boleh merasa apa yang kita lakukan itu menjadi sia-sia (tak ada guna) ketika berulang kali kita ditolak atau diacuhkan selama mengajak orang lain kepada kebaikan serta mencegahnya dari kemungkaran.
Allah ingin melihat proses yang kita lakoni. Sesering apapun kita ditolak, sungguh tak dapat dinafikan akan ada rasa sedih. Nabi pun pernah merasakan itu, ketika begitu gencar mensyiarkan untuk beribadah semata-mata hanya kepada Allah, kala penduduk Makkah masih memilih mengadakan sekutu dalam beribadah kepada-Nya. Namun kita perlu ingat, bahwa niat serta usaha untuk ber-amal ma ruf nahi munkar itu insyaallah sudah dicatat nilainya disisi Allah. famayya’mal mitsqola zarrotin khayroyyaroh. Maka hendaklah itu menjadi penyemangat kita, selalu. : )
Kita bisa ingat kembali betapa lamanya nabi Nuh mendakwahkan agama ini, 900 tahun lebih. Namun berapa banyak kah pengikutnya? Tak lebih dari 80an orang. Dan tentu risalah yang diberikan serta ujian yang dialami para nabi jauh lebih besar dari apa yang kita hadapi saat ini, maka semoga ini bisa menjadi pelipur kesedihan ketika orang yang kita sayang belum jua mau berhenti bermaksiat.. atau belum juga mau melakukan kebaikan, meski nyaris 100x mulut ini berbusa mengingatkan.
Bersabar.. bisa jadi diajakan ke 101x baru hatinya tersentuh.. terus luruskan niat, dan doakan... juga berusaha menjadi terlebih dahulu mengamalkan dan tunjukkan akhlak yang mulia.
Sungguh beruntung, apabila seseorang tergugah hatinya untuk menjemput hidayah (dengan izin Allah) melalui perantara kita. Tak terhitung betapa banyak pahala yang dapat kita tabung, tanpa harus mengurangi pahala orang yang melakukan kebaikan tersebut.

Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahih-nya, hadits dari sahabat Uqbah bin ‘Amr bin Tsa’labah radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893). – disadur dari muslim.or.id/27176-keutamaan-menunjukkan-kebaikan-kepada-orang-lain.html

Kita tentu tak yakin amalan shalat, tilawah, dan sedekah mana kita yang telah Allah terima. Bisa saja kita rajin sekali beribadah (hubungan dengan Allah sangat baik), tapi lisan kita sering menyakiti saudara seiman.. Maka dengan intropeksi diri dan mengajak orang lain kepada kebaikan, menjadi upaya kita untuk menambal amalan kebaikan kita dihari yang lalu, yang mungkin saja tercemar oleh riya’ (ingin dipuji) dan ujub (bangga diri). Wana’udzu billah min dzalik.

Terus belajar tentang agama ini.. tapi berusaha juga mengamalkannya, sebab belumlah kita ini dikatakan berilmu jika belum diamalkan
saling menyemangati untuk istiqomah- semoga selalu Allah curahkan iman dan husnul khatimah : )



#ODOPBatch7
#OneDayOnePost

You May Also Like

9 komentar

Blog Archive

Entri yang Diunggulkan

Ibrah: Orang-orang Pergi. Apakah Mereka Kembali?

Bismillah. Kepergian itu sulit. Tapi, kehilangan lebih sulit lagi. Mengapa orang-orang harus saling meninggalkan? Jawabannya membawa saya...

Nobody's perfect

Pengikut