Tentang penerimaan
Ada
kalanya kita melalui hari demi waktu butuh waktu sendiri. Atau memang pribadi
kita yang introvert, bukannya tidak suka keramaian dan anti sosial tapi merasa
energi terkuras habis begitu saja. Berujung pada kelelahan, entah kenapa bisa
demikian.
Sejak
bangku SD kita tentu diajarkan bahwa manusia itu makhluk sosial yang pasti
membutuhkan manusia lain dalam melangsungkan hidupnya. Sebuah kepastian bahwa
ke-solkar-an (red:solo karir) tak akan langgeng berjaya.
Ketika
diperhadapkan dengan kondisi diri yang sarat akan agenda dan target sementara
waktu juga makin kepepet, tak jarang kita memilih untuk fokus memperbaiki diri
dan menyelesaikannya satu per satu. Meski tak jarang kegagalan demi kegagalan
ditemui, sehingga kita seolah diminta belajar bersabar untuk menyelesaikan satu
per satu target tersebut.
Namun
tak jarang, dalam pandangan orang disekeliling kita.. kita bagai orang yang
gila kerja, sok sibuk, tak punya waktu untuk bersosialisasi. Ketika mendengar
itu rasanya langit mau runtuh, apa iya
diri ini se-apatis itu? Lalu yang ku ucapkan hanyalah permohonan maaf
sembari berupaya untuk lebih berefleksi. Orang disekeliling kita paling tahu
seberapa besar perubahan kita, sehingga menjadi penting untuk tetap
menghiraukan masukan serta nasehat mereka karena itu juga wujud sayang mereka
kepada kita.
credit pict to here
Yes,
kita jadi belajar menelaah dan memutar kembali ingatan tentang apa yang sudah
kita lakukan. Namun disamping itu, teman kita juga perlu tahu tentang kepribadian
kita yang sebenarnya tidak lah anti sosial.. introvert humanist isnt a sin. Selain itu juga perlu paham tentang
diri kita.. yang mungkin butuh berulang kali belajar baru bisa memahami
sesuatu, yang mungkin tidak seperti kebanyakan orang. Ootomatis butuh jam
belajar lebih lama dibanding orang lain yang istilahnya cepet nangkap. Belum
lagi kegagalan demi kegagalan yang tiap hari dilalui, amanah-amanah yang
memerlukan tanggungjawab besar, desakan demi desakan yang bergiliran
menyambangi chat whatsapp setiap hari, menghadirkan kekalutan sendiri dalam
pikiran. Mungkin banyak potongan cerita
yang tidak sepenuhnya sampai dalam radarnya. Bagi mereka yang sulit berbagi
karena dirasa konten aib-nya jauh
lebih besar, rasanya tidak apa-apa. Asal tetap memberi pengertian semudah dan
semampunya, agar tidak terjadi misscomm
jangka panjang dengan orang disekelilingnya, juga tetap menyediakan waktu untuk
orang-orang yang menyayangi kita. time is
precious gift.
Bagaimanapun sangat menyesakkan dada apabila
penerimaan itu tak hadir dari orang yang kita sayangi, meski terkadang kita
gelagapan menyelesaikan masalah demi masalah sebab terlalu private untuk
dibagi. Mungkin kita juga belum bisa menerima atau memaklumi sifat dari sejumlah
orang yang menyayangi kita, refleksi dan perenungan sungguh sangat diperlukan. Yess!
Semua butuh proses, yang terpenting terus belajar
#ODOPBatch7
#OneDayOnePost
5 komentar
Bagus tulisannya ^^
BalasHapusSetuju,introvert bukan berarti ansos.
BalasHapusMantap kak, menginspirasi #semangat
BalasHapusBetul, setuju...semua butuh proses hehe semangattttt
BalasHapusbaguss, semangat menulis...
BalasHapus