Tentang penerimaan

by - 1:45 AM

Ada kalanya kita melalui hari demi waktu butuh waktu sendiri. Atau memang pribadi kita yang introvert, bukannya tidak suka keramaian dan anti sosial tapi merasa energi terkuras habis begitu saja. Berujung pada kelelahan, entah kenapa bisa demikian.

Sejak bangku SD kita tentu diajarkan bahwa manusia itu makhluk sosial yang pasti membutuhkan manusia lain dalam melangsungkan hidupnya. Sebuah kepastian bahwa ke-solkar-an (red:solo karir) tak akan langgeng berjaya.

Ketika diperhadapkan dengan kondisi diri yang sarat akan agenda dan target sementara waktu juga makin kepepet, tak jarang kita memilih untuk fokus memperbaiki diri dan menyelesaikannya satu per satu. Meski tak jarang kegagalan demi kegagalan ditemui, sehingga kita seolah diminta belajar bersabar untuk menyelesaikan satu per satu target tersebut.

Namun tak jarang, dalam pandangan orang disekeliling kita.. kita bagai orang yang gila kerja, sok sibuk, tak punya waktu untuk bersosialisasi. Ketika mendengar itu rasanya langit mau runtuh, apa iya diri ini se-apatis itu? Lalu yang ku ucapkan hanyalah permohonan maaf sembari berupaya untuk lebih berefleksi. Orang disekeliling kita paling tahu seberapa besar perubahan kita, sehingga menjadi penting untuk tetap menghiraukan masukan serta nasehat mereka karena itu juga wujud sayang mereka kepada kita.

credit pict to here


Yes, kita jadi belajar menelaah dan memutar kembali ingatan tentang apa yang sudah kita lakukan. Namun disamping itu, teman kita juga perlu tahu tentang kepribadian kita yang sebenarnya tidak lah anti sosial.. introvert humanist isnt a sin. Selain itu juga perlu paham tentang diri kita.. yang mungkin butuh berulang kali belajar baru bisa memahami sesuatu, yang mungkin tidak seperti kebanyakan orang. Ootomatis butuh jam belajar lebih lama dibanding orang lain yang istilahnya cepet nangkap. Belum lagi kegagalan demi kegagalan yang tiap hari dilalui, amanah-amanah yang memerlukan tanggungjawab besar, desakan demi desakan yang bergiliran menyambangi chat whatsapp setiap hari, menghadirkan kekalutan sendiri dalam pikiran.  Mungkin banyak potongan cerita yang tidak sepenuhnya sampai dalam radarnya. Bagi mereka yang sulit berbagi karena dirasa konten aib-nya jauh lebih besar, rasanya tidak apa-apa. Asal tetap memberi pengertian semudah dan semampunya, agar tidak terjadi misscomm jangka panjang dengan orang disekelilingnya, juga tetap menyediakan waktu untuk orang-orang yang menyayangi kita. time is precious gift.

Bagaimanapun sangat menyesakkan dada apabila penerimaan itu tak hadir dari orang yang kita sayangi, meski terkadang kita gelagapan menyelesaikan masalah demi masalah sebab terlalu private untuk dibagi. Mungkin kita juga belum bisa menerima atau memaklumi sifat dari sejumlah orang yang menyayangi kita, refleksi dan perenungan sungguh sangat diperlukan. Yess! Semua butuh proses, yang terpenting terus belajar 

#ODOPBatch7
#OneDayOnePost

You May Also Like

5 komentar

Blog Archive

Entri yang Diunggulkan

Ibrah: Orang-orang Pergi. Apakah Mereka Kembali?

Bismillah. Kepergian itu sulit. Tapi, kehilangan lebih sulit lagi. Mengapa orang-orang harus saling meninggalkan? Jawabannya membawa saya...

Nobody's perfect

Pengikut