“Anak muda palsu” nih

by - 12:45 AM


sourch pict is from here
Tiba-tiba aku jadi ingat film besutan sineas Makassar yang dirilis beberapa bulan yang lalu pasca ied fitri. Bagi orang yang memahami dialeg Makassar, melihat trailer-nya  yout*be saja  sudah bisa bikin ketawa saking kocaknya, hehehe... Kisahnya tentang empat mahasiswa tingkat akhir dengan karakter berbeda-beda yang berusaha untuk meninggalkan kampus sebab sudah sampai diberi gelar “mahasiswa tua” oleh dosennya x_X
Tapi tulisan kali ini ga akan sama sekali me-review filmnya tapi lebih ke citra diri kita. Usia anak muda itu berapa sih menurut teman-teman? Apakah hanya mereka yang berseragam putih abu-abu, mereka yang berjuang mengejar toga S-1 dengan usia yang semestinya, atau mereka yang masih berusia 26-36 pun masih bisa dikatakan muda?
Aku pribadi menganggap mungkin batasnya hingga di line usia 29-32 tahun. Bisa jadi kita sering dengar ungkapan usia 70 namun jiwa 20 tahun. Nah, ungkapan itu cucok meong sekali untuk menyemangati kita (yang secara usia masih muda) untuk ga mager-mageran terlalu lama diusia cemerlang ini. Sebab, memang sih mereka yang umurnya sudah mencapai lebih setengah abad sebagian sering berkata: jiwa mungkin masih merasa 20 tahun, tapi.. tentu segala aktivitas fisik sudah mulai terbatas, begitupun juga ingatan, ditambah lagi pantangan yang makin banyak. Seiring meningkatnya usia, kita jadi sering sakit-sakitan.. tanggungjawab mungkin ga sebanyak sebelumnya, tapi rupanya kita makin terbatas pergerakannya disebabkan fisik kita yang ga memungkinkan lagi untuk menemani kita mengejar cita demi cita yang belum kesampaian.
Merenungi hal tersebut, menjadi sangat penting bagi kita yang merasa masih “muda” terlebih dari  segi usia, untuk segera sadar sesadar-sadarnya (terutama akuuu yang bentar lagi 26 v_V) untuk memaksimalkan jatah usia yang Allah masih kasi. Selain kita ga tau matinya kapan dan sudah sepede apa kita dengan bekal yang  udah dipersiapkan menuju akhirat, kita harus  sadar untuk bisa memaksimalkan usia produktif ini untuk melakukan yang terbaik. Kita kudu belajar punya target dan belajar ‘tuk berusaha meraihnya. Bagaimana kita berjuang melawan kemalasan, ke-mager-an, prokrastinasi (menunda-nunda), sebab kita yakin kalo kita tuh ga selamanya sehat, kita punya cita-cita yang banyak tapi kita harus sadar kalo kita punya batas waktu  (saat menua).
Mereka yang suka mencibir, merendahkan, menghina fisik juga serangkaian perkataan yang bisa bikin kita baper dan moody. Kita  harus bertahan dan perlahan belajar menyikapinya dengan santun dan bijak, karena kalo kita terus-terusan baper dan emosi.. kita bakalan sulit untuk maju-bergerak mewujudkan mimpi-mimpi kita karena pikiran kita malah  tersedot ke masalah tersebut. Karya atau kontribusi apakah yang sudah kita beri untuk agama dan bumi pertiwi? Bekal akhirat sebanyak apakah yang sudah kita persiapkan? Jangan sampai kita hanya sibuk mengomentari kinerja pemerintah atau ustad ini dan itu tapi dalam keseharian kita hanya mahasiswa atau kaum muda yang mager-mageran tinggalin tempat tidur dan sibuk memandangi feed media sosial misalnya. Nampaknya ada yang salah bukan?
 Ketika diberi ujian verbal atau ujian hidup lainnya, mungkin bikin kita terpuruk berhari-hari. Ga apa-apa kita menangis, kita sedih, asal... kita berusaha bangkit dengan kedua kaki kita, kita masih punya Allah yang selalu mendengarkan doa-doa kita, Kita perlu ingat, anak muda itu ga ada yang lembek.. sebab gimana dia mau membangun negeri ini? meski lewat cara yang sederhana. Anak muda muslim itu ga ada yang membiarkan dirinya galau terlalu lama.. sebab dia punya Allah. : ) Ingat loh, kita punya saudara-juga orang tua-(juga mimpi) yang mungkin udah berkorban terlalu banyak (uang, ego, dan perasaan) untuk diri dan mimpi kita, yang perlu dibahagiakan dan menuntut pembuktian. Yes, aku jadi ingat sebuah kutipan hal yang berharga itu perlu pengorbanan yang luar biasa. Mungkin uang.. waktu.. bahkan tenaga. Maka mari kita  bersabar, mensyukuri dengan tidak menyia-nyiakan apa yang sudah kita raih dan miliki hingga detik ini.
Kutipan habiskan jatah gagal di usia mudamu, semoga bisa bikin kita ga terlalu lama terpuruk akan sebuah kegagalan. Kegagalan kemarin semoga bisa jadi bahan belajar luar biasa untuk menjadi lebih baik lagi dihari ini dan esok hari. Oleh karena itu, tulisan ini sebenarnya pengingat buat aku. Dilain waktu ketika lagi moodie aku bakalan main kesini lagi dan berharap semangat lagi, juga berharap kamu pun ikut tersuntik semangat nya yaa.. Jangan galau-galau lagi yaa, jangan kasi kesempatan buat syaithon terkutuk untuk membuat kita menjadi semakin lemah, karena kita punya Allah dan kita insyaallah bukan “anak muda palsu “: )
#ODOPBatch7
#OneDayOnePost
*mohon masukannya kak, terima kasih sudah berkunjung

You May Also Like

2 komentar

  1. Siaaap ... Bagus tulisannya kak 👍🤝😊salam kenal dr Tokyo

    BalasHapus
  2. jadilah orang yang produktif dan berkarya selagi masih muda. biarpun usia tua tapi jiwa tetap muda. Semangaat berkarya ya.. salam dari Tokyo

    BalasHapus

Blog Archive

Entri yang Diunggulkan

Ibrah: Orang-orang Pergi. Apakah Mereka Kembali?

Bismillah. Kepergian itu sulit. Tapi, kehilangan lebih sulit lagi. Mengapa orang-orang harus saling meninggalkan? Jawabannya membawa saya...

Nobody's perfect

Pengikut