“Anak muda palsu” nih
sourch pict is from here
Tiba-tiba aku jadi ingat film
besutan sineas Makassar yang dirilis beberapa bulan yang lalu pasca ied fitri. Bagi
orang yang memahami dialeg Makassar, melihat trailer-nya yout*be saja sudah bisa bikin ketawa saking kocaknya, hehehe...
Kisahnya tentang empat mahasiswa tingkat akhir dengan karakter berbeda-beda
yang berusaha untuk meninggalkan kampus sebab sudah sampai diberi gelar “mahasiswa
tua” oleh dosennya x_X
Tapi tulisan kali ini ga akan sama
sekali me-review filmnya tapi lebih
ke citra diri kita. Usia anak muda itu berapa sih menurut teman-teman? Apakah
hanya mereka yang berseragam putih abu-abu, mereka yang berjuang mengejar toga
S-1 dengan usia yang semestinya, atau mereka yang masih berusia 26-36 pun masih
bisa dikatakan muda?
Aku pribadi menganggap mungkin batasnya
hingga di line usia 29-32 tahun. Bisa
jadi kita sering dengar ungkapan usia 70
namun jiwa 20 tahun. Nah, ungkapan itu cucok
meong sekali untuk menyemangati kita (yang secara usia masih muda) untuk ga
mager-mageran terlalu lama diusia cemerlang ini. Sebab, memang sih mereka yang
umurnya sudah mencapai lebih setengah abad sebagian sering berkata: jiwa mungkin masih merasa 20 tahun, tapi..
tentu segala aktivitas fisik sudah mulai terbatas, begitupun juga ingatan,
ditambah lagi pantangan yang makin banyak. Seiring meningkatnya usia, kita jadi
sering sakit-sakitan.. tanggungjawab mungkin ga sebanyak sebelumnya, tapi
rupanya kita makin terbatas pergerakannya disebabkan fisik kita yang ga
memungkinkan lagi untuk menemani kita mengejar cita demi cita yang belum
kesampaian.
Merenungi hal tersebut, menjadi
sangat penting bagi kita yang merasa masih “muda” terlebih dari segi usia, untuk segera sadar sesadar-sadarnya
(terutama akuuu yang bentar lagi 26 v_V) untuk memaksimalkan jatah usia yang
Allah masih kasi. Selain kita ga tau matinya kapan dan sudah sepede apa kita
dengan bekal yang udah dipersiapkan
menuju akhirat, kita harus sadar untuk
bisa memaksimalkan usia produktif ini untuk melakukan yang terbaik. Kita kudu belajar
punya target dan belajar ‘tuk berusaha meraihnya. Bagaimana kita berjuang
melawan kemalasan, ke-mager-an, prokrastinasi (menunda-nunda), sebab kita yakin
kalo kita tuh ga selamanya sehat, kita punya cita-cita yang banyak tapi kita
harus sadar kalo kita punya batas waktu (saat menua).
Mereka yang suka mencibir,
merendahkan, menghina fisik juga serangkaian perkataan yang bisa bikin kita
baper dan moody. Kita harus bertahan dan perlahan belajar
menyikapinya dengan santun dan bijak, karena kalo kita terus-terusan baper dan
emosi.. kita bakalan sulit untuk maju-bergerak mewujudkan mimpi-mimpi kita
karena pikiran kita malah tersedot ke
masalah tersebut. Karya atau kontribusi apakah yang sudah kita beri untuk agama
dan bumi pertiwi? Bekal akhirat sebanyak apakah yang sudah kita persiapkan? Jangan
sampai kita hanya sibuk mengomentari kinerja pemerintah atau ustad ini dan itu tapi
dalam keseharian kita hanya mahasiswa atau kaum
muda yang mager-mageran tinggalin tempat tidur dan sibuk memandangi feed media sosial misalnya. Nampaknya ada yang salah bukan?
Ketika
diberi ujian verbal atau ujian hidup lainnya, mungkin bikin kita terpuruk
berhari-hari. Ga apa-apa kita menangis, kita sedih, asal... kita berusaha
bangkit dengan kedua kaki kita, kita masih punya Allah yang selalu mendengarkan
doa-doa kita, Kita perlu ingat, anak muda itu ga ada yang lembek.. sebab gimana
dia mau membangun negeri ini? meski lewat cara yang sederhana. Anak muda muslim
itu ga ada yang membiarkan dirinya galau terlalu lama.. sebab dia punya Allah.
: ) Ingat loh, kita punya saudara-juga orang tua-(juga mimpi) yang mungkin udah
berkorban terlalu banyak (uang, ego, dan perasaan) untuk diri dan mimpi kita, yang
perlu dibahagiakan dan menuntut pembuktian. Yes, aku jadi ingat sebuah kutipan hal yang berharga itu perlu pengorbanan yang
luar biasa. Mungkin uang.. waktu.. bahkan tenaga. Maka mari kita bersabar, mensyukuri dengan tidak
menyia-nyiakan apa yang sudah kita raih dan miliki hingga detik ini.
Kutipan habiskan jatah gagal di usia mudamu, semoga bisa bikin kita ga
terlalu lama terpuruk akan sebuah kegagalan. Kegagalan kemarin semoga bisa jadi
bahan belajar luar biasa untuk menjadi lebih baik lagi dihari ini dan esok
hari. Oleh karena itu, tulisan ini sebenarnya pengingat buat aku. Dilain waktu
ketika lagi moodie aku bakalan main
kesini lagi dan berharap semangat lagi, juga berharap kamu pun ikut tersuntik
semangat nya yaa.. Jangan galau-galau lagi yaa, jangan kasi kesempatan buat syaithon terkutuk untuk membuat kita
menjadi semakin lemah, karena kita punya Allah dan kita insyaallah bukan “anak muda palsu “: )
#ODOPBatch7
#OneDayOnePost
*mohon masukannya kak, terima kasih sudah berkunjung
*mohon masukannya kak, terima kasih sudah berkunjung
2 komentar
Siaaap ... Bagus tulisannya kak 👍🤝😊salam kenal dr Tokyo
BalasHapusjadilah orang yang produktif dan berkarya selagi masih muda. biarpun usia tua tapi jiwa tetap muda. Semangaat berkarya ya.. salam dari Tokyo
BalasHapus