Pejuang kesabaran

by - 11:25 PM


Setiap orang memiliki ujiannya masing-masing. Ada yang diuji dengan anak, uang, kekuasaan, kepintaran dan penampilannya yang menawan.  Tidak banyak yang memilih untuk berkeluh kesah di media sosialnya. Fine.. mungkin dia akan merasa lebih plong, ya meskipun ramai pembaca namun besar kemungkinan sunyi bahkan tiada solusi daripadanya.  Namun tidak sedikit juga yang memilih bersabar dan berhusnudzon kepada ketetapan Rabbnya.
Berat.
Berat memang.
Tiap hari kita berkutat menyelesaikan satu demi satu ujian. Namun pembedanya berada pada semangat dan kesabaran yang tiada berbatas. Tidak ada pilihan lain selain menghadapinya, sebagai seorang muslim maka menyerah tentu bukanlah pilihan. Yes, kita tidak selembek lembaran kerupuk gado-gado. Meskipun ngos-ngosan, mari paksa diri untuk optimis, untuk belajar menikmati ritme-(ujian)nya dan ajak akal untuk bisa bernalar lebih jauh bahwa oh.. dunia ini hanya sementara, insyaallah akan berujung dan segala yang diputuskan Allah pastilah indah dan penuh dengan barokah.

picture is taken from here

Allah ingin melihat bagaimana kita melalui ujian tersebut, yes.. bagaimana kita melalui prosesnya. Tentu banyak pilihan, namun tidak semua diridhoi Allah. Maka ini adalah titik beratnya, ketika tauhid (keyakinan kita kepada Allah dan mengimani sifat-sifatNya) kita diuji. Benarkah kita benar-benar percaya Allah Maha Memberi Rezeki? percaya Allah Maha melihat (usaha kita yang maksimal)? percaya Allah mengabulkan doa?  Dan tentu untuk menjawab semua itu tak semudah digambarkan dengan lisan semata, namun butuh tindakan nyata kita. Maka beruntunglah mereka yang menjadikan sabar dan shalat sebagai penolongnya.
Kejujuran, ketelatenan, produktivitas, manajemen waktu, semangat adalah sejumlah kecil dari banyaknya pelajaran yang Allah ingin kita naik kelas daripadanya melalui ujian kehidupan yang disajikannya. Apabila kita gagal, tentu kita tak akan naik kelas dan masih akan melalui ujian-ujian itu hingga mencapai titik dimana kita tak lagi menganggapnya sebagai beban.
Ketergantungan kita kepada Allah sangat besar. Suka maupun duka,  sungguh sangat mudah bagi Allah untuk memutarbalikkannya kapanpun Dia berkehendak. Maka pada dasarnya sangat beruntunglah mereka yang beriman dengan benar, ketika dia diuji maka dia mampu bersabar dan ketika diberi nikmat dia mampu bersyukur dengan sebenar-benarnya syukur. Keduanya ternilai sebagai berkah dalam kacamata orang yang beriman. Diri yang masih tertatih-tatih dalam melalui ujian demi ujian hidup, jangan sampai terbersit.. jangan sampai terucapkan, kenapa saya ya Allah? karena dalam pandangan Allah hanya kita yang bisa melaluinya, orang lain belum tentu bisa. Jawaban ini kutemui melalui ceramah salah satu ustad yang masyaallah. 
Serapuh-rapuhnya diri, tak mengapa.. menangislah.. tapi ajak dan paksa diri untuk bangkit kembali, kita hidup untuk berupaya bagaimana agar segala yang kita lakukan saat bangun hingga tidur kembali dicatat malaikat Allah sebagai amalan kebaikan, maka ingat kembali.. Betapa celaka diri ini apabila hari ini jauh lebih buruk dibanding kemarin. Betapa rugi diri ini apabila hari ini sama saja dengan hari kemarin (credit to the owner). The point is...  jangan –galau- terlalu lama, sebab Allah selalu ada, memberikan nafas dipagi buta sebagai salah satu bekal kita untuk memperbaiki dan memaksimalkan  potensi dihari ini. Bertemanlah dengan kesabaranmu, nikmati sujud demi sujudmu, perbaiki hubungan dengan Rabb-Mu, perbaiki kondisi hatimu. Semoga pelangi segera menghampirimu, dengan sejuta kejutan yang membuatmu bersyukur pernah melalui ujian demi ujian dihari ini. Selamat bermesraan dengan Rabb-Mu. Selamat mendewasakan diri, untukku pribadi dan untukmu  ^^

#ODOPBatch7
#OneDayOnePost
mohon masukannya ya teman-teman, nuhun :)

You May Also Like

0 komentar

Blog Archive

Entri yang Diunggulkan

Ibrah: Orang-orang Pergi. Apakah Mereka Kembali?

Bismillah. Kepergian itu sulit. Tapi, kehilangan lebih sulit lagi. Mengapa orang-orang harus saling meninggalkan? Jawabannya membawa saya...

Nobody's perfect

Pengikut