Ramadhan dan Muharram

by - 1:59 AM


Tidak terasa sudah hampir empat bulan  kita berlalu dari bulan yang agung, Ramadhan. Tak lama lagi Muharram, sang pengawal di tahun hijriyah pun akan berpaling. Banyak suka duka yang terjadi selepas kepergian Ramadhan, tentang hari kemenangan, hingga sejumlah momen berpulangnya tokoh-tokoh nasional dan alim ulama tercinta ke –haribaan-Nya. Ya, bagaimana pun, sedih ataupun senang, semua sementara, semua Allah yang cipta dan memang hanya kepada-Nya kembalinya kita semua.

pict is taken from here

Lebih dari sekedar itu, aku saat ini sungguh merindukan bulan Ramadhan yang agung. Aku merindukan spirit beribadah di dalamnya, meski ku akui kala itu terkadang uring-uringan pengen masuk lab buat penelitian tapi  qadarullah belum bisa karena luka jahit yang cukup panjang di tangan kananku masih bahaya dipake nge-lab. Pengen ngetik belum bisa maksimal, sebab masih kesulitan. Pada akhirnya waktu benar-benar tertuju kepada Ramadhan yang mulia. Aku merindukan semuanya, mulai pagi hingga berjumpa pagi kembali. Semuanya menenangkan.

Hingga pada saatnya hari demi hari selepas kepergian Ramadhan dilalui, aku merasakan ketidakstabilan diri seiring kesehatan demi kesehatan yang Allah kembali kucurkan padaku. Seharusnya semakin sehat maka semakin semangat pula mendekat kepada-Nya. Ingin rasanya ku bisa beribadah maksimal, namun segalanya terbentuk dari sejumlah tanggungjawab yang telah kulewatkan sekian bulan. Ditambah ajakan demi ajakan untuk menyempurnakan separuh agama yang cukup menyita perhatian. Belum lagi kerinduan untuk turut serta istiqamah belajar agama dan mengajarkannya kepada orang lain, sebab ku tahu masa muda tak datang dua kali dan inilah masa emas.. masa muda.. masa produktif untuk belajar dan mengajarkan perintah Allah (red: mengisi kajian atau mengajar tahsin), namun semuanya itu kerap membuatku kelimpungan mengisi 24/7.

yang dikehendaki oleh Islam adalah sebagian besar waktuku, hampir seluruh hartamu, dan segarnya Masa Mudamu. Islam menghendaki keseluruhan dirimu. Islam menghendakimu saat kamu bertenaga bukan saat loyo. Islam menghendaki masa mudamu, masa kuatmu, dan masa perkasamu, bukan masa  rentamu. Islam menghendaki semua yang terbaik, termulia, dan teragung darimu (disadur dari buku : “Kepada Aktivis Muslim” – Oleh Dr. Najih Ibrahim)

Pada akhirnya semuanya bermuara besarnya makna dari perjuangan. Selalu ada pengorbanan yang kita upayakan dari setiap hal yang kita inginkan, yang kita perjuangkan dalam wujud materi, tenaga, dan yang paling berharga adalah waktu. Godaan demi godaan kala ramadhan mungkin tidak begitu besar, sebab kala itu para syaithon dibelenggu. Kini kala segalanya telah berbeda 360 C, asupan shalat-sabar-ilmu-dzikir-amal sholeh menjadi sarana untuk senantiasa menguatkan iman menjalani tantangan dan ujian hari demi hari yang bertaburan. Betul memang kita hidup untuk diuji, tapi yang terpenting adalah bagaimana kita bisa bertahan ditengah ujian itu. Maka rugilah kita apabila kita mengandalkan diri sendiri, sebab segala kekuatan adalah miliknya. Tanpa interaksi dengan-Nya, kejenuhan dan kesedihan tak berujung akan menyelimuti jiwa. Rasanya kering kerontang tanpa hujan. Maka...  jika ramadhan senantiasa dirindu, mungkin itu pertanda.. kalau Allah rindu ketaatan dan maskimalnya ibadah kita dahulu. jika ujian datang bertalu-talu, mungkin itu pertanda untuk kencangkan sabar dan syukur agar taat tak mudah luruh. Semangat menghidupkan Ramadhan sepanjang tahun.
Sulit memang. Tapi ada Allah.
Berat memang. Tapi ini hanya dunia.
Sabar dan shalat. Sejatinya penolong diantara rumitnya segunung masalah.


Yaa Hayyu Yaa Qoyyum, bi-rohmatika as-taghiits, wa ash-lih lii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin Abadan.

“Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri (tidak butuh segala sesuatu), dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekali pun sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan dariMu).” (Dibaca 1 x saat dzikir pagi dan petang hari)—credit to: https://rumaysho.com/1636-bacaan-dzikir-pagi.html

#ODOPBatch7#OneDayOnePost

You May Also Like

4 komentar

Blog Archive

Entri yang Diunggulkan

Ibrah: Orang-orang Pergi. Apakah Mereka Kembali?

Bismillah. Kepergian itu sulit. Tapi, kehilangan lebih sulit lagi. Mengapa orang-orang harus saling meninggalkan? Jawabannya membawa saya...

Nobody's perfect

Pengikut