(Usah) Berduka Terlalu Lama

by - 8:55 PM

Gurat senyum meredup seketika
Tiada cahaya, polos tak punya aura
Satu bayang menari-nari depan pandangan
Pejam sesaat, diam berkerut kesakitan

Satu nama, hanya satu-satunya nama
Terbersit, terucap, lirih terbata-bata
Manisnya dunia, tumbang seketika
Tiada ingin, selain perih tercabut saat itu juga  
Memohon tiada henti dengan pengharapan penuh kepada-Nya

Menerawang napak tilas hidup dipergunakan
Yang kemarin sore hingga yang telah lampau dimakan usia
Muhasabah kembali mungkin khilaf bersorak merajainya
Toh cobaan datang ingin gugurkan setumpuk nafsu yang terbujuk godaan setan

Merajuk terus merayu kepada Sang Penguasa
Betapa mengharap lelap namun sulitnya setengah mati
Ingin bangkit namun daya tak memenuhi porsi
Cukuplah terjaga tak berdaya bersama tumpukan kapuk tak berdosa

Jemari coba menjejari huruf-huruf pendulang pahala
Suara penuh makna terlantun membahana
Ada haru dan sesal yang menyeruak didalamnya
Seolah Tuhan tahu cara agar diri tak lalai mengingatNya, menolak lupa
Bagai tetesan air surgawi menyejukkan pening yang menyelimuti
Begitu mudah menghilang padahal tadi meringis menahan perih
Wahai Penjaga diri,
Mana lagi anak Adam yang mampu menandingi derasnya Cinta-Mu yang tak henti-hentinya menghujani
Tak peduli diri jatuh bangun berulang kali
Dekapan itu datang melenyapkan perih yang menggelayuti


Cukup. Cukup dengan Mengingat-Nya, duka itu tumbang bersama muhasabah yang sebenar-benarnya.

You May Also Like

0 komentar

Blog Archive

Entri yang Diunggulkan

Ibrah: Orang-orang Pergi. Apakah Mereka Kembali?

Bismillah. Kepergian itu sulit. Tapi, kehilangan lebih sulit lagi. Mengapa orang-orang harus saling meninggalkan? Jawabannya membawa saya...

Nobody's perfect

Pengikut