Jangan Beri Harapan
May,
2017.
Aku
teringat pada seorang temanku di kampus.
Pernah suatu hari saya dan dia
beriringan mengunjungi kediaman seorang profesor selepas ied adha. Selama
perjalanan dia banyak mempertanyakan tentang aktivitasku di kantor, termasuk
siapa teman akrabku, dan masih banyak lagi. Aku bercerita saja apa adanya.
Hingga akhirnya dia memberiku sebuah pesan, “Khofiyaa hati-hati jika bergaul
dengan kaum adam. Jangan pernah beri harapan jika pada dasarnya memang tak
ingin dan belum mampu untuk serius”.
Aku
teringat kata-kata itu hampir setahun kemudian. Aku tak yakin bahwa saya punya
sesuatu yang mungkin ‘wow’ dilihat orang lain. Saya ini punya banyak kelemahan
dan tidak sepenuhnya percaya jika seseorang tiba-tiba mendekat seolah tak akan
mundur jika tahu segalanya. Yah.. kecuali mungkin jodoh saya kelak ^_^ Alhamdulillah
saat masih berstatus mahasiswa, belum pernah ada yang memberikan sinyal “peduli
diluar batas teman” dengan cara yang kekanak-kanakan kepadaku. Jika memang ada,
maka syukur Alhamdulillah ia akan jatuh cinta dengan gentle. Tidak
dengan cara murahan misalnya, berani blak-blakan bilang suka, namun tidak ada
niatan untuk meng-khitbah. Hm…..
Kata-kata
itu seperti menegur saya. Mungkin diri tanpa sadar terlalu baik kepada
seseorang, padahal diri tidak ada maksud apa-apa, sehingga hati berkata “jangan
seperti itu, nanti dia merasa diberi harapan”. Well itu adalah sesuatu yang
selalu terngiang, dan membuatku merenung.
Bahwa sudah seyogyanya seorang wanita menjaga diri dari semua aktivitas
berkhalwat yang justru dapat mengundang celah setan. Misalnya chatting dengan lawan jenis-nonmahram-
untuk sesuatu yang tidak penting, atau sebenarnya tidak perlu diperbincangkan,
atau bahkan sampai bertemu dan berduaan. Hm.. sungguh self remind yang perlu dicatat. Mungkin
benar jika kita mungkin hanya berteman biasa, namun siapa yang bisa menjamin
jika setan sudah menjadi pihak ketiga?
Baik di dunia maya apalagi di dunia nyata. Jika terlanjur sering chatting-an, maka tidak ada salahnya
seorang wanita mencoba membuat limit duluan.
Tak usah takut dibilang sombong, ASAL.. kita mampu menjelaskan kepadanya dengan
cara yang santun. “Jika kita “terlalu mudah” memberi celah-, maka jangan kecewa
jika kita akan sering dipermainkan. Jika kita berani dan teguh menjaga diri,
maka lelaki juga akan menghormati kita. Baik sebelum bahkan ketika kita kelak
sudah menikah atau berstatus sebagai pasangan.” Begitu secarik kutipan yang
disampaikan Ust. Khalid Basalamah dalam sebuah kajian. (:
Whoaa…
semoga Allah selalu menjaga para muslimah dari was-was setan. Sebab Allah telah
memerintahkan kita untuk menjaga pandangan dan kehormatan (QS:An-Nuur:31) dan
begitupun kaum adam diminta untuk menjaga pandangan (QS:An-Nuur:30). Stay alert, muslimah (:
0 komentar