Jangan Beri Harapan

by - 11:44 PM

May, 2017.
Aku teringat pada seorang temanku  di kampus. Pernah suatu  hari saya dan dia beriringan mengunjungi kediaman seorang profesor selepas ied adha. Selama perjalanan dia banyak mempertanyakan tentang aktivitasku di kantor, termasuk siapa teman akrabku, dan masih banyak lagi. Aku bercerita saja apa adanya. Hingga akhirnya dia memberiku sebuah pesan, “Khofiyaa hati-hati jika bergaul dengan kaum adam. Jangan pernah beri harapan jika pada dasarnya memang tak ingin dan belum mampu untuk serius”.

Aku teringat kata-kata itu hampir setahun kemudian. Aku tak yakin bahwa saya punya sesuatu yang mungkin ‘wow’ dilihat orang lain. Saya ini punya banyak kelemahan dan tidak sepenuhnya percaya jika seseorang tiba-tiba mendekat seolah tak akan mundur jika tahu segalanya. Yah.. kecuali mungkin jodoh saya kelak ^_^ Alhamdulillah saat masih berstatus mahasiswa, belum pernah ada yang memberikan sinyal “peduli diluar batas teman” dengan cara yang kekanak-kanakan kepadaku. Jika memang ada, maka syukur Alhamdulillah ia akan jatuh cinta dengan gentle. Tidak dengan cara murahan misalnya, berani blak-blakan bilang suka, namun tidak ada niatan untuk meng-khitbah. Hm…..

Kata-kata itu seperti menegur saya. Mungkin diri tanpa sadar terlalu baik kepada seseorang, padahal diri tidak ada maksud apa-apa, sehingga hati berkata “jangan seperti itu, nanti dia merasa diberi harapan”. Well itu adalah sesuatu yang selalu terngiang, dan membuatku merenung.  Bahwa sudah seyogyanya seorang wanita menjaga diri dari semua aktivitas berkhalwat yang justru dapat mengundang celah setan. Misalnya chatting dengan lawan jenis-nonmahram- untuk sesuatu yang tidak penting, atau sebenarnya tidak perlu diperbincangkan, atau bahkan sampai bertemu dan berduaan. Hm.. sungguh self remind yang perlu dicatat. Mungkin benar jika kita mungkin hanya berteman biasa, namun siapa yang bisa menjamin jika setan sudah menjadi pihak ketiga?  Baik di dunia maya apalagi di dunia nyata. Jika terlanjur sering chatting-an, maka tidak ada salahnya seorang wanita mencoba membuat limit duluan. Tak usah takut dibilang sombong, ASAL.. kita mampu menjelaskan kepadanya dengan cara yang santun. “Jika kita “terlalu mudah” memberi celah-, maka jangan kecewa jika kita akan sering dipermainkan. Jika kita berani dan teguh menjaga diri, maka lelaki juga akan menghormati kita. Baik sebelum bahkan ketika kita kelak sudah menikah atau berstatus sebagai pasangan.” Begitu secarik kutipan yang disampaikan Ust. Khalid Basalamah dalam sebuah kajian. (:

Whoaa… semoga Allah selalu menjaga para muslimah dari was-was setan. Sebab Allah telah memerintahkan kita untuk menjaga pandangan dan kehormatan (QS:An-Nuur:31) dan begitupun kaum adam diminta untuk menjaga pandangan (QS:An-Nuur:30). Stay alert, muslimah (:

You May Also Like

0 komentar

Blog Archive

Entri yang Diunggulkan

Ibrah: Orang-orang Pergi. Apakah Mereka Kembali?

Bismillah. Kepergian itu sulit. Tapi, kehilangan lebih sulit lagi. Mengapa orang-orang harus saling meninggalkan? Jawabannya membawa saya...

Nobody's perfect

Pengikut