Cinta dalam Sepotong Pizza

by - 5:29 PM

Entah kenapa makanan khas Itali ini jadi salah satu makanan favorit saya. Quote yang jadi judul tulisan ini pun aku ambil dari salah satu café yang menyuguhkan beragam pizza, yang terletak di tepi jalan Hertasning baru, Makassar.

Hari ini saya merencanakan untuk berjumpa dengan kakak nomer satu dan kakak ibu peri. Namun Qadarallah rencana itu berubah, yang tadinya dikira 3 orang tapi realita berkata 5 orang. Tak hanya berjumpa dengan kedua orang itu, saya justru bertemu dengan kakak Enni dan kakak nomer 12. So surprised .. setidaknya bertemu salah satu personel berbaju kuning dapat mengobati rasa penasaran saya dengan kabar personel lainnya.

Hari ini kami makan berlima, Alhamdulillah masih bisa makan roti pipih panggang ini. Kami berlima dulunya bekerja dalam satu divisi, namun kini tidak sepenuhnya lagi. Kami saling menanyakan kabar dan kesehatan, mulai bercerita ini dan itu, yang tak jarang mengundang tawa diakhir percakapan. Kadang muncul keluh kesah, yang berakhir pada solusi yang dipetuahkan oleh kakak tertua. Kakak nomer satu saya hari ini terlihat lebih serius dari biasanya, lebih tenang dari biasanya, dan lebih jaim dari biasanya. “Bukan dia banget.” Saya dan kakak ibu peri sampai heran dibuatnya. Kakak nomer 12 saya juga terlihat lebih kurus. Kata Abang dia baru saja sembuh dari sakit. Hampir setahun mengenalnya, entah berapa kali dia tak masuk kantor karena sakit. Kakak enni terlihat antusias menikmati pizza dan ice creamnya. Mungkin kakak nomer satu sedang banyak pikiran, semoga dia bisa segera kembali menjadi dirinya yang sesungguhnya. Kakak nomer 12 tiada berhenti memamerkan senyumnya yang merekah, semoga dibalik itu tak ada kesedihan yang dia coba sembunyikan. Semoga kakak nomer 12 bisa segera sembuh :’’’(( Melihat kakak Enni begitu lahap, saya tersenyum. Jarang melihat kakak Enni makan selahap itu. Kakak Enni punya bobot badan yang kurang lebih sama denganku, namun bedanya kakak Enni jauh lebih tinggi. Sepertinya mood dan nafsu makannya sedang baik, semoga potongan-potongan pizza mampu memberinya energi maksimal untuk mengerjakan serangkaian tugas kuliahnya.

Mungkin kau pernah bertanya, apa yang spesial dari sepotong pizza. Lingkaran pizza memiliki adonan dasar yang serupa. Namun tidak dengan topping-nya. Kamu akan menemukan beragam varian pangan yang menghiasinya. Indah sekali melihatnya, sesaat rasa laparmu membuncah dibuatnya. Namun lingkaran besar itu memiliki banyak sudut segitiga kecil dan setiap orang berhak mengambil bagian, turut serta merasakan sensasinya. Begitulah pertemanan kami. Kami dulunya berasal dari tempat yang sama, pertemuan ini mampu menjadi tempat untuk mengumpulkan semua cerita yang sempat terlewatkan karena alasan jarak. Finally, kami pun pulang dengan mengantongi warna-warni cerita dari saudara-saudari kami. Puas dan tentu saja, kenyang (: hehe…

Alhamdulillah.. saya bersyukur masih bisa bertemu mereka, sebab tak tahu kapan lagi Allah takdirkan kita untuk bersua. Selama kamu masih diberi momen untuk bersama dengan orang yang kamu sayangi, maka nikmati waktu yang Allah berikan dengan penuh arti. “Jangan pernah menyesal, waktu adalah pemberianmu yang berharga, sebab dia (waktu) tak bisa kau ulang kembali.“ Betul tidak? ( :   *quoteFrom Indra Yuliana’s insta story  

You May Also Like

0 komentar

Blog Archive

Entri yang Diunggulkan

Ibrah: Orang-orang Pergi. Apakah Mereka Kembali?

Bismillah. Kepergian itu sulit. Tapi, kehilangan lebih sulit lagi. Mengapa orang-orang harus saling meninggalkan? Jawabannya membawa saya...

Nobody's perfect

Pengikut