Cinta dalam Sepotong Pizza
Entah
kenapa makanan khas Itali ini jadi salah satu makanan favorit saya. Quote yang
jadi judul tulisan ini pun aku ambil dari salah satu café yang menyuguhkan
beragam pizza, yang terletak di tepi jalan Hertasning baru, Makassar.
Hari
ini saya merencanakan untuk berjumpa dengan kakak nomer satu dan kakak ibu
peri. Namun Qadarallah rencana itu berubah, yang tadinya dikira 3 orang tapi realita
berkata 5 orang. Tak hanya berjumpa dengan kedua orang itu, saya justru bertemu
dengan kakak Enni dan kakak nomer 12. So
surprised .. setidaknya bertemu salah satu personel berbaju kuning dapat
mengobati rasa penasaran saya dengan kabar personel lainnya.
Hari
ini kami makan berlima, Alhamdulillah masih bisa makan roti pipih panggang ini. Kami berlima dulunya bekerja
dalam satu divisi, namun kini tidak sepenuhnya lagi. Kami saling menanyakan
kabar dan kesehatan, mulai bercerita ini dan itu, yang tak jarang mengundang
tawa diakhir percakapan. Kadang muncul keluh kesah, yang berakhir pada solusi yang
dipetuahkan oleh kakak tertua. Kakak nomer satu saya hari ini terlihat lebih
serius dari biasanya, lebih tenang dari biasanya, dan lebih jaim dari biasanya.
“Bukan dia banget.” Saya dan kakak ibu peri sampai heran dibuatnya. Kakak nomer
12 saya juga terlihat lebih kurus. Kata Abang dia baru saja sembuh dari sakit.
Hampir setahun mengenalnya, entah berapa kali dia tak masuk kantor karena
sakit. Kakak enni terlihat antusias menikmati pizza dan ice creamnya. Mungkin
kakak nomer satu sedang banyak pikiran, semoga dia bisa segera kembali menjadi
dirinya yang sesungguhnya. Kakak nomer 12 tiada berhenti memamerkan senyumnya
yang merekah, semoga dibalik itu tak ada kesedihan yang dia coba sembunyikan.
Semoga kakak nomer 12 bisa segera sembuh :’’’(( Melihat kakak Enni begitu
lahap, saya tersenyum. Jarang melihat kakak Enni makan selahap itu. Kakak Enni
punya bobot badan yang kurang lebih sama denganku, namun bedanya kakak Enni
jauh lebih tinggi. Sepertinya mood dan
nafsu makannya sedang baik, semoga potongan-potongan pizza mampu memberinya
energi maksimal untuk mengerjakan serangkaian tugas kuliahnya.
Mungkin
kau pernah bertanya, apa yang spesial dari sepotong pizza. Lingkaran pizza
memiliki adonan dasar yang serupa. Namun tidak dengan topping-nya. Kamu akan menemukan beragam
varian pangan yang menghiasinya. Indah sekali melihatnya, sesaat rasa laparmu
membuncah dibuatnya. Namun lingkaran besar itu memiliki banyak sudut segitiga
kecil dan setiap orang berhak mengambil bagian, turut serta merasakan
sensasinya. Begitulah pertemanan kami. Kami dulunya berasal dari tempat yang
sama, pertemuan ini mampu menjadi tempat untuk mengumpulkan semua cerita yang
sempat terlewatkan karena alasan jarak. Finally,
kami pun pulang dengan mengantongi warna-warni cerita dari saudara-saudari
kami. Puas dan tentu saja, kenyang (: hehe…
Alhamdulillah..
saya bersyukur masih bisa bertemu mereka, sebab tak tahu kapan lagi Allah
takdirkan kita untuk bersua. Selama kamu masih diberi momen untuk bersama
dengan orang yang kamu sayangi, maka nikmati waktu yang Allah berikan dengan
penuh arti. “Jangan pernah menyesal, waktu adalah pemberianmu yang berharga,
sebab dia (waktu) tak bisa kau ulang kembali.“ Betul tidak? ( : *quoteFrom Indra Yuliana’s insta story
0 komentar