Senyum Pahit, dibalik Laporan Penuh Revisi
Flown to November
2015
Ini bukan pertama
kali.. kupandangi senyuman kecut yang
tak ku tahu kapan surutnya
Senyuman yang
dibumbui kerlingan mata berbinar, meski ku tahu ada lelah yang menyelinap
dibaliknya
Setumpuk laporan
praktikum menghadangku diawal pekan, dan masih menghadangku diakhir pekan
Bukan.. ini bukan
pertama kalinya aku berkutat dengan setumpuk laporan praktikum
Tahun laluku pun
masih sama.. masih berkutat menyelami kembali beberapa materi kuliah yang
sempat terlupa, bertanya sana sini kepada dosen.. demi memberi solusi akan
setumpuk persoalan yang tak mampu aku pecahkan.
Dahulu aku pernah berada diposisi “orang” yang menjalani
praktikum dan mengerjakan laporan praktikum
Kini.. waktu menggiringku menjadi salah satu orang yang
terlibat dalam menyusun agenda praktikum dan “memeriksa laporan praktikum”
Melalui lisan seorang dosen-teman-senior, diriku
hanyalah pribadi yang Tuhan takdirkan untuk ditempa lebih kuat lagi melalui
sebuah praktikum
Meng-handle sebuah
praktikum bukan hal yang mudah.. belum lagi jika peserta praktikum susah
diatur. Ada juga tipikal praktikan yang boro-boro mau revisi, kerja laporan pun
susahnya setengah mati. Hmm.. mesti sEtrong everytime hehe...
Kami diberi amanah untuk melakukan yang terbaik selama
bulan praktikum berlangsung
Termasuk.. menangani laporan praktikum setiap praktikan.
Laporan praktikum praktikan sangat diharapkan dapat
direvisi sesering mungkin, meski terkadang kadar ke”rajin”an setiap junior tak
bisa disamakan.. dan waktu luang si pemeriksa laporan (red: asisten lab) tak
bisa diprediksi.
Revisi.. revisi.. revisii..
AKu yakin.. Beberapa praktikan pasti muak dengan revisi
yang tak henti-hentinya mencapai kata “FIXED!” atau “ACC-“ . Tak mencapai kedua
kata tersebut, itu artinya masih ada kesalahan yang harus diperbaiki dalam
laporan tersebut. Sering kudapati.. keluhan karena laporan tak kunjung bebas
dari kata revisi; mendapati senyum kecut mereka; mendapati mereka berkorban
waktu menunggu para asisten lab selesai berkutat dari kegiatannya.. demi
menanti laporan yang telah direvisi, meski boleh jadi.. laporan tersebut belum
disentuh sama sekali oleh asisten lab. Sejujurnya aku benci dengan orang yang
mengeluh. hmmm
Seolah… tak ada
lagi cahaya positif dalam hatinya.. seolah kegelapan menghadang mereka
tiba-tiba, dan menghitamkan pintu hati dan pikirannya dari sebuah mindset
ajaib yakni, “keep positif thinking”
Jika kalian adalah seorang praktikan ,maka selamat
berjuang.
Mereka yang kau pandangi saat ini sebagai asisten lab,
dulunya pernah berjuang seperti yang kau lakukan hari ini bahkan mungkin lebih
keras dari perjuangan yang kau keluhkan hari ini.
Semangat memang harus selalu dikobarkan..
Karena boleh jadi, ada praktikan tertentu yang memilih
untuk menyerah di tengah jalan.. atau mungkin menyerah dengan manisnya godaan menunda-nunda..
manisnya kata “malas”, dan copy paste laporan
teman menjadi pelarian.
SO BAD!
Mengerjakan laporan praktikum bukan hanya menuntut kamu
untuk memahami teori yang mendasari hasil praktikum yang telah diperoleh, bukan
pula sekedar menuntutmu berlelah-lelah didepan laptop mencari alasan dari hasil
praktikum yang menyimpang dari teori yang ada
Mengerjakan laporan praktikum, secara tidak langsung
melatih ..
#1 Kejujuran
Mengerjakan
kebaikan tidaklah sama dengan melakukan hal buruk... Pasti ada saja ujiannya.
Maka beruntunglah kepada mereka yang tangguh. Meski terbersit ingin untuk
menyerah, tapi mereka memilih untuk bersabar. Meski terbersit ingin untuk
menyontek, tapi mereka memilih untuk percaya diri.. Mereka yakin kalo Tuhan tak
pernah lalai atas satu dosa kecilpun, termasuk menyontek. So.. kalo sejak dini
kita sudah belajar jujur sama diri sendiri, gimana kalo sudah jadi orang besar
kelak? : )
#2 Kerja keras
Terkadang beberapa dari kita sempat berpikir. Mengapa revisi laporan si A rasanya seperti tiada beban, masih sering
nongol di TL bbm dan ig. Beda bangeeett sama posisiku yang dari hari ke hari
rasanya mata tak pernah berpaling dari Microsoft word. Hey stop it! Itu
adalah tanda jenuh. It’s mean you need a break. Tapi jangan kelamaan, itu akan
bikin kamu lalai. Break sejenak dibutuhkan buat memacu semangat kamu untuk
bekerja lebih keras menghadapi revisi yang tak kunjung usai. Jangan biarkan
takdir orang lain membuatmu rapuh. Bukankah kamu patut bersyukur..? itu artinya
Tuhan memberi kesempatan bagimu untuk membaca lebih banyak lagi. Bekerja
keraslah maka hasil yang akan kau tuai tak akan mengecewakan.
#3 Pantang menyerah
Kerapkali sudah mengunjungi
dan membaca beberapa artikel baik lokal hingga internasional. Tapi artikel yang
tepat untuk menegaskan alasanku, kok belum dapat2 yah? Jika kamu sedang merasakan ini.. maka aku bilang teruslah membaca
dan jangan menyerah. Saat ini mungkin sudah ada 20 artikel terkait yang sudah
kau tamatkan. Tapi.. boleh jadi jawaban yang kamu tunggu ada di artikel ke 21 kan
? Wah.. kalo kamu menyerah di artikel ke-20, sungguh sayang. Maka jangan putus
asa. Terus pupuk semangatmu, hingga nanti. Kebiasaan yang baik tentu akan
terbawa hingga kita dewasa.
#4 Kuat meng-analisis masalah
Jika kamu orang yang sering kena revisi berulang kali, maka jangan
sedih. Hal ini akan melatih otak kamu untuk kuat menganalisa suatu
permasalahan, biar tak mudah tumpul. Siapapun secara manusiawi tak suka revisi
yang berkepanjangan. Tapi jika itu terjadi, teruslah berbaik sangka kepada-Nya.
Bukankah ini bagian dari skenario-Nya? kita hanya butuh memainkan peran dengan
maksimal. Pertama-tama sebelum memulai pencarian diberbagai artikel, kita terlebih
dahulu harus memahami akar persoalan dari hasil praktikum. Misalnya mengapa asam lemak bebas minyak curah lebih
tinggi dibanding minyak komersil..? jangan sampai kita hanya menyalin kalimat
tersebut ke kotak pencarian search
engine. Nah… untuk lebih memantapkan pengetahuan, kita wajib memahami apa
itu asam lemak bebas, mekanisme terbentuknya,
proses pembuatan minyak curah dan minyak sawit, serta metode pengujiannya. Berdasarkan
hal tersebut, kita nantinya akan mudah menyimpulkan penyebab dari tingginya asam lemak bebas pada minyak curah (analogy).
Jika sejak dini kita terbiasa untuk menganalisa suatu permasalahan, maka nanti
saat SKRIPSI sudah didepan mata, tak perlu kaget dan galau gegara belum
menemukan jawaban atas masalah dari tabel hasil yang diperoleh. Tentu karena
faktor terbiasa, dengan sendirinya kita akan mulai berkonsentrasi memahami akar
persoalan dari hal yang terkecil hingga hal kompleks yang diduga berkontribusi
terhadap hasil data penelitian yang kita peroleh.
#5 Senantiasa keep in touch dengan Allah
Manusia memang harus bekerja keras, harus semangat, dan harus
bersungguh-sungguh untuk mengubah takdirnya (yang tadi tak paham lalu mencari
tahu (belajar-membaca)). Namun apalah arti semua itu jika tak memohon kekuatan
dan kemudahan kepada-Nya? Allah adalah sumber kekuatan.. maka mintalah kepada
yang Maha Kuat. Allah adalah pemilik hati.. maka mintalah agar hati asisten lab
dilapangkan untuk melancarkan revisi #eh. Jangan sampai revisi laporan membuat
shalat kita terlalalaikan.. jadwal mengaji pun ditinggalkan. Bukankah dengan
adanya setumpuk laporan, kita justru semakin dekat kepada-Nya? Maka disinilah
kerap kali sebagian orang merasa galau… merasa kosong. Jawabannya satu.. dunia
menyesakkan dadanya, jauh dari Tuhan-Nya. Maka sesibuk apapun tetaplah mencari
cara untuk selalu dekat kepada-Nya. Kebiasaan ini tentu bakal menempa kita
untuk menjadi muslim anti galau
#6 Atur waktu
Aku pernah menerima materi pengkaderan tentang tipikal mahasiswa..
Ada yang hedon, ada yang akademisi, dan ada yang aktivis. Kamu ada di tipe
mana? Hehehe.. kalo aku .. aku malah berharap bisa punya ketiganya ^_^ tapi
mesti ditambah tuh.. ada yang agamis ^_^
Tak dipungkiri bahwa setiap orang itu berbeda. Ada yang memang
rutinitasnya hanya kampus dan kos. Ada juga yang kesibukan organisasi tanpa
sadar membuat perkuliahannya jadi di-ANAK TIRI-kan, tapi ada juga yang sukses
mengelola semuanya. Tentu ini yang jadi idaman setiap orang. Hingga detik ini
pun.. aku masih jadi orang yang belajar mengatur waktu. Bukan hal yang mudah
kecuali mau mencoba. Organisasi memang penting guys, sangattt pentingg malah. Tapi
jangan lupakan tanggung jawab kepada orang tua yakni.. kuliah. Mau
mengembangkan diri? Boleh silahkan.. tapi jangan biarkan kuliah dan laporan
praktikum jadi terbengkalai… pasti bisa membayangkan, bagaimana wajah kedua
orang tua kan kalo tahu kita gak total sama tanggung jawab yang mereka berikan?
Maka teruslah mencoba.. dan jangan menyerah.. kita mahasiswa maka kita belajar
segalanya. Termasuk belajar mengatur dan menaklukkan waktu. Kita pasti bisa!
#7 Kesabaran
Sabar memang satu hal yang mutlak dilakukan setiap orang. Hehe..
well saya gak mau bicara banyak soal sabar, biar ungkapan
“ngomong-emang-gampang” gak sampai terucapkan dari lubuk hati kalian. Buat yang
sedang jenuh dengan revisi laporan.. buat kalian yang kacauu menghadapi waktu 24
jam yang terasa begitu singkat, tetaplah bersabar dalam kebaikan yang tengah
kalian perjuangkan. Kamu punya Allah.. innallaha ma’asshabirin, Allah melihat
kamu sedang berjuang. Kamu tak sendirian.. tetaplah semangat hingga hasil
memuaskan berhasil kau raih dengan usahamu sendiri :’)
#8 Replika dari penulisan tugas akhir di semester akhir
kelak
Bagi mereka yang baru saja menyelesaikan SKRIPSI, bisa jadi
mengerjakan laporan praktikum sungguh tak ada apa-apanya dibanding apa yang
baru saja mereka selesaikan. Maka jangan merasa seolah “diri ini yang paling
besar cobaannya.. dan membiarkan semua orang tahu betapa –tersiksanya dirimu-,
melalui akun socmed yang kau miliki”. Mengeluh dan menyerah adalah dua hal yang
sering menyerang mahasiswa, tapi aku yakin kamu pasti bisa menghadapinya.
Revisi laporan lab/praktikum yang kini dilakukan, bisa dianalogikan sebagai
SKRIPSI yang kelak akan kita susun. Asisten lab yang kini memberi revisi bisa
dianalogikan sebagai dosen pembimbing. Sang pemberi revisi juga bukan orang
yang sempurna.. bukan orang yang tahu
semuanya.. mereka juga ‘lupa’ jika tak rajin membaca. Maka.. kebal-lah akan sifat beberapa pemberi
revisi: yang terkesan kurang teliti.. misal,
ada “part of lab report” yang hari ini tidak dikomentari.. ehh next meeting
malah dipermasalahkan. Ingat bahwa mereka hanyalah manusia biasa yang juga
berusaha memberikan yang terbaik. Bisa jadi kesibukan dan faktor x membuatnya
menjadi kurang maksimal memberi perbaikan dalam waktu yang sangat singkat,
apalagi dalam 1x asistensi= seorang asisten mesti menangani lebih dari 5 orang
sekaligus. Hal yang terpenting adalah… menganggap kejadian tersebut sebagai
suatu hal positif yang senantiasa membuat kita harus ber-husnudzhan kepada
Allah.. juga kepada pemberi revisi. #1 Bisa jadi kalo kemarin bab ini direvisi,
aku tak sempat memperbaikinya dan asistensi lagi hari ini #2 Kalo
bapak/kakak/ibu tidak mengoreksinya sekarang, boleh jadi saya bakalan jadi K.O
saat persentasi laporan nanti. Serta beragam alasan lainnya yang membuatmu mampu
bertahan, bersemangat, dan ber-positif thinking, serta ber-pindah dari area
Galau-mu. Jika Tuhan masih memberi kesempatan untuk memperbaiki, maka mengapa
memilih mengeluh? : ) Profesionalisme mereka (red: para asisten) memang
senantiasa dituntut MODE ON. Jika mereka pernah kau dapati kurang maksimal,
maka ketahuilah sesungguhnya mereka senantiasa berjuang untuk menebus
kekurangannya, untuk mampu maksimal menangani laporan praktikum para
praktikannya.
#9 Percaya diri
Hm.. dua kata ini begitu penting. Kata kunci dari uraian yang saya
bagikan kali ini. Kesimpulan yang melingkupi semuanya hehehehehe.. Ingat! Bahwa
hingga terjatuh dititik terbawah pun.. jangan sampai membuat kita menyimpang
dari jalan yang lurus. Laa yukallifullahu
nafsan illa wus’ahaa. Allah tak akan membebani seseorang melainkan sesuai
dengan kesanggupannya. Petikan ayat terakhir di surah Al-Baqarah tersebut,
layaknya menjadi satu motivasi yang membuat kita tetap semangat dan percaya
diri bahwa kalo orang lain bisa mengapa
saya tidak? Kita mungkin butuh membaca berulang kali untuk menemukan sebuah
jawaban, yang bagi beberapa orang membaca satu kali pun sudah cukup. Jangan
bersedih serta menyalahkan diri dan keadaaan, pikirkanlah bahwa bisa jadi..
mungkin dengan cara demikian Allah menyelamatkan kita dari bad habit yakni, menyontek. Percaya akan kemampuan diri.. bahwa
tanpa menyontek pun kita pasti bisa… bisa, bisa, insyaa Allah bisa.
Well… ini cuman sedikit hal yang
ingin saya bagikan.. bahwa betapa keluh kesah mengerjakan laporan yang dianggap
sudah teramat berat, boleh jadi tak ada apa-apanya bagi teman seperjuangan kita
yang tengah menuntut ilmu di pulau Jawa.. Tentu persaingan menjadi sangat ketat
mengingat kampus-kampus terbaik kebanyakan ada di pulau Jawa.
Sahabatku.. adikku..
Mana senyum manismu? Mana mata
berbinar penuh percaya diri? Apa semangatmu hanya sampai disini..? tak mengapa
jika peluh berjatuhan.. tak mengapa jika butiran air mata sempat menetes. Anda
sedang berjuang untuk mencerdaskan diri.. untuk kebaikan diri anda
sendiri..untuk bangsa ini kelak.. bukan untuk sang pemberi revisi, bukan sama
sekali. Maka apa lagi yang anda keluhkan? Perkuat hubungan dengan-Nya, dan
teruskan perjuangan. You’re smarther than
you think..(winnie the pooh) Insya Allah kamu pasti bisa ^_^
#ODOPBatch2
#NebusPosting_Hari9_pekankedua
5 komentar
baru tahu...berst jg yaaa...
BalasHapus"berst" itu apa ya mbak lisa? ^^ hehehe
Hapusbaru tahu...berst jg yaaa...
BalasHapusHahaha semangatt mbk..
BalasHapusSemoga manfaat 😍
iya mbak.. aamiin :")
Hapus