Aduhai.. Indahnya Dunia...
Hal yang paling menenangkan bagi seorang muslim adalah
menyertakan Allah dalam setiap langkahnya. Sehingga ketika ia mendapati dirinya
terjatuh, ia tidak akan terpuruk begitu lama. Ketika ia mendapati dirinya
bahagia, lantas ia tak akan berlebihan menyikapinya. Dunia ini menawarkan
begitu banyak persoalan, serta godaan yang begitu mempesona. Syaithan pun
menjadikan dunia menjadi begitu indah dalam pandangan manusia, tingkatan yang
mungkin paling berbahaya adalah.. ketika anak cucu adam telah menjadikan dunia
sebagai tujuan, padahal ada akhirat kelak yang menjadi keabadian.
Beberapa kejadian yang dapat mewakili misalnya kala
adzan berkumandang, mendahulukan mengerjakan laporan dan mengakhirkan waktu shalat; Ketika raga
ini begitu tersibukkan dengan pelbagai aktivitas duniawi, bahkan membaca
setengah halaman alqur’an pun tak sempat lagi; mengestimasi beberapa rencana
hidup untuk beberapa tahun kedepan dengan penuh antusias, sementara untuk
persiapan untuk kehidupan akhirat antusiasnya Beda. Memposisikan dunia dalam
hati, juga senantiasa menjadi pelajaran berharga pribadi bagi saya. Sebab, kita
tidak boleh terlalu condong kepada akhirat dan kita juga tidak boleh terlalu
condong kepada dunia. Hal yang terbaik adalah mampu bersikap pertengahan.
Jadi ingat materi Zuhud :’) ya.. saya pun masih belajar kawan. Sering terjatuh,
dan beruntung cahaya-Nya masih tersisa dihati.. sehingga aku pun berusaha untuk
kembali kepada-Nya, meski harus tertatih-tatih:’)
Negeri akhirat
adalah negeri keabadian. Begitu kata kakak, yang
sore tadi membawakan tausiyah di surau fakultasku. Aku seperti diingatkan
kembali bahwa hidup di dunia ini dapat dianalogikan seperti saat kita berteduh
dibawah pohon, dan nantinya kita akan melanjutkan perjalanan. Aku pun pernah
mendengar tausiyah serupa, sang ustadzah kala itu mengatakan bahwa.. hidup di
dunia itu bagaikan seperti seorang musafir yang sedang beristirahat sejenak.
Jika direnungi kembali, yang mereka katakan memang benar
ya kawan. Dunia abad 21 hari ini benar-benar sangat memukau dari berbagai segi.
Teknologinya pun canggih, Makananpun beraneka ragam jenisnya, rumah pun beragam
variasinya, begitu seterusnya.. membuat beberapa pribadi terkadang terfokus untuk
menekuni atau turut serta meminati hal tersebut, tanpa sadar bahwa dunia nyaris
melalaikan.. atau mencuri waktunya yang berharga, dengan menukarnya dengan
kesenangan atau kepuasan sesaat. Salah satu contohnya adalah ber-gadget ria.
Dimanapun, kapanpun, pasti gak jarang kita menemui pribadi yang tidak
ber-gadget ria dengan seriusnya ^_^ well.. menurut aku sih itu gak salah. Sapa tau pas
kita ngeliat dia, itu kali pertama-nya dia menyisihkan waktu untuk berselancar
di socmed-nya. Atau bisa jadi juga dia lagi fokus chat sama dosen, lagi fokus
ngerjain tugas, dan beragam hal penting lainnya. Tentu saja itu gak salah dan
kita gak bisa langsung kasi negative
judge. Hal yang keliru dari fenomena tersebut adalah.. menghabiskan waktu
tanpa porsi yang jelas, hanya untuk memandangi timeline socmed atau memantau
profile seseorang. Menurut aku sih ga papa, yang penting kita bisa atur waktu.
Kan ga lucu kalau socmednya makan waktu 4 jam, trus waktu buat ngaji nya gak
ada : ) Pasti malu banget kan sama yang Maha Melihat ? :”) Yap. Khofiyaa pernah
kok ngerasain itu. Dan saat itu saya pun menyadari bahwa yang berlebihan itu ga
baik. Tetiba pergelangan tangan jadi nyeri, pikiran jadi menerawang “wah nyeselnya tadi terlalu lama main
socmed.. 2 jam itu kan bisa aku pake buat ngerjain ini itu.. >,<” . Contoh
lainnya adalah makan berlebihan yang bikin kita gak konsen belajar gegara
ngantuk. Tertawa berlebihan, yang terkadang bikin kita jadi lupa hafalan. Dan
jadilah si Syaithan tertawa kegirangan, karena berhasil mengelabui pikiran kita
dengan ksenangan semata.. dan jadi rugi pula lah pribadi yang waktunya sebagian
besar habis untuk hal-hal yang tidak memberi manfaat untuknya. Sedih. Jadi
ingat petikan surat Al-Ashr dalam Qur’anul Kareem, yang jadi lagu hitsnya grup
nasyid Raihan berjudul “Demi Masa”.
Beberapa contoh-contoh kejadian tersebut mungkin pernah
kalian alami. Terutama mereka yang mungkin masih berkutat dengan aktivitas
perkuliahan. Disini khofiyaa pengen share, bahwa hal tersebut sebenarnya bisa
kita kendalikan dengan belajar memprioritaskan segala aktivitas kita. Pasti selalu ada waktu, buat apa yang kamu
prioritaskan. Well.. itu satu kalimat penggugah semangat yang entah aku
lupa ngutip dari siapa (forgive me). Mungkin awal-awalnya gak bakalan langsung
berubah jadi sosok yang sangat konsisten dengan waktu, namun setidaknya kita
mampu belajar meminimalisir hilangnya kegiatan yang manfaatnya kurang buat
kita. Selain itu.. bikin skala prioritas juga bakal membuat pribadi yang peka
dengan perbaikan untuk mulai merenung, sebenarnya
kegiatan ini bikin aku dekat nggak sama Allah? Allah ridho nggak sama kegiatan
ini? Dari semua kegiatan ini .. ada tidak yang bernilai ibadah, yang bisa
mencuri perhatian Allah? Segalanya diawal
mungkin terasa sulit, namun mari bersama-sama menjadi lebih baik setiap
harinya. Allah juga nggak menuntut kita langsung berbuat besar untuk mencuri
perhatiannya, dalam sebuah pemaparan hadist.. aku pernah dengar bahwa Allah
menyukai amalan yang sedikit namun continu.
Berikut petikan hadist tersebut yang dilansir dari
muslim.or.id
Dari ’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” ’Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya. [5]
Sahabatku yang kucintai karena Allah, aku.. kamu..
mungkin orang-orang yang Allah takdirkan dengan seabrek kegiatan. Semoga
kegiatan tersebut senantiasa diniatkan karena ibadah, senantiasa bikin kita
ingat sama Allah, bikin pahala kita nambah, bikin kita jadi lebih baik tanpa
bikin kita melalaikan beberapa kewajiban dan sunnah-sunnah yang dimuliakan :’) Insya
Allah degan melibatkan Allah disetiap tarikan nafas, kita nggak akan pernah
merasa gundah gulana :’))
Karena jika dibandingkan dengan akhirat, dunia ini
betul-betul gak ada harganya. Semoga kelak diakhirat kita termasuk mereka yang
datang dengan amalan kebaikan yang banyak, aamiin :’) karena neraka benar-benar
begitu menakutkan, sekalipun hanya membayangkan contoh kecilnya saja seperti..
ketika jari tangan tersentuh panci yang berisi air mendidih. Semoga cahaya
Allah senantiasa menaungi kita, semoga senantiasa istiqamah .. kamu nggak
sendiriian kok, ada aku yang juga belajar menjadi lebih baik, jangan segan
mengingatkan yaa. Tetap semangat ^^
[5] HR. Muslim no. 783, Kitab shalat para musafir dan qasharnya, Bab Keutamaan amalan shalat malam yang kontinu dan amalan lainnya.
#ODOPBatch2
#Harike17_week4
3 komentar
Dan kita berlalu untuk menggapai kebahagiaan yang tak semu, jangan tertipu,. Karena dunia hanyalah persinggahan, bukan untuk abadi..
BalasHapusLike mba..siip
Setuju sama mas jundii
BalasHapusSeketika dibuat #Merenung... Tentang hakikat manusia diciptakan:')ternyata begitu banyak urusan dunia yh membuat kita lalai T_T
BalasHapus