Berbagi Bikin Kamu Kaya Hati

by - 11:21 PM

 Topik yang Bang Syaiha pilihkan pekan ini cukup sukses bikin aku senyum sendiri. Oke hentikan berpikir mcam-macam, saya masih waras \^.^/ Hal ini tak lain dan tak bukan karena topik nulis pekan ini, yang mengingatkan aku pada salah satu moment berkesan sepanjang usia 22 tahun-ku. Aku akan membagikannya, semoga ada hikmah yang bisa menginspirasi melakukan hal yang serupa ya ^^v aamiin.
Entah mengapa sejak pertama kali aku menginjakkan kaki di kampus hingga detik ini, berbaur dengan anak-anak untuk mengajarinya suatu hal, selalu menjadi hal yang  luar biasa bagiku. Sekitar awal Maret 2016, aku memutuskan untuk mendaftar sebagai anggota volunteer di salah satu komunitas di Makassar. Makassar punya banyaak sekali komunitas. Dan komunitas yang aku apply adalah yang bergerak dibidang social education. Aku bersyukur sekali, karena niatan ini akhirnya Allah kabulkan setelah terakhir berkontribusi saat KKN :’) Kesibukan tugas akhir dan beberapa aktivitas lainnya, terkadang membuatku kewalahan. But. It just a process.. And now I just still on process to manage many things ^^
Awalnya saya sempat ragu untuk join. Soalnya komunitas ini didirikan atau didalangi oleh mahasiswa dari kampus lain. Jadi pasti bisa dikatakan hampir 100% pengurus maupun calon volunteer adalah berasal dari kampus tersebut. Tapi rupanya keraguan itu terkalahkan oleh passion-ku yang sudah terlanjur mendominasi. Dan mulailah saya menghadiri pertemuan perdana,benar saja dugaan saya benar. Calon volunteer yang berasal dari kampus ku hanya 3 orang ^^, . Tapi itu tidak menyurutkan langkah kami.  Kami mencoba untuk mengikuti proses nya. Pertemuan perdana berlangsung dengan sangat fun, mereka (sang pengurus) sangat terbuka dan ramah. Aku juga baru tau kalo komunitas ini adalah proyek PKM (Program Kreativitas Mahasiswa).


Ex. Ketua komunitas ini menyatakan bahwa proyek komunitas dalam waktu dekat, akan berpusat pada area sekitar Jl. Bontoduri, dan area Maccini Sombala Makassar. Sebab disana banyak adik-adik yang pendidikannya masih tergolong rendah, dan lingkungannya kurang mendukung untuk melanjutkan pendidikan. Ada yang bersekolah namun berhenti, ada yang bersekolah namun sambil mencari uang, bersekolah sembari bertahan dari kondisi finansial yang kurang mendukung, berhenti sekolah namun semangat belajar tinggi, dan semangat belajar tinggi namun orang tua tidak memprioritaskan pendidikan.
Keinginan semakin menggebu untuk berkontribusi nyata membantu mereka dengan ilmu yang telah aku dapatkan selama ini. Aku yakin, berbagi tidak akan membuat kita rugi, apalagi jika yang dibagi itu adalah Ilmu. Ilmu akan membuat kita semakin kaya. Kaya dalam artian tabungan untuk bekal di akhirat, serta kaya hati yang senantiasa peka untuk menyebar kebaikan kepada orang disekitar. Meskipun itu dimulai dari hal yang sederhana. Dan ya! Ilmu tak akan pernah berkurang jika dibagi.
 Kelompok pun dibagi untuk melakukan survei lapangan, pekan berikutnya.. kegiatan mengajar pun dimulai. Kami lalu memfokuskan kegiatan di sebuah gang sempit yang lokasinya cukup dalam; cukup sulit d tembus-dari jalan utama. Gerimis  mulai berjatuhan, mengiringi putaran roda kawanan sepeda motor yang tak mau berhenti, seolah mencari gang tersempit untuk menghentikan lintasannya. Dan tibalah kami pada sebuah gang, tempat kami membagi ilmu kepada calon penerus generasi bangsa kelak :’)
Adik-adik itu terdiri dari berbagai tingkatan kelas. Mayoritas adalah adik-adik SD kelas I hingga kelas IV, sisanya adalah usia diatas range kelas tersebut. Kami pun dipencar oleh sang ketua, Adji Firmansyah, menjadi beberapa kelompok kecil. Kelompok kecil ini akan menangani beberapa adik sesuai tingkatan kelas-nya di sekolah. Kala itu kami sedang belajar matematika, dan aku bertugas mengajari adik-adik kelas III. Aku bertugas dengan tim yang sama dengan teman-teman dari kampus asal komunitas ini, Univ. Negeri Makassar. Wow.. mereka sangat welcome, ramah, dan open minded ^^ Adapun adik-adik yang kami dampingi, mereka sangat antusias untuk belajar, meskipun masih malu-malu menjawab ketika disodorkan pertanyaan. Dan bersikap ramah dan agresif pun menjadi solusi. Melalui pendekatan itu, kami akhirnya tahu kesulitan mereka dan mulai memberikan sedikit solusi belajar, plus suntikan semangat untuk terus raijn belajar dan  berlatih. Beberapa kesulitan mereka adalah menghafal perkalian, serta pertambahan dan pengurangan setingkat ratusan ke atas.
Kami berbagi ilmu sekitar 2 jam.  Meskipun singkat, namun ada kepuasan yang … rasanya sulit terbahasakan. Melihat mereka tersenyum kepadamu sesaat setelah kamu menjelaskan, dan kamu pun tersenyum kepadanya.. terlebih lagi ketika mereka mampu menjawab latihan soal yang kamu berikan. Sungguh kebahagiaan yang sulit terbahasakan. Kamu akan tahu rasanya, ketika mencoba melibatkan “rasa” didalamnya hehe. Antusias mereka untuk belajar ditengah keterbatasan, seperti menegur diriku.. untuk semakin bersyukur atas karunia yang Allah berikan. Nikmat untuk bisa mengecap pendidikan dengan lancar. Kondisi mereka pun memberikan pelajaran berharga bagiku pribadi, untuk semakin serius belajar dan tidak mudah mengeluh, serta menyerah. Sungguh.. keluhan ini tak bisa dibandingkan dengan kondisi mereka.  Semoga semangat berbenah selalu bergaung dalam dada kita semua aamiin :’)
Cerita ini adalah kesan pertama yang aku dapatkan saat pertama kali terjun langsung ke lapangan. Semoga kelak aku bisa berbagi lagi tentang adik-adik yang penuh semangat itu (aamiin). Semoga kita senantiasa dimudahkan, diberi jalan, untuk memberi kontribusi kepada sekitar kita. Tentu saja kesempatan itu tidak datang begitu saja, namun kita juga harus gencar mencari wadah serta sekelompok teman, yang juga punya passion yang sama. Salam semangat kawan : )
#ODOPBatch2

#Harike16_week4

You May Also Like

3 komentar

  1. Semoga menjadi amal yang tak terputus. ilmu bermanfaat

    BalasHapus
  2. Masuk komunitas yg bergerak dibidang social education, wowo, pengalaman menarikk^^

    BalasHapus

Blog Archive

Entri yang Diunggulkan

Ibrah: Orang-orang Pergi. Apakah Mereka Kembali?

Bismillah. Kepergian itu sulit. Tapi, kehilangan lebih sulit lagi. Mengapa orang-orang harus saling meninggalkan? Jawabannya membawa saya...

Nobody's perfect

Pengikut