Berbagi Bikin Kamu Kaya Hati
Topik yang Bang Syaiha pilihkan pekan ini cukup sukses
bikin aku senyum sendiri. Oke hentikan berpikir mcam-macam, saya masih waras \^.^/
Hal ini tak lain dan tak bukan karena topik nulis pekan ini, yang mengingatkan
aku pada salah satu moment berkesan sepanjang
usia 22 tahun-ku. Aku akan membagikannya, semoga ada hikmah yang bisa
menginspirasi melakukan hal yang serupa ya ^^v aamiin.
Entah mengapa sejak pertama kali aku menginjakkan kaki
di kampus hingga detik ini, berbaur dengan anak-anak untuk mengajarinya suatu
hal, selalu menjadi hal yang luar biasa
bagiku. Sekitar awal Maret 2016, aku memutuskan untuk mendaftar sebagai anggota
volunteer di salah satu komunitas di Makassar. Makassar punya banyaak sekali
komunitas. Dan komunitas yang aku apply adalah
yang bergerak dibidang social education.
Aku bersyukur sekali, karena niatan ini akhirnya Allah kabulkan setelah
terakhir berkontribusi saat KKN :’) Kesibukan tugas akhir dan beberapa
aktivitas lainnya, terkadang membuatku kewalahan. But. It just a process.. And now I just still on process to manage
many things ^^
Awalnya saya sempat ragu untuk join. Soalnya komunitas
ini didirikan atau didalangi oleh mahasiswa dari kampus lain. Jadi pasti bisa
dikatakan hampir 100% pengurus maupun calon volunteer adalah berasal dari
kampus tersebut. Tapi rupanya keraguan itu terkalahkan oleh passion-ku yang
sudah terlanjur mendominasi. Dan mulailah saya menghadiri pertemuan perdana,benar
saja dugaan saya benar. Calon volunteer yang berasal dari kampus ku hanya 3
orang ^^, . Tapi itu tidak menyurutkan langkah kami. Kami mencoba untuk mengikuti proses nya.
Pertemuan perdana berlangsung dengan sangat fun,
mereka (sang pengurus) sangat terbuka dan ramah. Aku juga baru tau kalo
komunitas ini adalah proyek PKM (Program Kreativitas Mahasiswa).
Ex. Ketua komunitas ini menyatakan bahwa proyek
komunitas dalam waktu dekat, akan berpusat pada area sekitar Jl. Bontoduri, dan
area Maccini Sombala Makassar. Sebab disana banyak adik-adik yang pendidikannya
masih tergolong rendah, dan lingkungannya kurang mendukung untuk melanjutkan
pendidikan. Ada yang bersekolah namun berhenti, ada yang bersekolah namun
sambil mencari uang, bersekolah sembari bertahan dari kondisi finansial yang
kurang mendukung, berhenti sekolah namun semangat belajar tinggi, dan semangat
belajar tinggi namun orang tua tidak memprioritaskan pendidikan.
Keinginan semakin menggebu untuk berkontribusi nyata membantu
mereka dengan ilmu yang telah aku dapatkan selama ini. Aku yakin, berbagi tidak
akan membuat kita rugi, apalagi jika yang dibagi itu adalah Ilmu. Ilmu akan
membuat kita semakin kaya. Kaya dalam artian tabungan untuk bekal di akhirat,
serta kaya hati yang senantiasa peka untuk menyebar kebaikan kepada orang
disekitar. Meskipun itu dimulai dari hal yang sederhana. Dan ya! Ilmu tak akan pernah
berkurang jika dibagi.
Kelompok pun
dibagi untuk melakukan survei lapangan, pekan berikutnya.. kegiatan mengajar
pun dimulai. Kami lalu memfokuskan kegiatan di sebuah gang sempit yang lokasinya
cukup dalam; cukup sulit d tembus-dari jalan utama. Gerimis mulai berjatuhan, mengiringi putaran roda
kawanan sepeda motor yang tak mau berhenti, seolah mencari gang tersempit untuk
menghentikan lintasannya. Dan tibalah kami pada sebuah gang, tempat kami
membagi ilmu kepada calon penerus generasi bangsa kelak :’)
Adik-adik itu terdiri dari berbagai tingkatan kelas. Mayoritas
adalah adik-adik SD kelas I hingga kelas IV, sisanya adalah usia diatas range
kelas tersebut. Kami pun dipencar oleh sang ketua, Adji Firmansyah, menjadi
beberapa kelompok kecil. Kelompok kecil ini akan menangani beberapa adik sesuai
tingkatan kelas-nya di sekolah. Kala itu kami sedang belajar matematika, dan
aku bertugas mengajari adik-adik kelas III. Aku bertugas dengan tim yang sama
dengan teman-teman dari kampus asal komunitas ini, Univ. Negeri Makassar. Wow..
mereka sangat welcome, ramah, dan open
minded ^^ Adapun adik-adik yang kami dampingi, mereka sangat antusias untuk
belajar, meskipun masih malu-malu menjawab ketika disodorkan pertanyaan. Dan bersikap
ramah dan agresif pun menjadi solusi. Melalui pendekatan itu, kami akhirnya
tahu kesulitan mereka dan mulai memberikan sedikit solusi belajar, plus suntikan
semangat untuk terus raijn belajar dan
berlatih. Beberapa kesulitan mereka adalah menghafal perkalian, serta pertambahan
dan pengurangan setingkat ratusan ke atas.
Kami berbagi ilmu sekitar 2 jam. Meskipun singkat, namun ada kepuasan yang …
rasanya sulit terbahasakan. Melihat mereka tersenyum kepadamu sesaat setelah
kamu menjelaskan, dan kamu pun tersenyum kepadanya.. terlebih lagi ketika
mereka mampu menjawab latihan soal yang kamu berikan. Sungguh kebahagiaan yang
sulit terbahasakan. Kamu akan tahu rasanya, ketika mencoba melibatkan “rasa” didalamnya
hehe. Antusias mereka untuk belajar ditengah keterbatasan, seperti menegur
diriku.. untuk semakin bersyukur atas karunia yang Allah berikan. Nikmat untuk
bisa mengecap pendidikan dengan lancar. Kondisi mereka pun memberikan pelajaran
berharga bagiku pribadi, untuk semakin serius belajar dan tidak mudah mengeluh,
serta menyerah. Sungguh.. keluhan ini tak bisa dibandingkan dengan kondisi
mereka. Semoga semangat berbenah selalu
bergaung dalam dada kita semua aamiin :’)
Cerita ini adalah kesan pertama yang aku dapatkan saat
pertama kali terjun langsung ke lapangan. Semoga kelak aku bisa berbagi lagi tentang adik-adik yang penuh
semangat itu (aamiin). Semoga kita senantiasa dimudahkan, diberi jalan, untuk
memberi kontribusi kepada sekitar kita. Tentu saja kesempatan itu tidak datang
begitu saja, namun kita juga harus gencar mencari wadah serta sekelompok teman,
yang juga punya passion yang sama. Salam
semangat kawan : )
#ODOPBatch2
#Harike16_week4
3 komentar
Semoga menjadi amal yang tak terputus. ilmu bermanfaat
BalasHapuskegiatan yg menarik...
BalasHapusMasuk komunitas yg bergerak dibidang social education, wowo, pengalaman menarikk^^
BalasHapus