BOOK REVIEW Ke-3: Ternyata Kita Jodoh.. "Akatsuki: Semburat Cinta di Langit Tokyo"
Pekan ini tema blog
posting-nya insya Allah tentang buku yah readers. Well, today Khofiyaa will share some beautiful things that I found from
book that I ever read.
Aku ingat betul pertama kali niatan untuk membaca novel
ini hadir. Ya. Tepatnya ketika aku masih duduk dibangku SMA kelas XI. Dan Alhamdulillah…
Allah memperkenankan keinginanku untuk menghkatamkannya, ketika aku telah
menjadi mahasiswa semester 6. Kurun waktu yang tidak singkat, namun bukankah..
niat itu dikabulkan Allah? :’) Masyaa Allah..
Novel ini berjudul “Akatsuki”, dan aku dengar bahwa pada cetakan-cetakan berikutnya buku ini
terbit dengan judul “Akatsuki: Semburat Cinta di Langit Tokyo”. Buku ber-genre islamic romance ini ditulis oleh Miyazaki Ichigo. Buku ini kukhatamkan
ditahun 2014, dan kala itu buku yang ku pegang adalah terbitan 2010 (cetakan
II). I can not imagine right now, how
many this book have been printed?
Novel ini mengisahkan seorang wanita jepang bernama “Mayuhime”
yang dibesarkan oleh keluarga berada. Ia dibesarkan oleh orang tua angkatnya,
sebab kedua orang tuanya telah meninggal saat ia masih kecil. Ibunya meninggal
saat melahirkannya, dan ayahnya meninggal saat ia masih kecil. Ia tinggal
bersama kakak, beserta kedua orang tua angkatnya. Ketika umurnya sudah
menginjak dewasa, akhirnya ia dipertemukan kembali dengan kakak kandungnya. Namun
karena beberapa alasan, ia tetap tinggal dengan orang tua angkatnya.
Mayuhime adalah wanita berambut panjang yang baik hati,
dan rasa penasarannya begitu besar akan suatu hal yang tidak umum dalam jangkauan pikirannya. Dia
gadis yang berpemikiran terbuka, dan welcome
kepada hal-hal yang menurutnya “baik”. Ada hal menarik yang terjadi saat ia
duduk dibangku SMA. Ada seorang teman sekelas yang sangat mengusik rasa ingin
tahunya. Ia adalah Kagawa Satoshi, seorang muslim yang pintar dan sangat teguh
dengan aturan agamanya, Islam. Entah mengapa.. segala hal yang Satoshi lakukan,
menjadikan Mayuhime terus bertanya-tanya tiada henti dalam hati.
Kagawa Satoshi adalah sosok muslim yang dalam kaca mata
Mayumihe, adalah seorang laki-laki aneh
yang sering hilang saat makan siang, tidak makan daging, dan kerap mengalihkan
mata ketika berbicara dengan lawan jenis. Namun justru keanehan itu pula yang
membuat Mayuhime penasaran pada sosoknya. Tanpa disadarinya, Mayuhime kerap
jadi stalker pada beberapa aktivitas Satoshi.
Sampai suatu ketika aksi Mayuhime pun ketahuan, dan alhasil… Mulailah Mayuhime
menanyakan banyak hal kepada Satoshi terkait kebiasaan anehnya itu. Well.. meskipun Mayuhime mencoba
menjadi teman yang ramah bagi Satoshi, namun Satoshi selalu terlihat dingin
kepadanya. Yap. Ia jarang sekali
berbicara. Tapi bukan berarti ia tipikal lelaki yang angkuh, ia sering sekali
menolong Mayuhime dalam beberapa hal**(… secret^^…). Banyak hal yang membuat
mereka berdua berada pada tempat yang sama dan tidak terduga, dalam waktu yang
tidak sebentar. Sikap dingin dan kebaikan hati Satoshi, tanpa sadar telah
menyentuh hati Mayuhime. Tapi Mayuhime sadar betul… Ia tidak mungkin menggapai
Satoshi, sebab Satoshi terlalu sempurna untuknya. Belum lagi.. ia tipikal cowok
yang memandang wanita saja susah, apalagi untuk sempat jatuh cinta ?
Dan Mayuhime mulai menyimpan perasaan itu untuk dirinya
sendiri.
Tak hanya mengenal cinta untuk pertama kalinya, Mayuhime
juga sadar, telah merasakan keindahan Islam lewat pribadi dan keseharian Satoshi.
Melihat Satoshi, perlahan mengusik keingintahuannya akan banyak hal tentang Islam.
Dan ia pun mulai mempelajari Islam.
Hingga akhirnya suatu insiden terjadi. “Insiden”
tersebut bisa dibilang klimaks dari novel ini, yang mengakibatkan Mayuhime
harus meninggalkan rumah orang tua angkatnya dengan perpisahan yang tidak
indah, harus berpisah dengan ibu angkatnya yang begitu menyayanginya, dan
memilih tinggal dengan kakak kandungnya.
Perpisahan yang dilatarbelakangi oleh hal yang
menyedihkan, membuatnya trauma untuk bertemu dengan keluarga angkatnya. Mayuhime
meninggalkan rumah yang selama ini ditinggalinya, dengan kondisi fisik dan
batin yang sungguh mengkhawatirkan. Namun saat dirinya begitu rapuh, justru perlahan
ia mendapatkan kembali ketenangan hatinya melalui lisan serta keanggunan sifat kerabat
muslimah yang senantiasa menguatkannya.
Dan jadilah Mayuhime, seorang Mualaf.
Mayuhime memulai hidup baru dengan kondisi batin dan
fisik yang sangat berbeda dari sebelumnya. Tidak ada lagi Mayuhime yang
berambut panjang, yang ada kini adalah wanita berjilbab labuh dengan paras yang
teduh. Mayuhime pun melanjutkan hidupnya yang sempat kacau, bersama kakak
kandungnya yang sangat mencintainya.
Lima tahun adalah waktu yang tidak singkat. Lima tahun
juga Mayuhime menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari dan mengamalkan
ajaran Islam. Salah satu keinginan terbesarnya adalah… agar kakak kandungnya
juga bisa ikut memeluk Islam. Singkat cerita, suatu hari Mayuhime dilamar oleh
seorang pemuda bernama, Fajar Al-Kamil. Disudut hatinya ia tahu pasti.. ada
ruang untuk Satoshi, namun lagi-lagi ia mencoba mengabaikannya. Alasannya masih
sama.. Ia merasa, Satoshi terlalu sempurna untuk dirinya yang begitu banyak
kekurangan. Hingga dengan beberapa pertimbangan, Mayuhime menerima lamaran
lelaki itu dengan perantara seorang bibi. Ia menerima pinangan lelaki itu tanpa
pernah mau untuk melihat wajah calon suaminya, meskipun hanya lewat foto. Ia
mantap menerimanya, dengan bermodalkan shalat istikharah. Ia yakin… Allah pasti
memberikan takdir terbaik untuknya. Dan tahukah readers…? Ketika akad telah sah dimata para saksi, betapa
terkejutnya Mayuhime ketika tahu.. Fajar Al-Kamil itu… tak lain dan tak bukan
adalah… Kagawa Satoshi…
Rasa haru dan bahagia, terbahasakan oleh tangisan
dikedua pipinya. Ia tidak pernah menyangka.. Allah menakdirkannya berjodoh
dengan lelaki yang selama ini ia kagumi. Ia seolah merasakan kebahagiaan yang pernah
menyelimuti hati Fathimah putri Rasulullah, kala dipersunting Ali, lelaki yang
telah lama ia kagumi dalam diamnya.
Pernikahan Satoshi dan Mayuhime bukanlah ending dari
cerita ini. Masih ada beberapa konflik yang terjadi pasca pernikahan mereka.
Konflik tentang orang yang ingin memisahkan merek. Namun reader tenang saja, novel-nya bakalan happy ending kok, sangat mengharukan. Novel ini mengajarkan indahnya kesabaran dalam
penantian, tentang bagaimana menyalurkan cinta yang tepat. Mayuhime sadar ia
menyukai Satoshi sejak ia masih duduk dibangku SMA. Namun perlahan ia memilih
untuk menyimpan perasaan itu, dan melabuhkan cintanya hanya kepada Allah. Dan kesabarannya
untuk mengendalikan perasaannya pun berbuah manis. Allah menghadiahkan orang
yang selama ini dikaguminya, sebagai
jodohnya.
Novel ini pun memperlihatkan bahwa.. kasih sayang
seorang ibu yang tulus menyayangi tak akan pernah terganti, tak akan pernah
terlupa, tak akan pernah hilang, meskipun ia bukanlah ibu kandung. Selain itu novel
ini juga mengajarkan untuk senantiasa istiqamah ditengah keterasingan. Melalui
novel ini, pengarang memperlihatkan bahwa Satoshi mampu bertahan dalam
keterasingan dalam menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim. Contohnya nih,
saat Satoshi berpuasa ditengah mayoritas
remaja Jepang yang notabene-nya bukan
orang Islam, kala Satoshi dan kakaknya memilih untuk tidak merayakan festival
Tanabata yang dirayakan oleh masyarakat Jepang. Festival ini dimeriahkan dengan
tradisi menulis permohonan di atas tanzaku (kertas berwarna-warni tempat
menuliskan harapan), dan beberapa pelajaran berharga lainnya. Seolah berkata
kepada pembacanya, “Satoshi yang hidup dalam minoritas pun bisa istiqamah,
apalagi kita kaum muslimin Indonesia yang tengah hidup dalam mayoritas?” :’’)
Petikan kisah novel ini seolah mengingatkanku akan sebuah
hadist
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا
وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
“Islam datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam
keadaan asing. Sungguh beruntunglah orang yang asing” (HR. Muslim).
Semoga kita senantiasa dikuatkan
Allah untuk berada dijalan yang diridhoi-Nya, senantiasa menjaga hati dan
meyakini.. If you want Ali, you gotta be
a Fathimah ^^, senantiasa istiqamah dalam kebenaran meskipun bersendirian.
Eitsss jangan salah.. terasing dalam kebenaran itu tidak mesti untuk hal
kompleks seperti perkara memakai jilbab besar diantara wanita yang tidak
berhijab. Namun juga melingkupi hal kecil misalnya, memilih jujur ketika teman
memilih menyontek saat ujian; memilih jujur saat mengerjakan tugas ketika teman
mungkin memilih untuk copy paste. Mengapa
kita begitu bersikukuh untuk istiqamah? Sebab kita tahu.. sebab kita yakin dan
mengimani, bahwa Allah Maha Melihat. Bahwa segala hal sekecil apapun, kelak
akan diminta pertanggungjawabannya. Semoga diri yang masih belajar ini, bersama
sahabat pembaca yang baik hatinya.. senantiasa dilingkupi dalam cahaya Iman..
aamiin.
Tetap semangat wahai saudariku,
semoga kelak juga bisa baca novel
inspiratif ini ^^
#ODOPBatch2
#Harike14_Minggu3
6 komentar
Jodoh lagi nih ceritanya.. heheh.. menarik nih ceritanya si kakak
BalasHapusTran Ran
kagats tau nih bang .. br nyadar juga kalo topikny tentang jodoh mulu hahaha...
HapusHmm,, soal novel, kayaknya kita jodoh yaa mbak?? hehe,,
BalasHapusKebetulan atw apaalah namanya, Akatsuki juga salah satu dari koleksi novel kesayanganku.. Suka bangett sama karakter satoshi juga cerita yg trasa komplit banget. genre religi dibungkus kisah cinta yg romantis dgn mengambil tokyo sbagai latar cerita-kota impianku^^
Pertamakali baca punya temen tahun 2009 kayaknya, tapi msh edisi lama. nah, pas tahun 2012 gak sengaja ketemu di gramed dan ternyata udah revisi,,akhirnya kamipun berjodoh (numpang cerita dikit gak papa yaa mbak:D??
btw, review nya kereen mbak^_^/
hehehehe.. ga papa mbak aira^^
Hapusmungkin selera kita sama hehehehe..
kepincut banget aku sm 4/4 mbak, blum smpat baca :')
smg ad waktu yg tepat buat baca :)
So sweet banget ceritanya. Jadi pengin baca Dan memiliki bukunya
BalasHapusiya aku juga melting banget sama alur ceritanya :')
Hapus