BOOK REVIEW Ke-3: Ternyata Kita Jodoh.. "Akatsuki: Semburat Cinta di Langit Tokyo"

by - 10:31 PM



Pekan ini tema blog posting-nya insya Allah tentang buku yah readers. Well, today Khofiyaa will share some beautiful things that I found from book that I ever read.
Aku ingat betul pertama kali niatan untuk membaca novel ini hadir. Ya. Tepatnya ketika aku masih duduk dibangku SMA kelas XI. Dan Alhamdulillah… Allah memperkenankan keinginanku untuk menghkatamkannya, ketika aku telah menjadi mahasiswa semester 6. Kurun waktu yang tidak singkat, namun bukankah.. niat itu dikabulkan Allah? :’) Masyaa Allah..
Novel ini berjudul “Akatsuki”, dan aku dengar  bahwa pada cetakan-cetakan berikutnya buku ini terbit dengan judul “Akatsuki: Semburat Cinta di Langit Tokyo”. Buku ber-genre islamic romance ini ditulis oleh Miyazaki Ichigo. Buku ini kukhatamkan ditahun 2014, dan kala itu buku yang ku pegang adalah terbitan 2010 (cetakan II). I can not imagine right now, how many this book have been printed?
Novel ini mengisahkan seorang wanita jepang bernama “Mayuhime” yang dibesarkan oleh keluarga berada. Ia dibesarkan oleh orang tua angkatnya, sebab kedua orang tuanya telah meninggal saat ia masih kecil. Ibunya meninggal saat melahirkannya, dan ayahnya meninggal saat ia masih kecil. Ia tinggal bersama kakak, beserta kedua orang tua angkatnya. Ketika umurnya sudah menginjak dewasa, akhirnya ia dipertemukan kembali dengan kakak kandungnya. Namun karena beberapa alasan, ia tetap tinggal dengan orang tua angkatnya.
Mayuhime adalah wanita berambut panjang yang baik hati, dan rasa penasarannya begitu besar akan suatu hal  yang tidak umum dalam jangkauan pikirannya. Dia gadis yang berpemikiran terbuka, dan welcome kepada hal-hal yang menurutnya “baik”. Ada hal menarik yang terjadi saat ia duduk dibangku SMA. Ada seorang teman sekelas yang sangat mengusik rasa ingin tahunya. Ia adalah Kagawa Satoshi, seorang muslim yang pintar dan sangat teguh dengan aturan agamanya, Islam. Entah mengapa.. segala hal yang Satoshi lakukan, menjadikan Mayuhime terus bertanya-tanya tiada henti dalam hati.

 pictsourch

Kagawa Satoshi adalah sosok muslim yang dalam kaca mata Mayumihe, adalah seorang laki-laki  aneh yang sering hilang saat makan siang, tidak makan daging, dan kerap mengalihkan mata ketika berbicara dengan lawan jenis. Namun justru keanehan itu pula yang membuat Mayuhime penasaran pada sosoknya. Tanpa disadarinya, Mayuhime kerap jadi stalker pada beberapa aktivitas Satoshi. Sampai suatu ketika aksi Mayuhime pun ketahuan, dan alhasil… Mulailah Mayuhime menanyakan banyak hal kepada Satoshi terkait kebiasaan anehnya itu. Well.. meskipun Mayuhime mencoba menjadi teman yang ramah bagi Satoshi, namun Satoshi selalu terlihat dingin kepadanya.  Yap. Ia jarang sekali berbicara. Tapi bukan berarti ia tipikal lelaki yang angkuh, ia sering sekali menolong Mayuhime dalam beberapa hal**(… secret^^…). Banyak hal yang membuat mereka berdua berada pada tempat yang sama dan tidak terduga, dalam waktu yang tidak sebentar. Sikap dingin dan kebaikan hati Satoshi, tanpa sadar telah menyentuh hati Mayuhime. Tapi Mayuhime sadar betul… Ia tidak mungkin menggapai Satoshi, sebab Satoshi terlalu sempurna untuknya. Belum lagi.. ia tipikal cowok yang memandang wanita saja susah, apalagi untuk sempat jatuh cinta ?
Dan Mayuhime mulai menyimpan perasaan itu untuk dirinya sendiri.
Tak hanya mengenal cinta untuk pertama kalinya, Mayuhime juga sadar, telah merasakan keindahan Islam lewat pribadi dan keseharian Satoshi. Melihat Satoshi, perlahan mengusik keingintahuannya akan banyak hal tentang Islam. Dan ia pun mulai mempelajari Islam.
Hingga akhirnya suatu insiden terjadi. “Insiden” tersebut bisa dibilang klimaks dari novel ini, yang mengakibatkan Mayuhime harus meninggalkan rumah orang tua angkatnya dengan perpisahan yang tidak indah, harus berpisah dengan ibu angkatnya yang begitu menyayanginya, dan memilih tinggal dengan kakak kandungnya.
Perpisahan yang dilatarbelakangi oleh hal yang menyedihkan, membuatnya trauma untuk bertemu dengan keluarga angkatnya. Mayuhime meninggalkan rumah yang selama ini ditinggalinya, dengan kondisi fisik dan batin yang sungguh mengkhawatirkan. Namun saat dirinya begitu rapuh, justru perlahan ia mendapatkan kembali ketenangan hatinya melalui lisan serta keanggunan sifat kerabat muslimah yang senantiasa menguatkannya.
Dan jadilah Mayuhime, seorang Mualaf.
Mayuhime memulai hidup baru dengan kondisi batin dan fisik yang sangat berbeda dari sebelumnya. Tidak ada lagi Mayuhime yang berambut panjang, yang ada kini adalah wanita berjilbab labuh dengan paras yang teduh. Mayuhime pun melanjutkan hidupnya yang sempat kacau, bersama kakak kandungnya yang sangat mencintainya.
Lima tahun adalah waktu yang tidak singkat. Lima tahun juga Mayuhime menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari dan mengamalkan ajaran Islam. Salah satu keinginan terbesarnya adalah… agar kakak kandungnya juga bisa ikut memeluk Islam. Singkat cerita, suatu hari Mayuhime dilamar oleh seorang pemuda bernama, Fajar Al-Kamil. Disudut hatinya ia tahu pasti.. ada ruang untuk Satoshi, namun lagi-lagi ia mencoba mengabaikannya. Alasannya masih sama.. Ia merasa, Satoshi terlalu sempurna untuk dirinya yang begitu banyak kekurangan. Hingga dengan beberapa pertimbangan, Mayuhime menerima lamaran lelaki itu dengan perantara seorang bibi. Ia menerima pinangan lelaki itu tanpa pernah mau untuk melihat wajah calon suaminya, meskipun hanya lewat foto. Ia mantap menerimanya, dengan bermodalkan shalat istikharah. Ia yakin… Allah pasti memberikan takdir terbaik untuknya. Dan tahukah readers…? Ketika akad telah sah dimata para saksi, betapa terkejutnya Mayuhime ketika tahu.. Fajar Al-Kamil itu… tak lain dan tak bukan adalah… Kagawa Satoshi…
Rasa haru dan bahagia, terbahasakan oleh tangisan dikedua pipinya. Ia tidak pernah menyangka.. Allah menakdirkannya berjodoh dengan lelaki yang selama ini ia kagumi. Ia seolah merasakan kebahagiaan yang pernah menyelimuti hati Fathimah putri Rasulullah, kala dipersunting Ali, lelaki yang telah lama ia kagumi dalam diamnya.
 Pernikahan Satoshi dan Mayuhime bukanlah ending dari cerita ini. Masih ada beberapa konflik yang terjadi pasca pernikahan mereka. Konflik tentang orang yang ingin memisahkan merek. Namun reader tenang saja, novel-nya bakalan happy ending kok, sangat mengharukan. Novel ini  mengajarkan indahnya kesabaran dalam penantian, tentang bagaimana menyalurkan cinta yang tepat. Mayuhime sadar ia menyukai Satoshi sejak ia masih duduk dibangku SMA. Namun perlahan ia memilih untuk menyimpan perasaan itu, dan melabuhkan cintanya hanya kepada Allah. Dan kesabarannya untuk mengendalikan perasaannya pun berbuah manis. Allah menghadiahkan orang yang selama ini dikaguminya, sebagai  jodohnya.


Novel ini pun memperlihatkan bahwa.. kasih sayang seorang ibu yang tulus menyayangi tak akan pernah terganti, tak akan pernah terlupa, tak akan pernah hilang, meskipun ia bukanlah ibu kandung. Selain itu novel ini juga mengajarkan untuk senantiasa istiqamah ditengah keterasingan. Melalui novel ini, pengarang memperlihatkan bahwa Satoshi mampu bertahan dalam keterasingan dalam menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim. Contohnya nih, saat Satoshi  berpuasa ditengah mayoritas remaja Jepang yang notabene-nya bukan orang Islam, kala Satoshi dan kakaknya memilih untuk tidak merayakan festival Tanabata yang dirayakan oleh masyarakat Jepang. Festival ini dimeriahkan dengan tradisi menulis permohonan di atas tanzaku (kertas berwarna-warni tempat menuliskan harapan), dan beberapa pelajaran berharga lainnya. Seolah berkata kepada pembacanya, “Satoshi yang hidup dalam minoritas pun bisa istiqamah, apalagi kita kaum muslimin Indonesia yang tengah hidup dalam mayoritas?” :’’)
Petikan kisah novel ini seolah mengingatkanku akan sebuah hadist
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
Islam datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh beruntunglah orang yang asing” (HR. Muslim).

Semoga kita senantiasa dikuatkan Allah untuk berada dijalan yang diridhoi-Nya, senantiasa menjaga hati dan meyakini.. If you want Ali, you gotta be a Fathimah ^^, senantiasa istiqamah dalam kebenaran meskipun bersendirian. Eitsss jangan salah.. terasing dalam kebenaran itu tidak mesti untuk hal kompleks seperti perkara memakai jilbab besar diantara wanita yang tidak berhijab. Namun juga melingkupi hal kecil misalnya, memilih jujur ketika teman memilih menyontek saat ujian; memilih jujur saat mengerjakan tugas ketika teman mungkin memilih untuk copy paste. Mengapa kita begitu bersikukuh untuk istiqamah? Sebab kita tahu.. sebab kita yakin dan mengimani, bahwa Allah Maha Melihat. Bahwa segala hal sekecil apapun, kelak akan diminta pertanggungjawabannya. Semoga diri yang masih belajar ini, bersama sahabat pembaca yang baik hatinya.. senantiasa dilingkupi dalam cahaya Iman.. aamiin.
Tetap semangat wahai saudariku,
semoga kelak juga bisa baca novel inspiratif ini ^^


#ODOPBatch2
#Harike14_Minggu3

You May Also Like

6 komentar

  1. Jodoh lagi nih ceritanya.. heheh.. menarik nih ceritanya si kakak

    Tran Ran

    BalasHapus
    Balasan
    1. kagats tau nih bang .. br nyadar juga kalo topikny tentang jodoh mulu hahaha...

      Hapus
  2. Hmm,, soal novel, kayaknya kita jodoh yaa mbak?? hehe,,
    Kebetulan atw apaalah namanya, Akatsuki juga salah satu dari koleksi novel kesayanganku.. Suka bangett sama karakter satoshi juga cerita yg trasa komplit banget. genre religi dibungkus kisah cinta yg romantis dgn mengambil tokyo sbagai latar cerita-kota impianku^^

    Pertamakali baca punya temen tahun 2009 kayaknya, tapi msh edisi lama. nah, pas tahun 2012 gak sengaja ketemu di gramed dan ternyata udah revisi,,akhirnya kamipun berjodoh (numpang cerita dikit gak papa yaa mbak:D??
    btw, review nya kereen mbak^_^/

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe.. ga papa mbak aira^^
      mungkin selera kita sama hehehehe..
      kepincut banget aku sm 4/4 mbak, blum smpat baca :')
      smg ad waktu yg tepat buat baca :)

      Hapus
  3. So sweet banget ceritanya. Jadi pengin baca Dan memiliki bukunya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya aku juga melting banget sama alur ceritanya :')

      Hapus

Blog Archive

Entri yang Diunggulkan

Ibrah: Orang-orang Pergi. Apakah Mereka Kembali?

Bismillah. Kepergian itu sulit. Tapi, kehilangan lebih sulit lagi. Mengapa orang-orang harus saling meninggalkan? Jawabannya membawa saya...

Nobody's perfect

Pengikut