Sebongkah Hikmah dalam Menanti Pencairan Beasiswa
Early of February 2016
Januari ini adalah bulan tergalau bagi belasan anak-anak
yang tengah menunggu cairnya beasiswa terakhir mereka. Siang itu hanya ada aku
dan Vian, selanjutnya Anti datang namun segera pergi. Anti datang untuk
mengumpulkan berkas pencairan beasiswanya, dan tak bisa tinggal lama sebab
masih ada pekerjaan di kantornya. Beruntung Asphian (alias Bobi) dan Lutfi
segera datang.
Aku adalah salah satu dari 20 mahasiswa yang Allah beri
rezeki sebagai penerima beasiswa S-1, dari kerja sama kampus dengan salah satu
bank di Indonesia sejak kami berstatus sebagai maba di kampus merah ini. Saya
mengikuti serangkaian seleksi saat apply beasiswa
ini. Seleksi tahap pertama adalah seleksi berkas yang memenuhi kualifikasi
mereka. Tentuunya hal ini mengharuskan para pelamar untuk menyertakan sejumlah
sertifikat prestasi yang pernah diperoleh. Saya terkadang jadi minder.. prestasi tertinggi yang pernah ku raih saat itu adalah tingkat sekolah. Tapi.. saya tak mau berlarut-larut minder dan mencoba percaya diri dan bersyukur akan apa yang telah aku raih saat di bangku SMA. Alhamdulillah.. saya berhasil melewati tahap seleksi berkas. Ke-minder-an saya kemarin sungguh tidak beralasan.. nyaris hampir saja saya tidak ikut seleksi. :') Selanjutnya adalah seleksi business plan. Saya pun diminta untuk membuat suatu business plan. Background pendidikan
saya tentang ilmu pangan, so business
plan yang saya buat tak jauh-jauh dari inovasi pangan hehehe... Ini agak
terasa berat.. sebab saya belum pernah membuat business plan. Jadinya saya mulai berselancar di google dari pagi
hingga pagi, untuk menemukan inspirasi serta format penulisan business plan terbaik dan terkini. Alhamdulillah pihak kampus sempat
memberikan satu contoh-nya.. Namun tetap saja, saya tak puas dengan satu contoh
saja ^^ Saya pikir saya harus bereksplorasi, untuk menghasilkan yang terbaik^^.
Beberapa minggu pun berlalu, hingga akhirnya saya menerima telepon dari biro
kesejahteraan mahasiswa kampus akan status saya sebagai awardee. Kami berhak
menerima pencairan beasiswa selama empat tahun, dengan pencairan masing-masing
satu kali setiap tahun. Alhamdulillah…
Alhamdulillah… Saat itu dan hingga hari ini.. saya begitu bersyukur kepada
Allah.. dan berupaya untuk bijak menggunakannya. Ehh jadi curhat dan salah fokus
.. :’’D maaf yee hhehe.. semoga menginspirasi para maba untuk tak gentar mencari
beasiswa. MangatSee :’)
Well.. bact to
reality.. Sekarang kami telah memasuki tahun
terakhir, tahun ke empat. Aku dan teman-teman lainnya ingin beasiswa kami yang
tertunda hampir 1 semester ini, segera cair. Namun prosedurnya kini tidak
semudah prosedur pengurusannya tiga tahun terakhir. Hm.. mungkin ini disebabkan
karena ditahun keempat ini ada pergantian personil dari staf penyedia beasiswa,
yang saat ini menangani kami.. dan juga
beberapa trouble tak terduga.
Setumpuk surat titipan dari teman-teman kami (kurang
lebih ada sekitar 10 berkas), tersusun rapi didepan mata. Kami berempat masih
terdiam sambil menunggu sosok yang tak kunjung datang, ya.. pejabat birokrasi.
Hampir sejam kami menunggu, Alhamdulillah beliau datang juga. Namun sayang,
paraf beliau yang kami harapkan diatas lembaran berkas-berkas kami justru tidak
diberikan. Beliau dengan sopan menolaknya, sembari meminta kami melengkapi satu
berkas lagi untuk kelengkapan data beasiswa kami di arsip kampus. Well demi
“satu berkas lagi”.. jadilah kami kembali ke rumah masing-masing untuk
mempersiapkan permintaan beliau. Semoga esok, urusan ini dapat selesai. Semoga
esok, urusan arsip kampus dapat terselesaikan dan tanda tangan pihak birokrasi
kampus bisa cepat kelar, agar berkas pencairan beasiswa kami… dapat langsung
dikirimkan ke kantor pusat pihak penyedia beasiswa. :’)
Ini bukan pertama kalinya aku ditolak. Hal ini membuatku
mengingat kembali beberapa memoriku saat mengikuti beberapa ekskul dan beberapa
perlombaan dibangku SMA hingga ku berada di Universitas. Mengingat kembali
betapa saya berlarian kesana kemari demi paraf dan sign dari kepala sekolah,
wakasek kesiswaan, seorang dosen atau pejabat kampus yang berwenang. Ya…
mencari mereka untuk beasiswa hunting,
pengurusan surat izin mengikuti lomba, pengurusan skripsi, pencairan dana, dan
lain-lain. Tak jarang saya harus berulang kali mengurus hal yang sama, sebab
senantiasa menjumpai beberapa trouble seperti..
format surat yang salah dan harus diulang,
nama atau nip pejabat kampus/sekolah yang salah dan harus diulang, ada secuil isi surat yang keliru dan harus diulang, serta beragam masalah
teknis lainnya. Dan hari ini, semuanya seperti terulang kembali
Satu hal yang kupetik dari kejadian-kejadian yang
berkesinambungan ini. Bahwa kita mesti gencar, dan lincah untuk meraih apa yang
kita inginkan. Tak boleh mengeluh, galau, dan menyalahkan orang lain. Bukankah
kita sedang diuji Tuhan untuk menjadi pribadi yang lebih kuat?
Kejadian-kejadian ini juga melatih kita untuk bersabar, belajar berprasangka baik,
belajar mengisi waktu kosong dalam penantian dengan hal yang bermutu (membaca
buku misalnya), dan belajar menghargai posisi orang lain yang mungkin jauh
lebih tinggi dari kedudukan kita. Segala peristiwa.. memiliki hikmahnya
masing-masing, tergantung dari kita.. ingin mengambil pelajaran, atau memilih
menggerutu menghadapinya : ) dan tentu saja pelajaran itu sungguh patut
disyukuri.
#ODOPBatch2
#Harikeenam_week2
11 komentar
Semoga beasiswanya cepat cair hehehe
BalasHapusDan khikmahnya datang juga ini mba Khofiya, hehe
BalasHapusKeren euyy, dapat beasiswa ^^
Semoga diberi kelancaran segalanya
BalasHapusaamiin :D makasih mbak jun ^^
HapusSemoga diberi kelancaran segalanya
BalasHapusAku sangat mengerti perasaanmu mbak khofiyaa, bahkan sekarang aku udah kerja pun masih sering ngejar2 pejabat birokrasi gitu..(haduuhh kebiasaan aku neh curcol aja..😂😂😂)
BalasHapuswhoahaha.... ga papa mbak.. ngerasa punya teman seperjuanagn hehehe smg kita snntiasa semangat :')
HapusUntuk mendapatkan beasiswa memang penuh perjuangan mbk. Pernah aku rasakan saat SMK dulu.
BalasHapusUntuk mendapatkan beasiswa memang penuh perjuangan mbk. Pernah aku rasakan saat SMK dulu.
BalasHapussya pengen ngambil beasiswa, jadi penyemangat deh.. siip mba..
BalasHapusKarena setiap peristiwa sudah sepaket dgn hikmahnya.. inspiring story^^
BalasHapus