Memudar di Pelupuk Mata dan Akal Sehatku

by - 8:58 PM

Masih terbaring dengan sejuta pikiran
Menerawang  jauh-jauh hingga pening mulai membelenggu
Diriku terpaku didepan layar mini
Membawaku terbang akan selaksa memori
Nyaliku ciut ditumbangkan acuh dipagi hari
Bukannya gairah yang membuncah, malah sesal yang mulai menyelimuti
Bukannya mata yang berbinar-binar, malah gerutu yang tak lekas berhenti
Berharap bertarung bersama namun apa daya realita yang ada
Beban bertumpuk pada sebidang bahu yang semakin membungkuk


Tiada kata yang terungkap, hanya muak yang berkecamuk parah
Harus kemana kubagi  hingga  nafas dapat kutarik seperti biasanya
Hingga pada akhirnya trauma berpacu pada satu hingga beberapa jiwa
Memang benar adanya, manusia seburuk-buruknya tempat menaruh cita
Mata nyaris membekukan desiran air yang seharusnya mengalir
Amarah menyelinap hingga kendali mencoba tetap kokoh hingga nanti
Menoreh janji hati untuk tidak bersatu dikemudian hari
Mungkin kecewa datang untuk membuat diri mendekat kepada Tuhan
Bahwa Dia satu-satunya tempat bergantung harapan

*oldstory

#ODOPBatch2
#Harike18_week4
#nebus_utang

You May Also Like

3 komentar

  1. Kerennn ..
    Saya angkat tangan kl disuruh nulis beginian

    BalasHapus
  2. Mungkin kecewa datang untuk membuat diri mendekat kepada Tuhan

    Bahwa Dia satu-satunya tempat bergantung harapan"- betu. bangett mbak,
    tapi kadang, kita sebagi manusia seringkali menggantungkan harap pada makhlukNya yg slalu saja mengundang kecewa...

    Kata2nya dalemm, ,,betul2 menyentuh....like^^

    BalasHapus

Blog Archive

Entri yang Diunggulkan

Ibrah: Orang-orang Pergi. Apakah Mereka Kembali?

Bismillah. Kepergian itu sulit. Tapi, kehilangan lebih sulit lagi. Mengapa orang-orang harus saling meninggalkan? Jawabannya membawa saya...

Nobody's perfect

Pengikut