Daripada “Ragu”, Mending mulai “Melukis Pelangi” diawal Hidup yang Baru

by - 6:36 AM



January 2016
Aku telah menyelesaikan serangkaian tugas dan amanah kedua orang tua tercinta selama empat tahun lebih tiga bulan. Aku lega, bahagia, sekaligus was-was menghadapi hari esok. Di dasar lubuk hati yang terdalam aku meyakini aku bisa menaklukkan serangkaian mimpi yang telah tertulis di lembaran-lembaran draft mimpiku. Tapi entah mengapa ketakutan itu kadang-kadang datang menghampiri. Bahkan bayangan masa lalu juga tak letih mengingatkan tanpa henti. Kata-kata mereka, yang meremehkan aku dan keputusan melanjutkan studi yang ku ambil empat tahun silam. Jika ku ingat kembali, rasanya ingin cepat-cepat menceklis mimpi-mimpi itu. Dan membuktikan kalau anggapan mereka, Keliru.

Pernah suatu ketika aku sedang rehat dari kegiatan apapun. Aku tertarik untuk mengkhatamkan salah satu buku pemberian seorang teman yang berjudul, “Melukis Pelangi”. Apakah ada diantara kalian yang tidak asing dengan buku ini? Yap.. ini adalah salah satu memoar best seller karya mbak Oki Setiana Dewi, yang telah mencapai terbitan ke sepuluh di tahun 2012. Buku ini menceritakan kisah hidupnya sedari balita hingga sukses dengan dirinya saat ini. Aku menikmati setiap kalimat-kalimat yang dia lukiskan. Oki kecil punya sejuta mimpi. Setiap hari dia menuliskan kisahnya di buku harian, dan menceklis mimpi-mimpi yang telah diraihnya.  Dia menulis mimpi yang ingin dicapainya, dan bagaimana cara dia menggapainya. Bahkan mbak Oki kecil sudah punya mimpi jangka panjang dan jangka pendek. Waww…. Rasa penasaran terus mendesakku untuk membaca lembar demi lembar. Aku penasaran, apakah mbak Oki bisa menaklukkan semua mimpi-mimpinya? Atau hanya mimpi  alias angan semata? Dan ternyata… beliau berhasil menaklukkan mimpi-mimpinya.

Salah satu mimpi yang sangat menginspirasi adalah memenangkan fashion show, sebagai jembatan baginya untuk mewujudkan mimpinya sebagai artis. Mbak Oki mengikuti hingga RATUSAN kali lomba fashion show ketika kecil dan hasilnya… kalah terus-menerus. Dan tahu tidak? Dengan hasil yang seperti itu, justru tidak membuat mbak Oki kecil untuk menyerah. Bahkan mencoba untuk mengikuti lomba fashion show lainnya. Dan akhirnya dari peserta yang kalah terus menerus, mbak Oki kecil menjadi peserta yang menang terus-menerus. Tidak ada satupun lomba fashion show di Batam yang dia ikuti, melainkan dialah yang menjadi juara satu-nya. Bahkan saking seringnya ikut lomba dan terus-menerus menyabet juara 1, peserta yang lain sampai protes. Hm.. mbak Oki kecil pun tak lagi ikut lomba fashion show, namun naik pangkat menjadi juri fashion show. Wow… subhanallah.. di umur segitu kecilnya sudah bisa cari uang :’)

Itu hanya satu dari sekian perjuangannya meraih mimpi, yang termaktub dalam buku “Melukis Pelangi”. Kalo teringat usaha tiada akhir mbak Oki kecil.. membuatku untuk tidak lembek dan selalu bersemangat. Kita dan mbak Oki  adalah sama-sama manusia biasa. Dia telah membuktikan bahwa perjuangan dan doa tiada henti bisa memberikan suatu hasil yang menakjubkan. Kalau mbak Oki bisa, kenapa kita tidak? ^_^

Gerbang baru kini benar-benar ada didepan mataku. Selepas menyandang gelar sarjana.. kedua mata hati dan pikiranku benar-benar terbuka lebar.. lebar sekali. Ini pertama kalinya aku merasakan tak ada kegiatan sama sekali, dan ini sungguh “bukan  diriku” hehe… aku selalu ingin melakukan sesuatu  diluar sana.. yang bermanfaat bagi diriku, masa depan, dan orang lain. Tapi aku mencoba merenung kembali. Mungkin ini adalah waktu yang Allah beri untukku untuk rehat sejenak, sambil mempersiapkan batu loncatan berikutnya, sambil membantu ibu di rumah dan mengobati rasa rindunya karena diri ini terlalu kelewat aktif saat kuliah dulu^^  ya! Memang harus ada persiapan untuk cita-cita yang sesungguhnya.Cita-cita yang tujuannya tak lain adalah mengabdi untuk umat di jalan yang diridhoi-Nya. insya Allah.. : ) semoga bisa kesampaian.. mohon doanya readers.. untuk istiqamah meraih mimpi-mimpi^^ ini tentu tak mudah.. tapi aku yakin selama aku punya Allah, semuanya akan baik-baik saja.  
“.. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. … (QS. Ar-Ra’d [13]: 11)

Setidaknya rasa takut dan rendah diri yang sebenarnya tak perlu ini, mereda dari pikiran dan hatiku. Ahh… kisah beliau mampu membuatku untuk optimis. Aku ingin terus mencoba.. dan mencoba,  bagaimanapun hasil yang ditakdirkan Allah untuk ku kelak. Jika kisah ini tidak berakhir indah, maka ia bukanlah akhir. Meskipun akan berfluktuasi., semoga semangat terus mengalir hingga akhir ^^

Kamu? Ayo sama-sama kita berlari mengejar mimpi kita ^^
Mohon diingatkan... Mohon nasehatnya kawan.. :')

salah satu perjuangan mbak Oki yang lain untuk mewujudkan mimpi, kuliah di UI.
Step pertama yang harus ditempuhnya adalah.. "Hijrah ke Jakarta". Dan kesungguhannya pun
membuktikan, bahwa ia berhasil masuk di kampus UI :)


#ODOP_Project
#3rd_Day


You May Also Like

18 komentar

  1. wahh...masih pagi udah ngasih suntikan semangat lewat tulisan kali ini;)
    Ttp semangat, Semoga istiqomah meraih setiap impian ataupun cita2nya^^

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. iya mbak.. yg ini banyak tantanganx.. tp hrus sll smngt :')

      Hapus
  3. Mengejar mimpi? Entahlah..
    Semua hal yang bisa membawa saya ke surga-Nya, menjadi impian saya saat ini..
    Semangat selalu mbak ;)

    BalasHapus
  4. Balasan
    1. lari kemana mbak sasmitha? ^^ aku manggilny siapa mbak? mita atau sasmi? ^^

      smangat nulisnya ^^

      Hapus
  5. Bismillah, InsyaAllah siap melangkah. Semoga tiada lelah... aamiin...
    Jazakillahu khairan, semangatnya, mba...

    BalasHapus
  6. Balasan
    1. mbak nimas alamat blog ny apa?


      yeah ^^ keep fighting till t end

      Hapus
  7. aku diingatkan juga ya, biar ttp smangat belajar & mengejar mimpi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. yuk saling menginjeksikan semangat.. marih menggapai mimpi ^^

      Hapus

Blog Archive

Entri yang Diunggulkan

Ibrah: Orang-orang Pergi. Apakah Mereka Kembali?

Bismillah. Kepergian itu sulit. Tapi, kehilangan lebih sulit lagi. Mengapa orang-orang harus saling meninggalkan? Jawabannya membawa saya...

Nobody's perfect

Pengikut