Rona bahagia masih tersiratkan lewat air muka Menatap lama, bergandengan tangan, ingin terus bersama Usah dengar kicauan mereka, yang penting selalu berdua Hati tak ubahnya bunga yang senantiasa menikmati waktu mekarnya Sadar ada ruang kosong di sudut hati Memelas penuh kesedihan dibalik meronanya kedua pipi Terhenti. Menarik, mengoceh,...
Akronim -elgebete- lagi hot di negeriku tercinta, Indonesia. Banyak yang Kontra, tapi ternyata ada juga yang Pro dengan mengatasnamakan kemanusiaan. Sedih. Prihatin. Gusar. Bahkan ada negara tertentu yang melegalkan hubungan sesama jenis. Meskipun begitu, aku tak ingin Indonesia ikut-ikutan melegalkannya. pict Sejujurnya aku berada dipihak yang kontra dengan...
5:41 PM
5
komentar
Menjadi mahasiswa bukan berarti kita seutuhnya menjadi sosok yang hanya menyalin kata dari lisan sang dosen. Lebih dari itu, bahwa belajar bukan hanya tentang teori ilmiah yang mereka paparkan, namun hingga mempelajari pengalaman hidup mereka yang berharga. Tentunya akan sulit ‘tuk didapati, tanpa itikad mau mendekati. Ya. Maka...
9:05 PM
2
komentar
Masih terbaring dengan sejuta pikiran Menerawang jauh-jauh hingga pening mulai membelenggu Diriku terpaku didepan layar mini Membawaku terbang akan selaksa memori Nyaliku ciut ditumbangkan acuh dipagi hari Bukannya gairah yang membuncah, malah sesal yang mulai menyelimuti Bukannya mata yang berbinar-binar, malah gerutu yang tak lekas berhenti Berharap bertarung...
8:58 PM
3
komentar
Hal yang paling menenangkan bagi seorang muslim adalah menyertakan Allah dalam setiap langkahnya. Sehingga ketika ia mendapati dirinya terjatuh, ia tidak akan terpuruk begitu lama. Ketika ia mendapati dirinya bahagia, lantas ia tak akan berlebihan menyikapinya. Dunia ini menawarkan begitu banyak persoalan, serta godaan yang begitu mempesona. Syaithan...
10:22 PM
3
komentar
Topik yang Bang Syaiha pilihkan pekan ini cukup sukses bikin aku senyum sendiri. Oke hentikan berpikir mcam-macam, saya masih waras \^.^/ Hal ini tak lain dan tak bukan karena topik nulis pekan ini, yang mengingatkan aku pada salah satu moment berkesan sepanjang usia 22 tahun-ku. Aku akan membagikannya,...
11:21 PM
3
komentar
pict Kemana perginya jiwa yang lapang Yang mudah memaafkan, mudah melupakan Yang tak mudah terbawa arus sadisnya perkataan orang Berceloteh penuh antusias, baik didepan apalagi dibelakang Mencoba apatis meski pikiran kadang menerawang Mencoba mengalihkan, dengan rangkaian anekdot hingga puisi usang Sungguh rugi akal dan masa Memikirkan air muka...
7:02 PM
6
komentar
Pekan ini tema blog
posting-nya insya Allah tentang buku yah readers. Well, today Khofiyaa will share some beautiful things that I found from
book that I ever read.
Aku ingat betul pertama kali niatan untuk membaca novel
ini hadir. Ya. Tepatnya ketika aku masih duduk dibangku SMA kelas XI. Dan Alhamdulillah…
Allah memperkenankan keinginanku untuk menghkatamkannya, ketika aku telah
menjadi mahasiswa semester 6. Kurun waktu yang tidak singkat, namun bukankah..
niat itu dikabulkan Allah? :’) Masyaa Allah..
Novel ini berjudul “Akatsuki”, dan aku dengar bahwa pada cetakan-cetakan berikutnya buku ini
terbit dengan judul “Akatsuki: Semburat Cinta di Langit Tokyo”. Buku ber-genre islamic romance ini ditulis oleh Miyazaki Ichigo. Buku ini kukhatamkan
ditahun 2014, dan kala itu buku yang ku pegang adalah terbitan 2010 (cetakan
II). I can not imagine right now, how
many this book have been printed?
Novel ini mengisahkan seorang wanita jepang bernama “Mayuhime”
yang dibesarkan oleh keluarga berada. Ia dibesarkan oleh orang tua angkatnya,
sebab kedua orang tuanya telah meninggal saat ia masih kecil. Ibunya meninggal
saat melahirkannya, dan ayahnya meninggal saat ia masih kecil. Ia tinggal
bersama kakak, beserta kedua orang tua angkatnya. Ketika umurnya sudah
menginjak dewasa, akhirnya ia dipertemukan kembali dengan kakak kandungnya. Namun
karena beberapa alasan, ia tetap tinggal dengan orang tua angkatnya.
Mayuhime adalah wanita berambut panjang yang baik hati,
dan rasa penasarannya begitu besar akan suatu hal yang tidak umum dalam jangkauan pikirannya. Dia
gadis yang berpemikiran terbuka, dan welcome
kepada hal-hal yang menurutnya “baik”. Ada hal menarik yang terjadi saat ia
duduk dibangku SMA. Ada seorang teman sekelas yang sangat mengusik rasa ingin
tahunya. Ia adalah Kagawa Satoshi, seorang muslim yang pintar dan sangat teguh
dengan aturan agamanya, Islam. Entah mengapa.. segala hal yang Satoshi lakukan,
menjadikan Mayuhime terus bertanya-tanya tiada henti dalam hati.
Kagawa Satoshi adalah sosok muslim yang dalam kaca mata
Mayumihe, adalah seorang laki-laki aneh
yang sering hilang saat makan siang, tidak makan daging, dan kerap mengalihkan
mata ketika berbicara dengan lawan jenis. Namun justru keanehan itu pula yang
membuat Mayuhime penasaran pada sosoknya. Tanpa disadarinya, Mayuhime kerap
jadi stalker pada beberapa aktivitas Satoshi.
Sampai suatu ketika aksi Mayuhime pun ketahuan, dan alhasil… Mulailah Mayuhime
menanyakan banyak hal kepada Satoshi terkait kebiasaan anehnya itu. Well.. meskipun Mayuhime mencoba
menjadi teman yang ramah bagi Satoshi, namun Satoshi selalu terlihat dingin
kepadanya. Yap. Ia jarang sekali
berbicara. Tapi bukan berarti ia tipikal lelaki yang angkuh, ia sering sekali
menolong Mayuhime dalam beberapa hal**(… secret^^…). Banyak hal yang membuat
mereka berdua berada pada tempat yang sama dan tidak terduga, dalam waktu yang
tidak sebentar. Sikap dingin dan kebaikan hati Satoshi, tanpa sadar telah
menyentuh hati Mayuhime. Tapi Mayuhime sadar betul… Ia tidak mungkin menggapai
Satoshi, sebab Satoshi terlalu sempurna untuknya. Belum lagi.. ia tipikal cowok
yang memandang wanita saja susah, apalagi untuk sempat jatuh cinta ?
Dan Mayuhime mulai menyimpan perasaan itu untuk dirinya
sendiri.
Tak hanya mengenal cinta untuk pertama kalinya, Mayuhime
juga sadar, telah merasakan keindahan Islam lewat pribadi dan keseharian Satoshi.
Melihat Satoshi, perlahan mengusik keingintahuannya akan banyak hal tentang Islam.
Dan ia pun mulai mempelajari Islam.
Hingga akhirnya suatu insiden terjadi. “Insiden”
tersebut bisa dibilang klimaks dari novel ini, yang mengakibatkan Mayuhime
harus meninggalkan rumah orang tua angkatnya dengan perpisahan yang tidak
indah, harus berpisah dengan ibu angkatnya yang begitu menyayanginya, dan
memilih tinggal dengan kakak kandungnya.
Perpisahan yang dilatarbelakangi oleh hal yang
menyedihkan, membuatnya trauma untuk bertemu dengan keluarga angkatnya. Mayuhime
meninggalkan rumah yang selama ini ditinggalinya, dengan kondisi fisik dan
batin yang sungguh mengkhawatirkan. Namun saat dirinya begitu rapuh, justru perlahan
ia mendapatkan kembali ketenangan hatinya melalui lisan serta keanggunan sifat kerabat
muslimah yang senantiasa menguatkannya.
Dan jadilah Mayuhime, seorang Mualaf.
Mayuhime memulai hidup baru dengan kondisi batin dan
fisik yang sangat berbeda dari sebelumnya. Tidak ada lagi Mayuhime yang
berambut panjang, yang ada kini adalah wanita berjilbab labuh dengan paras yang
teduh. Mayuhime pun melanjutkan hidupnya yang sempat kacau, bersama kakak
kandungnya yang sangat mencintainya.
Lima tahun adalah waktu yang tidak singkat. Lima tahun
juga Mayuhime menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari dan mengamalkan
ajaran Islam. Salah satu keinginan terbesarnya adalah… agar kakak kandungnya
juga bisa ikut memeluk Islam. Singkat cerita, suatu hari Mayuhime dilamar oleh
seorang pemuda bernama, Fajar Al-Kamil. Disudut hatinya ia tahu pasti.. ada
ruang untuk Satoshi, namun lagi-lagi ia mencoba mengabaikannya. Alasannya masih
sama.. Ia merasa, Satoshi terlalu sempurna untuk dirinya yang begitu banyak
kekurangan. Hingga dengan beberapa pertimbangan, Mayuhime menerima lamaran
lelaki itu dengan perantara seorang bibi. Ia menerima pinangan lelaki itu tanpa
pernah mau untuk melihat wajah calon suaminya, meskipun hanya lewat foto. Ia
mantap menerimanya, dengan bermodalkan shalat istikharah. Ia yakin… Allah pasti
memberikan takdir terbaik untuknya. Dan tahukah readers…? Ketika akad telah sah dimata para saksi, betapa
terkejutnya Mayuhime ketika tahu.. Fajar Al-Kamil itu… tak lain dan tak bukan
adalah… Kagawa Satoshi…
Rasa haru dan bahagia, terbahasakan oleh tangisan
dikedua pipinya. Ia tidak pernah menyangka.. Allah menakdirkannya berjodoh
dengan lelaki yang selama ini ia kagumi. Ia seolah merasakan kebahagiaan yang pernah
menyelimuti hati Fathimah putri Rasulullah, kala dipersunting Ali, lelaki yang
telah lama ia kagumi dalam diamnya.
Pernikahan Satoshi dan Mayuhime bukanlah ending dari
cerita ini. Masih ada beberapa konflik yang terjadi pasca pernikahan mereka.
Konflik tentang orang yang ingin memisahkan merek. Namun reader tenang saja, novel-nya bakalan happy ending kok, sangat mengharukan. Novel ini mengajarkan indahnya kesabaran dalam
penantian, tentang bagaimana menyalurkan cinta yang tepat. Mayuhime sadar ia
menyukai Satoshi sejak ia masih duduk dibangku SMA. Namun perlahan ia memilih
untuk menyimpan perasaan itu, dan melabuhkan cintanya hanya kepada Allah. Dan kesabarannya
untuk mengendalikan perasaannya pun berbuah manis. Allah menghadiahkan orang
yang selama ini dikaguminya, sebagai
jodohnya.
Novel ini pun memperlihatkan bahwa.. kasih sayang
seorang ibu yang tulus menyayangi tak akan pernah terganti, tak akan pernah
terlupa, tak akan pernah hilang, meskipun ia bukanlah ibu kandung. Selain itu novel
ini juga mengajarkan untuk senantiasa istiqamah ditengah keterasingan. Melalui
novel ini, pengarang memperlihatkan bahwa Satoshi mampu bertahan dalam
keterasingan dalam menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim. Contohnya nih,
saat Satoshi berpuasa ditengah mayoritas
remaja Jepang yang notabene-nya bukan
orang Islam, kala Satoshi dan kakaknya memilih untuk tidak merayakan festival
Tanabata yang dirayakan oleh masyarakat Jepang. Festival ini dimeriahkan dengan
tradisi menulis permohonan di atas tanzaku (kertas berwarna-warni tempat
menuliskan harapan), dan beberapa pelajaran berharga lainnya. Seolah berkata
kepada pembacanya, “Satoshi yang hidup dalam minoritas pun bisa istiqamah,
apalagi kita kaum muslimin Indonesia yang tengah hidup dalam mayoritas?” :’’)
Petikan kisah novel ini seolah mengingatkanku akan sebuah
hadist
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا
وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
“Islam datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam
keadaan asing. Sungguh beruntunglah orang yang asing” (HR. Muslim).
Semoga kita senantiasa dikuatkan
Allah untuk berada dijalan yang diridhoi-Nya, senantiasa menjaga hati dan
meyakini.. If you want Ali, you gotta be
a Fathimah ^^, senantiasa istiqamah dalam kebenaran meskipun bersendirian.
Eitsss jangan salah.. terasing dalam kebenaran itu tidak mesti untuk hal
kompleks seperti perkara memakai jilbab besar diantara wanita yang tidak
berhijab. Namun juga melingkupi hal kecil misalnya, memilih jujur ketika teman
memilih menyontek saat ujian; memilih jujur saat mengerjakan tugas ketika teman
mungkin memilih untuk copy paste. Mengapa
kita begitu bersikukuh untuk istiqamah? Sebab kita tahu.. sebab kita yakin dan
mengimani, bahwa Allah Maha Melihat. Bahwa segala hal sekecil apapun, kelak
akan diminta pertanggungjawabannya. Semoga diri yang masih belajar ini, bersama
sahabat pembaca yang baik hatinya.. senantiasa dilingkupi dalam cahaya Iman..
aamiin.
Tetap semangat wahai saudariku,
semoga kelak juga bisa baca novel
inspiratif ini ^^
#ODOPBatch2
#Harike14_Minggu3
10:31 PM
6
komentar
s.o.i Hatiku pilu memandangi negeriku dengan wajahnya yang sendu Usianya tak muda lagi, deritanya pun tiada henti Bukan karena sorotan tetangga, namun bencana dari dalam rumahnya Tiap hari cerita menyayat jiwa terngiang begitu lama Dari masyarakat biasa hingga pejabat ternama Memberi luka untuk rumahku, Indonesia Pantaskah kusebut ini...
10:04 PM
No komentar
Ingin rasanya ke gramedia memboyong buku karangan
Orizuka, The Cronicles of Audy..
yap.. rasanya gantung sekali jika saya melewatkan seri terbaru dari novel ini.
Novel ini terdiri atas 4 seri (kalo gak salah), dan sekrang sudah beredar buku
seri ketiga. Sangat penasaran untuk tahu kelanjutan ceritanya sejak beberapa
bulan lalu, saat statusku nyaris sama persis dengan tokoh utamanya. Yap.
Mahasiswa tingkat akhir. Saya sudah mengikuti kisah hidup si Audy sejak awal
tahun 2015, dan tentu rasa penasaranku tak terbendung menebak apa yang terjadi kini antara Audy dan
4R. wkwkwk
Belum habis hasrat untuk menamatkan bukunya Orizuka, saya
malah kesemsem sama novel karangan Rainbow Rowell, Eleanor
and Park. Novel English ini cukup menggelitik dengan tema-nya yang tidak
terlalu berat bagiku. Motivasi utama sebenarnya ingin memperluas khazanah
vocabulary+kemampuan reading. Tapi
nyatanya menabung hingga Rp 150,000 kok tidak bisa2 yah.. hufft.. pasti ada aja
halangan.
Sepertinya waktu menggiringku untuk fokus kepada apa
yang saat ini sangat saya butuhkan. Ketimbang godaan membeli novel yang sudah
tertahan kurang lebih hampir 9 bulan,
nampaknya uang tabungan buat beli novel harus dilarikan buat persiapan
IELTS. Soalnya ini lebih dari sekedar
mau, ini sudah masuk list kebutuhan. V_v Bisa dianalogikan seorang wanita yang
membutuhkan jilbabnya, seorang ibu yang butuh kantongan plastik besar saat ke
pasar, dan seperti seorang petani yang butuh cangkul. Niat buat study overseas
ada. Tapi… emang bisa kuliah di luar negeri kalo tidak mengerti bahasa mereka ?
v_v huhuhu.. mau tak mau IELTS harus memenuhi standar dulu. Rasa “mau” pun
harus mengalah sama rasa “butuh”. Well.. Semoga ada kerabat yang sempat beli
bukunya Orizuka dan Ms. Rowell haha.. #ngarep
Tuhan sepertinya sedang membimbing saya ke jalan yang
lurus. Bahwa mimpi tak boleh pupus. Sekiranya tidak kesampaian, setidaknya saya
pernah mencoba berjuang sejak dini. Yah.. meskipun tak ada seorang pun didunia
ini yang berharap mimpi tingginya tak jadi kenyataan. Ffiuhhh… belajar bahasa orang lain tentu butuh
perjuangan. Tentu hal tersebut menimpa
diriku yang english-nya pas-pasan.
Saya masih harus banyak belajar.. mesti
banyak berjuang.. buat kehidupan
yang lebih baik kelak. Dan salah satu langkah awalnya yah.. menaklukkan IELTS.
Perjuangan pun tengah dimulai. Dan saya harus memenangkannya. Bismillah \^_^/
#ODOPBatchII
#Harike12_pekanke3
11:07 PM
2
komentar
SC.pic Kedua tangan mungil itu masih terkatup tepat di depan dada Detak jantung senantiasa bernyanyi lebih cepat dari biasanya Sepasang mata sayu masih terpejam dalam-dalam Alirah nafas berhembus lambat-lambat, mencari irama terbaiknya Ini bukan kisah sedih Ini bukan kisah yang menyakitkan Ini.. Tentang rasa syukur yang tak tahu...
8:34 AM
5
komentar
(note: maaf yaa d bawah ini: writing in english.. lagi belajar membiasakan diri :’) enjoy ya What happened with that man? Why was he mark at the black area? There is no something wrong with that man The title will tell you about the woman Yap. Relation about...
7:28 AM
No komentar
Blog Archive
-
▼
2016
(50)
-
▼
Maret
(21)
- yang kau sebut Cinta Hakiki
- elgebete.. Semoga Adzab-Nya Tak Menimpa Negeriku
- Kepingan cerita Mahasiswa Biasa, dan Dosen Luar Biasa
- Memudar di Pelupuk Mata dan Akal Sehatku
- Aduhai.. Indahnya Dunia...
- Berbagi Bikin Kamu Kaya Hati
- Cibiran, Pujian, Berpaling dari Topeng Kelam
- BOOK REVIEW Ke-3: Ternyata Kita Jodoh.. "Akatsuki:...
- Tangisan Senja.. Indonesia yang Tak lagi Muda
- Ketika "Butuh" Mengalahkan Sekedar "Mau"
- Ia datang Saat Ku nyaris Hilang Harapan
- Man in The Black Area
- Senyum Pahit, dibalik Laporan Penuh Revisi
- Usah Risaukan Tawa di Sore Hari
- Kontrak Bahagia Semasa Kuliah, Kamu harus Coba…
- Sebongkah Hikmah dalam Menanti Pencairan Beasiswa
- Bagaimana Caranya untuk Mendekati Mu?
- Hatiku Tak Pernah Ku Kunci, Ummi...
- Daripada “Ragu”, Mending mulai “Melukis Pelangi” d...
- Merenungi Luka Berbalutkan Senyuman Teduh, Semoga ...
- Menulislah untuk Keabadian!: Jangan Jadi Blogger y...
-
▼
Maret
(21)
Entri yang Diunggulkan
Ibrah: Orang-orang Pergi. Apakah Mereka Kembali?
Bismillah. Kepergian itu sulit. Tapi, kehilangan lebih sulit lagi. Mengapa orang-orang harus saling meninggalkan? Jawabannya membawa saya...