pertanian belandapertanian indonesiapertanian jepangpertanian prancisSosial ekonomi pertanianTugas sosek
TREN AGRIBISNIS DI BERBAGAI NEGARA :)
A. Eropa
Eropa
mengembangkan model baru perpaduan organik, dengan mengombinasikan pengurangan
pengolahan tanah dengan rabuk hijau. Kombinasi tersebut merupakan proyek
penelitian selama tiga tahun terakhir, dengan judul “Reduced Tillage and Green
Manures for Sustainable Cropping Systems” (TILMAN-ORG). Penelitian tersebut
terdiri atas 11 negara-negara Eropa, dipimpin oleh Research Institute of
Organic Agriculture (FiBL) Swiss. Pengurangan pengolahan tanah yang
dilakukannya berpotensi memperbaiki struktur dan biologi tanah yang rusak
akibat praktek pembajakan konvensional. Setelah diujicobakan, ternyata
penggunaan rabuk hijau pada pengurangan pengohan tanah ramah lingkungan dan
menaikkan kadar bahan organik dan kegiatan biologis tanah. Proyek TILMAN-ORG dimaksudkan untuk mengembangkan sistem
pengurangan olah tanah dengan menggunakan rabuk hijau dan bisa diterapkan pada
pertanian organik. Riset tersebut menekankan pada strategi menangani gulma yang
efisien, penilaian emisi gas rumah kaca, dan perbaikan manajemen hara.
1)
Belanda
Penduduk yang padat, tanah yang
mahal dan kemampuan teknik yang tinggi, menyebabkan orang di negeri Belanda
mengolah secara intensif hasil pertanian dan perkebunan. Hampir 70% tanah
dipergunakan sebagai tanah olahan, 59% merupakan padang rumput , 35% tanah
ladang dan 6% tanah perkebunan.
Peningkatan produksi pertanian
yang tinggi, tidak lepas dari keahlian dan pengetahuan petani itu sendiri dalam
mendapatkan pelajaran dari sekolah tingkat menengah sampai sekolah tinggi
pertanian Wageningen, yang diajarkan tentang penelitian ilmiah pertanian
diantaranya yaitu, pembuatan bibit unggul setiap varietas, pengolahan lahan
terbatas menjadi lahan produktif, inovasi bahan organik menjadi sumber nutrisi
tanaman, serta penggunaan mekanisasi secara berkelanjutan dalam rangka
mengintensifkan kegiatan pertanian dengan hasil berkualitas tinggi.
Beberapa petani memiliki minimal
20 hektar tanah. Peternak sapi punya antara 100 hingga 260 sapi. Semua
pertanian ini dikelola
oleh 2-3 orang meski kadang-kadang mereka membayar buruh untuk pekerjaan sementara. Petani di Belanda juga menggunakan traktor untuk memotong rumput dan memberi makan sapi-sapi tiap hari sehingga dengan traktor, makanan dapat dicampur untuk 60 ekor sapi sekali campuran. Hal lain yang menakjubkan adalah petani menggunakan robot untuk memeras susu. Proses pemberian pakan serta pemantauan hewan ternak menggunakan komputerisasi sekaligus melihat sejauh mana ketercukupan gizi tiap sapi, bisa dibedakan sapi yang butuh lebih banyak nutrisi dan mana yang tidak.
oleh 2-3 orang meski kadang-kadang mereka membayar buruh untuk pekerjaan sementara. Petani di Belanda juga menggunakan traktor untuk memotong rumput dan memberi makan sapi-sapi tiap hari sehingga dengan traktor, makanan dapat dicampur untuk 60 ekor sapi sekali campuran. Hal lain yang menakjubkan adalah petani menggunakan robot untuk memeras susu. Proses pemberian pakan serta pemantauan hewan ternak menggunakan komputerisasi sekaligus melihat sejauh mana ketercukupan gizi tiap sapi, bisa dibedakan sapi yang butuh lebih banyak nutrisi dan mana yang tidak.
Memiliki
luas wilayah hanya 41.526 km2, Belanda memanfaatkan potensi alamnya dengan
sebaik-baiknya untuk pertanian sehingga dapat mencukupi kebutuhan masyarakatnya
hingga menjadi pengekspor hasil pertanian. Hal tersebut selain ditunjang
keuletan memanfaatkan lahan yang dimiliki, juga
ditunjang oleh keoptimalan, serta terintegrasi penuh pada teknologi
modern. Beberapa teknologi modern yang telah digunakan yakni rumah kaca,
memanipulasi iklim dalam ruangan serta teknologi robotik, dan komputerisasi. Jika
musim panas tiba, Belanda menerapkan mekanisme solar cell rumah kaca yang berfungsi memanen energi panas yang nantinya
disimpan di tandon serta sungai bawah tanah sehingga mampu menaikkan suhu air.
Hal tersebut sangat menguntungkan jika musim dingin telah tiba karena
mesin-mesin blower memanen simpanan
energi bawah tanah dan mensirkulasikan udara untuk memanipulasi iklim dalam
ruangan. Hal tersebut menyebabkan aktivitas
pertanian tidak berhenti walaupun musim dingin tiba.
Martin
J Kropff, Rektor Universitas dan Research Wageningen, Den Haag mengatakan bahwa
salah satu kiat mereka dalam membangun industrialisasi pertanian adalah
melakukan investasi dalam kegiatan riset. Hasil riset tersebut digulirkan untuk
inovasi-inovasi misalnya dibidang pertanian. Saat ini pertanian Belanda telah
dijalankan dengan sistem yang modern, direncanakan secara matang, menggunakan
alat yang canggih dan keterampilan. Industri pertanian bunga/tanaman hias hingga
saat ini menjadi salah satu andalan negeri belanda, dengan memafaatkan
teknologi yang disebut tirai difragma untuk greenhouse,
atapnya berwarna belang-belang
abu-abu dan transparan, yang dikendalikan secara mekanik bisa menutup dan membuka untuk mengatur suplai cahaya, CO2, serta kelembaban udara. Hal tersebut dilakukan hanya dengan menggunakan tombol-tombol tertentu.
abu-abu dan transparan, yang dikendalikan secara mekanik bisa menutup dan membuka untuk mengatur suplai cahaya, CO2, serta kelembaban udara. Hal tersebut dilakukan hanya dengan menggunakan tombol-tombol tertentu.
Menurut
data terakhir tahun 2010, Belanda mampu
mengekspor 2,1 milyar kilo sayuran dan buah-buahan ke luar negeri. Produk-produk seperti kentang, tomat, buah peer, wortel, kol dan daun bawang, juga ketimun, apel, jamur, paprika, terong, daun sla, witlof, kembang kol dan bawang merah adalah hasil panen Belanda yang membanjiri pasaran Eropa. Bukan hanya itu, teknologi juga sangat dikembangkan. Salah satu penerapannya yakni ”Dutch Process” dalam pengolahan cokelat Van Houten yang sangat terkenal diseluruh dunia, pembuatan keju berkualitas, pemanfaatan Bioteknologi, serta manajemen air untuk pertanian.
mengekspor 2,1 milyar kilo sayuran dan buah-buahan ke luar negeri. Produk-produk seperti kentang, tomat, buah peer, wortel, kol dan daun bawang, juga ketimun, apel, jamur, paprika, terong, daun sla, witlof, kembang kol dan bawang merah adalah hasil panen Belanda yang membanjiri pasaran Eropa. Bukan hanya itu, teknologi juga sangat dikembangkan. Salah satu penerapannya yakni ”Dutch Process” dalam pengolahan cokelat Van Houten yang sangat terkenal diseluruh dunia, pembuatan keju berkualitas, pemanfaatan Bioteknologi, serta manajemen air untuk pertanian.
Teknologi
tingkat tinggi lainnya yang diterapkan dalam sistem pertanian Belanda yaitu
anthura, pengembangan dan penyilangan Anthurium (jenis tanaman hias). Selain
itu, juga ada teknologi lainnya yang diterapkan di greenhouse yaitu sortir
tanaman yang melibatkan sistem otomatis penuh seperti produksi Robotic
Logiqsagro. Pekerja hanya berdiri di satu tempat, tanaman yang datang
menghampiri. Tanaman berjalan seperti berada di atas conveyor belt. Begitu pula
untuk pengisian media pot. Jelas itu menghemat tenaga kerja , waktu, dan biaya.
Untuk nurseri Dendrobium (jenis anggrek) seluas 3 Ha, Martin Toledo di
Westland, Rotterdam, Belanda-si pemilik nurseri-hanya membutuhkan 12 pegawai.
Sebelum mengadopsi teknologi itu, ia membutuhkan 40 orang pegawai.
Iklim
Belanda yang kurang bersahabat bagi pertanian membuat penerapan pertanian
dilakukan di greenhouse. Pengaturan
pemakaian dan penjualan listrik greenhouse
misalnya penggunaan CO2 hasil pembakaran pembangkit, akan
dimanfaatkan kembali ke greenhouse sebagai
tambahan suplai CO2 bagi
asupan tanaman. Selain itu, pada produksi coklat Van Houten menggunakan
teknologi ”Dutch Process”,
menggunakan teknologi memisahkan lemak dari biji kakao yang
sudah dipanggang, teknologi alkalisasi dalam pengolahan kakao sehingga cokelat yang dihasilkan tidak memiliki rasa pahit. Bunga Tulip di Belanda merupakan salah satu pertanian non pangan yang menjadi komponen penyumbang devisa cukup besar. Belanda bukanlah negara
penghasil bunga, tapi sebagai pemasar bunga. Bentuk lain sebagai upaya peningkatan pemasaran bunga dan produk pertanian digalakkanlah event-event seperti, FloraHolland, dan lainnya. Selain itu, fasilitas transportasi yang cepat, serta proses pelelangan mengambil peranan penting dalam usaha ini.
sudah dipanggang, teknologi alkalisasi dalam pengolahan kakao sehingga cokelat yang dihasilkan tidak memiliki rasa pahit. Bunga Tulip di Belanda merupakan salah satu pertanian non pangan yang menjadi komponen penyumbang devisa cukup besar. Belanda bukanlah negara
penghasil bunga, tapi sebagai pemasar bunga. Bentuk lain sebagai upaya peningkatan pemasaran bunga dan produk pertanian digalakkanlah event-event seperti, FloraHolland, dan lainnya. Selain itu, fasilitas transportasi yang cepat, serta proses pelelangan mengambil peranan penting dalam usaha ini.
2)
Prancis
Bordeaux
adalah nama wilayah di Perancis yang terkenal dengan anggurnya, maka
terkenallah minuman Anggur Bordeaux. Anggur Perancis yang terkenal lainnya adalah Anggur Bourgogne dan
Champagne, dan di Perancis terdapat tidak kurang dari 450 anggur yang berbeda. Perancis menghasilkan 5320 juta liter anggur yang
sepertiganya diekspor ke seluruh penjuru dunia. Di sektor peternakan, Perancis juga sangat luar biasa, di seluruh Perancis
terdapat 4.4 juta sapi perah, setiap peternak rata-rata menghasilkan 219 ribu liter susu per tahun. Selain sapi perah, Perancis juga memiliki 4.2 juta sapi atau 23 sapi per peternak. Dengan
demikian Perancis menghasilkan 25% dari daging sapi yang dihasilkan dari
seluruh negara Eropa. Selain merupakan produsen daging sapi. Di sektor
peternakan, Perancis merajai Eropa, dibuktikan dengan predikat sebagai produsen
telur nomor satu di sektorproduksi telur, harga telur di Perancis sama dengan harga telur di Indonesia.
3)
Inggris
Para petani di Inggris memanfaatkan
twitter untuk berbisnis dan melakukan promosi produk pertanian mereka. Petani
di Inggris yang sudah cukup memahami fungsi Twitter pun mencoba memanfaatkkan
sosial media tersebut untuk berbisnis. Petani yang menggunakan Twitter mengakui
cara ini bisa meningkatkan keuntungannya. Twitter digunakan para petani untuk
meminta saran maupun berbagi informasi terbaru seputar pertanian. Kecenderungan
baru ini adalah bentuk kesiapan dan optimisme petani untuk berkompetisi bisnis
produk tani di masa depan. Petani menganggap media sosial merupakan sarana yang
efektif. Selain itu, twitter juga digunakan sebagai media untuk berhubungan
dengan pelanggan media sosial, mempublikasikan isu terbaru seputar pertanian,
serta sebagai sarana untuk berhubungan langsung dengan birokrat sebagai
pengambil kebijakan.
B.
Asia
1.
Jepang
Salah
satu kebijakan Jepang terkait pertanian yang dirasakan manfaatnya hingga saat
ini adalah Peraturan Nasional tentang Konsolidasi (Penyatuan) Lahan tahun 1961
(pasca perang dunia II). Kebijakan ini tersebut berlaku secara nasional dan
wajib bagi seluruh petani di Jepang. Terpusatnya kepemilikan lahan yang besar
pada satu lokasi, membuat produktivitas pertanian Jepang sangat tinggi. Hal ini
sangat besar manfaatnya terutama karena pertanian hanya bisa dilakukan satu
musim (Jepang memiliki 4 musim) yaitu pada musim panas. Namun, saat ini
pemerintah Jepang hanya berfungsi sebagai pembuat peraturan dan mengeluarkan
kebijakan. Berbagai aktivitas lapangan banyak diambil alih oleh Japan Agriculture Cooperative (JA Cooperative) atau sejenis koperasi
pertanian di Indonesia. JA Cooperative
awalnya merupakan lembaga yang dibentuk oleh Pemerintah Jepang sejak awal 1900an,
dan beranggotakan petani-petani Jepang dengan tujuan untuk membantu mengurangi
kemiskinan dan meningkatkan pendapatan petani. Petani wajib menjadi anggota JA cooperative agar fungsi tersebut
berhasil dijalankan. Saat ini JA Cooperative
telah benar-benar bebas dari pemerintah dan merupakan lembaga swasta murni yang kepengurusannya terdiri dari para petani.
Namun demikian, kerjasama dengan pemerintah semakin meningkat.
Beberapa tugas JA Cooperative yang secara
yakni:
a)
Memberikan
nasehat dalam mengelola usaha tani, penguasaan teknologi, dan penyebaran
informasi pertanian.
b)
Mengumpulkan,
mengangkut, dan mendistribusikan serta menjual produk pertanian.
c)
Penyediaan
sarana produksi.
d)
Mengatur
pengolahan produk pertanian dan penyimpanan produk.
e)
Sebagai
Bank, dan badan asuransi.
f)
Menyediakan
sarana pelayanan kesehatan masyarakat khususnya petani.
JA Cooperative memiliki jaringan kerjasama
yang sangat besar dengan dengan pasar lokal khususnya supermarket, pasar
internasional, dan pemerintah. JA
Cooperative juga memiliki berbagai fasilitas pertanian yang tersebar di
seluruh Jepang seperti Packaging center,
Processing center, Pasar Saprodi, pasar penjualan langsung (direct sale market), supermarket, gudang,
penggilingan beras, fasilitas pembuat pupuk organic, dan lain-lain. JA Cooperative memberikan jaminan semua
produk petani terjual dengan harga diatas rata-rata sehingga hal ini
memakmurkan petani. Pada prinsipnya terdapat tiga alternatif distribusi dan
pemasaran produk yang ditawarkan JA Cooperative
untuk para produser (petani), yaitu produk dibeli langsung oleh JA Cooperative dengan harga di atas harga
pasar (khususnya produk tertentu yang dianggap vital), atau petani dapat
mendistribusikan sendiri namun melalui petunjuk (advise) dari JA Cooperative (biasanya petani ingin
mencari buyer yang lebih tinggi lagi dari JA Coop.), atau pilihan lain yakni petani
dapat menitipkan produk mereka kepada JA Coop. untuk dijualkan oleh JA Coop.
(biasanya perlu waktu agak lama dan hanya untuk produk-produk yang tidak
terlalu penting). Produk petani yang sudah dibeli oleh JA Coop. juga aman dari
segi financial, karena uang hasil penjualan langsung masuk ke rekening petani
yang otomatis ada di JA Cooperative. Bank
JA Cooperative juga menyediakan
pelayanan pinjaman modal untuk pengembangan usaha pertanian. Setiap surplus
dari hasil penjualan produk pertanian diarahkan pada investasi dan perluasan
usaha pertanian. JA Cooperative juga mempunyai peran dalam memberikan pelayanan
penting petani lainnya diantaranya penyediaan dan penyaluran sarana produksi
pertanian (termasuk peralatan mesin pertanian), dan memberikan asuransi produk
pertanian. Pada saat produk petani di beli oleh JA Coop. (produk tertentu)
pemerintah telah mensubsidi ± 50% lebih tinggi dari harga pasar, dan JA Coop.
menjualnya kembali sama dengan harga pasar. Ini dilakukan ketika harga untuk
produk yang sama dari luar harganya lebih murah. Subsidi tersebut datang dari
industri Otomotif, elektronik, jasa, dan sumber pemasukan lainnya yang tersedia
yang dapat mensubsidi silang pertanian. Selain memberikan subsidi pada produk
tertentu yang dianggap vital (seperti gandum, sugar bit, jagung, kentang, dan lain-lain) pemerintah Jepang dan JA Cooperative
juga mengeluarkan kebijakan agar pasar lokal memprioritaskan produk lokal. Supermarket-supermarket dipastikan untuk menyediakan outlet khusus bagi para petani agar dapat melakukan direct sale produk mereka (namun tentu
saja kualitas sudah bukan menjadi halangan). Para petani dapat langsung
mengatur semua aktivitas mulai dari penentuan harga (Bar Code), Labeling, dan Packaging.
Hanya petugas kasir saja yang dilakukan oleh petugas khusus. Para petani akan
mendapatkan informasi langsung tentang produk apa saja yang sudah laku atau
produk mana yang permintaannya tinggi melalui SMS atau internet. Meskipun lahan pertanian cuma menempati kurang
dari 25% dari total areal Jepang, namun pemerintah Jepang sangat memperhatikan
pengelolaannya.
Salah
satu kawasan pertanian yang sekaligus menjadi tempat wisata pertanian di Jepang
yakni, berada di daerah Nagano yang berjarak 5 jam perjalanan dari Tokyo.
Lokasi agro-tourism yang ada di Nagano bernama Takayama Family Farm. Pemilik
agro-tourism Takayama memperoleh pinjaman untuk pembangunan prasarana dan
sarana pertanian Strawberry dengan bantuan JA (Koperasi Pertanian Jepang). Konsep
yang ditawarkan oleh usaha pertanian berbasis keluarga tersebut adalah Fun with
Agriculture. Program agro-tourism yang terdapat di Takayama Family Farm antara
lain menanam dan memanen sayuran, memerah susu sapi, membuat mentega, membuat
keju asap (smoked cheese), serta kegiatan lainnya. Kegiatan memerah susu sapi
secara langsung menggunakan teknik yang sangat mudah yaitu dengan menggunakan empat
jari secara perlahan dan kemudian susu dapat dihasilkan. Hasil olahan susu yang
telah diperas kemudian diolah. Program khusus yang sangat menarik untuk diikuti
dari keseluruhan program adalah membuat keju asap (Smoked Cheese) yang menggunakan keju sebagai bahan dasar.
Berbekal
ilmu sistem bercocok tanam kuno tradisi leluhurnya, seorang petani di Jepang
bernama Takao Furonop, mengolah enam hektar lahan pertaniannya tanpa pestisida.
Salah satu tradisi lama para petani Jepang yakni mereka melibatkan
bebek dan puluhan burung-burung sebagai tenaga patroli hama. Unggas ini
memakan serangga dan gulma tanpa mengusik tanaman. Mereka juga memastikan
oksigenisasi air dan menyuburkan tanah dengan kotorannya. Alhasil, biaya
produksi dapat ditekan dan meningkatkan hasil hampir sepertiga dibandingkan
dengan tetangganya yang menggunakan pupuk kimia .
Jepang
juga memiliki istilah untuk hasrat terhadap makanan lokal dan segar yakni chisan, chishou, yang berarti, ‘produksi
lokal dan konsumsi lokal’. Kecualian Hokkaido, pulau Jepang yang paling utara
dan paling rural, sebagian besar pertanian di Jepang adalah operasi skala kecil
yang dijalankan oleh beberapa anggota keluarga. Hasilnya tidak hanya pada
kesegaran makanan lokal, namun juga dedikasi untuk terhadap produk. Anggur dan
peach, diantara buah lain mereka lindungi dengan pelindung sewaktu masih tumbuh
untuk melindungi mereka dari serangga dan gangguan lain. Tanah pun dipetakkan
dengan baik, sehingga sayuran akan tumbuh dari dalam beberapa kaki. Bantuan
dari rumah kaca membantu pasokan tanaman dari musim semi, panas, gugur, dan
dingin. Sebagian besar pekerjaan dilakukan oleh tangan. Petani Jepang
memproduksi semangka kotak, dari trik
bonsai dengan membentuk semangka menjadi kubus sewaktu ia tumbuh, sehingga ia
dapat dimasukkan kedalam kulkas. Selain itu, pusat pertanian juga mengundang
anak-anak sekolah untuk menanam dan memanen, untuk meningkatkan minat mereka.
Pertanian kadang menjadi bagian dari kurikulum sekolah. Pertanian lokal adalah
lebih baik bagi kelestarian lingkungan, karena hanya memerlukan air dan
pestisida lebih
sedikit.
sedikit.
Salah
satu tempat wisata pertanian di Jepang yakni, Ichigogari. Pertanian strawberry
terletak di 260 Yamanashishi Minami, Prefektur Yamanashi, sekitar 150 km ke
arah barat dari kota Tokyo. Pertanian strawberry ini terletak di perbukitan
dipinggir kota dengan 6 buah green house.
Luas setiap green house 1000 m2. Green
house dilengkapi dengan tangki penyimpan minyak tanah untuk bahan bakar
mesin pemanasan green house, pengatur
suhu ruangan, pengontrol tekanan air, pengatur penyiraman air-hara, penghangat
tanah dan gas CO. Pengunjung diberikan penjelasan cara memetik strawberry dan
mendapatkan layanan satu set plastik yang terdapat dua cekungan, satu berisi
susu kental manis dan yang lain tempat sisa strowberry. Sisa potongan strawbery
yang berwarna hijau dikumpulkan di cekungan sebelahnya. Sampah hijau dimasukkan
tempat sampah yang bisa dijadikan pupuk, sedangkan tempat plastiknya dimasukkan
ke tempat sampah plastik untuk didaur ulang.
1.
Taiwan
Sawah
seluas satu hektar hanya memerlukan
waktu tiga jam dalam menanam padi dengan menggunakan mesin tanam padi Taiwan. Pola
tanam tersebut dapat menghemat tenaga kerja, waktu, serta memperoleh hasil
panen yang memuaskan. Sawah tersebut mampu menghasilkan 12 ton gabah per hektar.
Menggunakan sistem pertanian Taiwan, bibit padi di semai di sebuah wadah pot
persegi empat dengan ketinggian 2 cm. Media tanam menggunakan campuran tanah
humus, batu bata merah yang telah dihaluskan dan sekam. Gunanya untuk menghemat
tanah dan memberi pori-pori pernafasan bibit. Selanjutnya campuran padi dan
pupuk disemaikan diatas media tanam. Hanya memerlukan waktu sembilan hari
bibit-bibit padi sudah bisa di tanam di atas lahan sawah. Cara tanam dengan
menggunakan mesin tanam ini hanya memerlukan waktu tiga jam per hektar.
Menggunakan mesin tanam ini, selain lebih efisien waktu dan tenaga juga membuat
tanaman rapi, karena secara otomatis mesin telah memisah-misah bibit dengan
jumlah yang sama dan dalam garis yang sama pula. Menggunakan sistem ini akan
memperpendek proses olah, tanam dan petik. Keunggulan lainnya karena proses
pertanian Taiwan di dukung dengan mesin yang seluruh prosesnya tidak banyak
menyerap tenaga manusia misalnya, terdapat dua ruang yang terdapat mesin
pompainer (menjaga mutu bibit yang ditanam) yang salah satunya adalah ruang
khusus untuk mencampur tanah gabah dan pupuk, serta satu ruang lagi sebagai
tempat pencetakan bibit (mesin-mesin ini mampu menghasilkan produksi bibit
sekitar 3000 dapot per jam).
Taiwan
terletak di daerah subtropis dengan banyak sinar matahari, memiliki gunung dan
bukit-bukit terjal seluas dua-pertiga pulau, sehingga hanya sekitar 830,000
hektar lahan yang cocok untuk pertanian. Lahan pertanian rata-rata seluas 1.1
hektar, sehingga sebagian besar sektor pertanian terdiri dari peternakan
keluarga kecil. Namun, Taiwan mengembangkan pertanian dengan memperkenalkan
teknologi maju dan peralatan modern. Produk pertanian Taiwan sangat beragam,
sehingga output sangat tinggi.
Pertanian menyumbang 1.5% dari PDB Taiwan, tetapi pangsa ekonomi meningkat
hingga 11% jika termasuk industri sekunder dan tersier yang berhubungan dengan
pertanian seperti pengolahan makanan dan rekreasi. Ekspor terbesar Taiwan
adalah bunga dan ikan utama dengan pasar utama adalah Jepang, China, dan Hong
Kong. Dua musim tanaman pada 1998, Taiwan panen 1.49 juta ton beras merah.
Menurut Taiwan Provincial Department of Food (TPDF), ini lebih dari yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan lokal. Perkembangan pertanian di Taiwan
memiliki pola yang unik. Pada awal-awal tahun, pemerintah melakukan reformasi
tanah untuk memberikan “tanah untuk penggarap”, kemudian membuat penyesuaian
kebijakan pertanian pada awalnya untuk memacu produktivitas yang lebih besar,
dan kemudian untuk mengembangkan ekspor barang-barang pertanian mentah maupun
hasil proses. Perkembangan ini pada gilirannya mengantarkan pada era
pertumbuhan ekonomi yang pesat. Prinsip-prinsip utama dari “penyehatan, efisiensi,
dan kesinambungan” membentuk tulang punggung dari kebijakan pertanian COA
(Council of Agriculture). COA adalah pihak yang berwenang pada pertanian,
kehutanan, perikanan, peternakan dan urusan makanan di Taiwan. Lingkup tanggung
jawabnya termasuk membimbing dan mengawasi kantor provinsi dan kota di wilayah
ini. COA berada di bawah Executive of Yuan (lembaga eksekutif pemerintah
Taiwan). Inovasilah yang mendorong kemajuan pertanian di Taiwan. Taiwan adalah
pemimpin dalam bidang anggrek Phalaenopsis dan telah menjadi eksportir utama
bunga-bunga indah berkat keunggulan kompetitif negeri ini di berbagai bidang
seperti peternakan, bibit produksi, rumah kaca, kontrol lingkungan, dan
transportasi maritim jarak jauh. COA juga telah mengembangkan lebih banyak
varietas warna-warni ikan hias. Teknik kloning hewan ini setara dengan di
negara-negara maju, dan sekarang sapi dan kambing juga telah bisa diklon di
Taiwan. Selain itu, COA juga mendirikan layanan online baru yang memungkinkan
petani untuk berkonsultasi dengan para pakar tentang masalah pertanian melalui
internet. COA bekerja sama dengan lembaga penelitian dalam negeri untuk
menetapkan 10 tim penelitian baru, hal tersebut dalam rangka mendapatkan
terobosan penelitian ke pasar dan ke dalam proses produksi. COA mendorong
agrobisnis untuk membangun ilmu pertanian dan teknologi taman, di mana mereka
dapat membangun Taiwan sebagai pusat produksi bunga global juga untuk
buah-buahan tropis, dan pemasok bibit ternak dan tanaman ke seluruh wilayah
Asia Timur. Lebih dari 30 varietas baru beras dan banyak produk hortikultura
yang berharga telah dikembangkan di Taiwan dalam beberapa tahun terakhir, dan
telah didirikan zona khusus sayur-sayuran, buah, dan bunga. Penggunaan dan
pengelolaan sumber mata air adalah kunci utama dalam produksi pertanian. Taiwan
telah mengembangkan sistem irigasi yang terbaik, dengan 70,000 kilometer kanal
dan parit. COA bekerja untuk membentuk irigasi dan sistem pengaliran air lahan
pertanian yang modern, dan mempromosikan teknik irigasi hemat air. Taiwan memiliki 302
asosiasi petani, 40 asosiasi nelayan dan 17 asosiasi irigasi yang menyediakan
2.3 juta petani dan nelayan dengan pelayanan yang luas seperti suplai produk
material, produk transportasi, asuransi kesehatan petani, peminjaman uang, dll.
Memperhatikan kesejahteraan anak-anak dan orang-orang tua di pertanian juga
dilakukan oleh COA. Setiap petani yang sudah tua mendapatkan tunjangan hidup
sebesar NT$6000 per bulan. Meningkatkan teknologi produksi dan meningkatkan
standar hidup di pedesaan, COA mengadakan kursus pelatihan profesional,
menyediakan pekerjaan pertanian, mengadakan bahan pelajaran online, dan
membentuk sebuah situs untuk menjamin akses kesempatan belajar yang lebih luas.
Selain itu, COA juga memanfaatkan sumber daya dari stasiun penelitian dan
penyuluhan, asosiasi petani, sekolah pertanian, dan universitas-universitas untuk menyediakan
pelajaran tambahan mengenai pertanian dan kerjasama penelitian.
2.
Korea
Selatan
Pembangunan
koperasi pertanian di Korea Selatan, benar-benar dimulai dari atas (top down
approach) melalui pembentukan NACF (National Agricultural Cooperative
Federation-1961) oleh pemerintah militer sebagai koperasi pertanian tingkat
nasional yang kemudian baru dibentuk koperasi-koperasi pertanian tingkat
primer. Pembentukan koperasi pertanian ini oleh pemerintah dipergunakan sebagai
sarana pembangunan ekonomi di pedesaan. Struktur organisasi koperasi pertanian
Korea yang sejak awal pendiriannya dikendalikan oleh pemerintah (termasuk Ketua
NACF yang ditunjuk oleh Presiden Korea Selatan) berubah menjadi organisasi
ekonomi yang demokratis, yang kepengurusan maupun kebijakan organisasi dan
usahanya ditentukan dari bawah. Meskipun demikian pemerintah tetap memberikan
dukungan kepada Koperasi pertanian Korea Selatan yang sejak awal hingga saat
ini tetap setia sebagai koperasi pertanian dapat mengembangkan usaha pelayanan
dalam berbagai bidang yakni produksi, pemasaran, distribusi serta jasa keuangan
(perbankan dan asuransi), tanpa melupakan faktor pendukungnya berupa diklat dan
media massa. Pada tahun 1993, dalam rangka peningkatan pengumpulan hasil
produksi pertanian anggota, NACF telah membangun 181 titik pengumpulan hasil
pertanian, 116 gudang berpendingin udara dan 30 pusat penyotiran buah. Pada
saat itu juga didirikan kompleks pengolahan beras modern untuk pengeringan,
penggilingan, pengepakan dan pengemasan hasil panen padi di beberapa daerah.
Jumlah pasar swalayan (supermarket) juga meningkat tajam, dari 38 menjadi 217
buah, warung pemasaran langsung dari 38 menjadi 151 buah, pusat pengapalan
hasil pertanian dari 2 menjadi 6 buah. Upaya untuk mengurangi produk-produk
impor dari luar negeri, pada saat itu NACF membangun 9 pabrik pengolahan makanan.
Pelayanan NACF kepada anggota petani tidak hanya membatasi pada pembangunan
sarana dan prasarana di dalam negeri, tetapi juga melalui perdagangan
international. NACF sebagai sarana perdagangan ekspor hasil pertanian anggota dan impor barang kebutuhan petani seperti mesin-mesin pertanian, obat-obatan dan sebagainya, pada tahun 1990 mendirikan Korea Agricultural Cooperative Trading Co, dan juga
membuka perwakilan di New York, (Amerika Serikat) dan Fokuoka, (Jepang) sebagai
pusat pembeliaan barang-barang kebutuhan petani (Agricultural Produc Shopping
Center) untuk memasarkan hasil pertanian anggota dan sekaligus untuk melayani
kebutuhan mereka melalui toko serba ada (Departement Store), pasar swalayan
(Supermarket). Pusat jajan makanan (food Center) NACF mendirikan Korea
Agricultural Cooperative Marketing Co, sementara untuk melayani pupuk kepada
petani, NACF memiliki saham sebanyak 70%
pada Nawhal Chemical Cooporation, pabrik pupuk terbesar di Korea yang melayani
70% kebutuhan petani Korea. Usaha prosessing hasil pertanian dilakukan baik oleh NACF maupun oleh koperasi-koperasi primer
anggotanya, yang jumlahnya 64 pabrik pengolahan hasil pertanian, yang antara
lain menghasilkan bermacam-macam jus buah, minyak goreng, sayur mayur, saus,
kacang, jamur, kimchi, dan sebagainya
yang banyak diantaranya di ekspor, termasuk ke Indonesia. Sebagai media suara petani dan media kebijakan bagi pengembangan
pertanian, sejak 1964 NACF menerbitkan Koran Petani (Farmer Newspaper), yang terbit 2 hari sekali dengan tiras sebanyak 300.000 eksemplar.
yang banyak diantaranya di ekspor, termasuk ke Indonesia. Sebagai media suara petani dan media kebijakan bagi pengembangan
pertanian, sejak 1964 NACF menerbitkan Koran Petani (Farmer Newspaper), yang terbit 2 hari sekali dengan tiras sebanyak 300.000 eksemplar.
A. Indonesia
Dilihat dari
kondisi pasar, Indonesia lebih di dominasi oleh produk pertanian Impor seperti
buah, beras, bahkan daging. Tantangan untuk Indonesia di era globalisasi
sekarang ini masih sama dengan era sebelumnya, yaitu bagaimana mewujudkan
pemerataan kesejahteraan bagi penduduk. Jumlah penduduk di Indonesia semakin
lama semakin meningkat, sayangnya sektor
pertanian di Indonesia masih mengalami banyak permasalahan terutama dalam
meningkatkan jumlah produksi pangan. Hal ini sebabkan karena semakin
berkurangnya lahan yang dapat digunakan untuk bertani. Selain itu, perkembangan
industri juga membuat pertanian beririgasi teknis semakin berkurang dan tingkat
produktivitas pertanian per hektar juga relatif stagnan. Permasalahan pokok
yang dihadapi oleh sektor pertanian adalah berupa akses modal atau investasi
yang dimiliki oleh para petani. Masalah tersebut menyebabkan petani tidak mampu
memanfaatkan berbagai sarana produksi unggul termasuk kemajuan teknologi yang
dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan
mereka.
mereka.
Negara
Indonesia yang dikenal kaya akan sumber daya alam namun sebagian besar
masyarakatnya ada di bawah garis kemiskinan. Kelebihan lain selain sumber daya
alam yang melimpah, Indonesia dianugrahi dengan letak wilayah yang strategis
dengan iklim tropis yang memungkinkan radiasi matahari diterima sepanjang
tahun, suhu di Indonesia yang sangat optimal sangat baik bagi pertumbuhan
tanaman. Hampir segala jenis tanaman yang ada di wilayah dunia lain dapat
tumbuh di tanah Indonesia ini. Namun faktanya kondisi pertanian kita pada masa
kini sangat terpuruk. Kini Indonesia menjadi negara perngimpor buah-buahan,
ternak dan bahan pangan utama seperti beras, jagung, kedelai dan gula. Sungguh
kondisi yang sangat ironis mengingat pada era tahun 1980-an negara kita menjadi
negara pengekspor utama beras di wilayah asia.
Negara yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani, hidup
di pedesaaan dan merupakan golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah. Pada
masa yang lalu ketika pertanian menjadi sentral pembangunan (leading sector),
secara personal petani kita menjadi sejahtera dan dalam konteks negara, mampu
mencapai swasembada beras pada tahun
1984. Faktor internal yang menjadi permasalahan di Indonesia antara lain:
1984. Faktor internal yang menjadi permasalahan di Indonesia antara lain:
1.
Permodalan,
sebagian besar petani tidak memiliki modal yang besar untuk mengembangkan usaha
taninya.
2.
Prasarana
produksi, modal yang kurang menyebabkan petani tidak mampu membeli sarana
produksi seperti benih, bibit, pupuk dan pembasmi hama.
3.
Keterampilan,
sebagian besar petani masih jarang yang mendapat pendidikan yang layak,
kebanyakan dari mereka tidak pernah duduk di bangku sekolah.
Sedangkan masalah pada faktor
eksternal antara lain:
1.
Kebijakan
pemerintah
a.
Kebijakan
alih fungsi lahan, lahan pertanian semakin berkurung dengan semakin majunnya
industri baik itu manufaktur, perumahan dan lain. Lahan pertanian yang subur
menjadi sasaran utama bagi pebisnis bidang manufaktur dan perumahan.
b.
Keijakan
finansial, belum adanya lembaga khusus permodalan yang menjadi penopang sektor
pertanian, ada wacana untuk mendirikan bank pertanian yang menawarkan suku
bunga 5-6% bagi petani namun hingga saat ini hanya masih menjadi sebuah wacana.
c.
Kelembagaan,
kelembagaan di sektor pertanian telah banyak yang tidak aktif seperti HIPA,
KUD, dan Kelompok Tani.
Kebutuhan pangan nasional terutama beras, sampai 2025 diperkirakan
mencapai 58,6 juta ton atau 12,91 juta hektare ladang padi. Mencapai kebutuhan
pangan itu, diterapkanlah teknologi hyperspectral hasil pengembangan BPPT
merupakan perangkat lunak hasil citra satelit dapat digunakan untuk memetakan
produksi beras untuk skala nasional dalam rangka mencapai ketahanan pangan
nasional. Teknologi ini, bukan hanya digunakan untuk memetakan
potensi prediksi produksi di suatu lahan, namun juga dapat memetakan potensi
padi dengan sangat rinci mulai dari tanam hingga panen, termasuk juga kerawanan
akibat banjir,
kekeringan atau hama. Bahkan dalam jangka panjang teknologi ini dapat menekan impor pangan. Memang, saat ini teknologi hyperspectral memang baru diterapkan untuk melihat produktivitas padi. Teknologi hyperspectral remote sensing sudah mulai digunakan Kementerian Pertanian untuk berbagai hal. Terutama sebagai dasar dalam membuat kalender tanam terpadu. Remote sensing digunakan untuk mengetahui misalnya potensi kekeringan, potensi kerusakan padi saat musim panen. Teknologi ini dapat melihat kondisi lapangan baik itu masa tanam, masa pertumbuhan maupun masa panen termasuk kalau terjadi kerusakan karena penyakit, angin maupun banjir.
kekeringan atau hama. Bahkan dalam jangka panjang teknologi ini dapat menekan impor pangan. Memang, saat ini teknologi hyperspectral memang baru diterapkan untuk melihat produktivitas padi. Teknologi hyperspectral remote sensing sudah mulai digunakan Kementerian Pertanian untuk berbagai hal. Terutama sebagai dasar dalam membuat kalender tanam terpadu. Remote sensing digunakan untuk mengetahui misalnya potensi kekeringan, potensi kerusakan padi saat musim panen. Teknologi ini dapat melihat kondisi lapangan baik itu masa tanam, masa pertumbuhan maupun masa panen termasuk kalau terjadi kerusakan karena penyakit, angin maupun banjir.
1 komentar
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus