PAPER FOOD CHEMISTRY FROM PROF ELLY ISHAK [FINAL TASK]
Well, ini adalah ringkasan materi selama berada di semester III. Mata kuliah Kimia Pangan adalah salah satu materi favoritlu.. Sekalipun saya agak2 lemot kalo udah bicara soal rantai ikatan reaksi kimia dan kawah-kawanny. But, mencoba untuk terus tahu gak ada salah nya kan??
Kimia Pangan ku awalnya ditangani oleh dosen senior, tapi sekarang sudah pensiun. Saya bersyukur pernah diajar oleh beliau semasajadi MABA dulu ^^v. Kimia Pangan season 2 akan membahas hal terkait Penyebab dan proses pencoklatan pada bahan pangan example nih, Buah apel yang baru aja dikupas.. gak lama akan berubah warna menjadi kecoklatan. Nah, kok bisa? Hal ini gak bisa dianggap remeh, why?? soalnya gak ada konsumen yang pengen makan apel yang udah cacat apalagi browning, Nah, disini kita bakalan belajar lebih jauh terkait nilai ekonomi dan penanganannya :) :) Itu hanya salah satu contoh urgentnya hehe, yang lain masih banyak... Selain itu, kamu akan mengenal lebih jauh terkait P O L I S A K A R I D Adan penyusunnya dari yang paliiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing sederhana.
A. Teknologi
Pangan dan Hasil Pertanian
Salah satu ciri
hasil pertanian adalah mudah rusak. Sifatnya yang sensitif tersebut mengharuskan untuk mempelajari ilmu dasar seperti biologi, serta kimia, sehingga kita dapat mengetahui penyebab rusaknya
bahan pangan serta cara mengatasinya. Lebih jauh nantinya akan mempelajari tentang teknologi pangan yang terkait dengan kimia pangan, mikrobiologi pangan, analisis pangan, serta proses pengolahan
makanan. Melalui teknologi pangan, bahan pangan hasil pertanian dapat diawetkan hingga dalam jangka waktu yang lama, dan bentuknya dapat diubah lebih baik sehingga dapat menghemat
tempat.
tempat.
Bahan pangan
seperti daging, ikan, sayuran, buah, susu, dan lainnya tersusun atas komposisi alami (air, protein, mineral, karbohidrat, dan vitamin), dan komposisi tambahan (pewarna, pengawet, penyedap rasa, dan
lain-lain). Komposisi-komposisi tersebut akan mengalami reaksi-reaksi pada
bahan pangan sehingga memberikan pengaruh terhadap
warna, rasa, tekstur, bau, serta nilai gizi dari bahan pangan. Pengaruh tersebut akan berdampak pada mutu serta tingkat keamanannya untuk dikonsumsi.
warna, rasa, tekstur, bau, serta nilai gizi dari bahan pangan. Pengaruh tersebut akan berdampak pada mutu serta tingkat keamanannya untuk dikonsumsi.
Reaksi kimia dan
biokimia yang terjadi pada bahan pangan diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Browning
(Pencoklatan)
Pencoklatan pada bahan pangan
terjadi secara enzimatik dan ada pula yang terjadi secara non enzimatik. Pencoklatan enzimatik disebabkan karena
enzim poliphenol oksidatif pada bahan pangan tertentu (misalnya apel, kentang, dan peer) bereaksi dengan
oksigen. Pencoklatan non enzimatik yakni
terjadinya pencoklatan pada bahan pangan tertentu tanpa melibatkan oksigen dan
enzim.
2.
Hidrolisa
Lipid
3.
Oksidasi
Lipid
Misalnya minyak goreng mandar
berbau tengik karena disebabkan karena terjadinya oksidasi. Hal tersebut tidak
selamanya menyebabkan bahan pangan beracun, namun akan terjadi perubahan mutu.
4.
Denaturasi
Protein
5.
Protein
Crosslinking
Terjadinya reaksi persilangan
yang menyebabkan daya cerna akan menurun.
6.
Hidrolisis
Protein
Satu peptida setara dengan
satu rangkaian asam amino, jika namanya polipeptida maka terdiri atas banyak
rangkaian asam amino. Misalnya terjadi hidrolisis protein, maka akan terpecah
menajdi baha penyusunnya yakni asam amino. Jika terhidrolisis lagi, maka asam
amino akan pecah menjadi amonia.
7.
Hidrolisis
Polisakarida
Sakarida disebut juga dengan
gula. Jika polisakarida mengalami lisis, maka akan terbentuk monosakarida (gula
sederhana).
8.
Sintesis
Polisakarida
9.
Glycolytic Changes
Misalnya, ayam kampung yang
dipotong saat ayam tersebut sedang berlari dan kelelahan, akan menyebabkan
glikogen ayam akan habis sehingga berdampak pada dagingnya menjadi keras saat
akan dikonsumsi.
10.
Degradasi
Pigmen
Misalnya pada kangkung yang
dimasak akan berwarna coklat karena adanya degradasi pigmen.
Terkait dengan
analisis faktor internal dan eksternal bahan, salah satu pokok bahasannya yaitu
bila terjadi respirasi dan evaporasi dari buah, maka akan terjadi kondensasi
uap air, dan pada gilirannya akan menyebabkan terjadinya pembusukan. Salah satu
contohnya yakni, buah yang telah dipetik lalu dimasukkan ke dalam kantongan.
Buah tersebut selanjutnya akan mengeluarkan oksigen namun tidak dapat keluar
karena kantongan yang tertutup sehingga mengakibatkan pembusukan. Oksigen
merupakan salah satu unsur yang
merangsang petumbuhan jamur.
B. Karbohidrat
1. Klasifikasi
Tiga per empat
dari dunia biologi adalah karbohidrat, dan 80% dari karbohidrat digunakan
sebagai energi oleh manusia. Akan ada
sekitar 75%-80% kalori yang dikonsumsi manusia dari bahan pangan pokok seperti tepung dan padi. Karbohidrat umumnya tersusun atas unsur H, O, dan C, namun biasanya tidak demikian.
sekitar 75%-80% kalori yang dikonsumsi manusia dari bahan pangan pokok seperti tepung dan padi. Karbohidrat umumnya tersusun atas unsur H, O, dan C, namun biasanya tidak demikian.
Klasifikasi
karbohidrat terdiri atas bagian-bagian berikut yaitu:
1.
Monosakarida
Monosakarida merupakan gula
sederhana yang tidak dapat dipecah lagi menjadi lebih sederhana. Monosakarida terbagi atas:
a)
Pentosa
merupakan gula sederhana yang terdiri dari lima karbon (C). Gula yang termasuk
dalam jenis ini adalah arabinosa, ribosa, dan xylosa.
b)
Heksosa
merupakan gula sederhana yang terdiri atas enam karbon (C). Heksosa terbagi
lagi atas;
-
Aldoheksosa
(masuk kelompok polihidroksi aldehid), gula yang termasuk dalam jenis ini adalah
galaktosa, glukosa, dan mannosa.
- Ketoheksisa
(masuki kelompok polihidroksi keton),
gula yang termasuk dalam jenis ini adalah fruktosa.
2.
Oligosakarida
a)
Disakarida
Disakarida terdiri atas dua
jenis yakni;
- Gula
pereduksi (tersusun atas aldehid atau karbonil bebas), gula yang termasuk dalam
jenis ini adalah laktosa dan maltosa.
-
Gula
non pereduksi, gula yang termasuk dalam jenis ini adalah sukrosa.
b)
Trisakarida
Trisakarida terdiri atas gula non
pereduksi. Gula yang termasuk dalam jenis ini adalah gentianosa, dan raffinosa.
Gula ini terdapat pada madu.
c)
Tetrasakarida
Tetrasakarida terdiri atas
gula non pereduksi. Gula yang termasuk dalam jenis ini adalah stakiosa.
3.
Polisakarida
Polisakarida merupakan gula yang
tersusun atas gula sederhana. Polisakarida terbagi atas:
a)
Homopolisakarida,
hanya memiliki satu jenis gugus atau unit monosakarida (pentosa atau jenis
lainnya). Homopolisakarida terbagi lagi menjadi;
a.
Penotsans;
Gula yang termasuk dalam jenis ini adalah araban, dan xylans.
b.
Heksosans;
Gula ini terbagi atas empat jenis yakni;
1.
Glukosans;
Gula yang termasuk dalam jenis ini adalah selulosa, dekstrin, glikogen, pati,
dan starch.
2.
Fruktosans
(Inulin).
3.
Mannan
4.
Galaktan
b)
Heteropolisakarida,
memiliki dua jenis atau lebih unit monosakarida atau hidrolisis. Gula yang termasuk dalam jenis ini adalah gums, mucilage, dan pektin.
c)
Nitrogen containing (chitin).
2. Reaksi
Kimia
1)
Hidrolisis (disakarida
dan seterusnya)
Disakarida
dapat terhidrolisis dengan stabil menjadi senyawa yang lebih sederhana pada pH
rendah dan suhu yang tinggi.
2)
Reduksi
a)
Gula pereduksi
Gula pereduksi
adalah gula yang mengalami hidrolisis atau mampu mereduksi (dapat terjadi melalui
reaksi redoks). Disakarida dan oligosakarida termasuk gula pereduksi. Beberapa
contohnya yaitu maltose dan laktosa. Jenis monosakarida yang termasuk gula
pereduksi yaitu glukosa, fruktosa, galaktosa, dan lainnya. Kemampuan untuk
mereduksi disebabkan karena gula tersebut memiliki gugus karboksil bebas (gugus
aldehid atau keton) dan mampu berikatan
(reaktif).
b)
Gula non pereduksi
Gula non
pereduksi adalah gula yang tidak mampu mereduksi atau tidak memiliki karboksil
bebas (gugus aldehid atau keton). Beberapa diantara jenis disakarida dan
oligosakarida yakni sukrosa, rafinosa, dan stakiosa.
c)
Hidrogenasi dapat terjadi pada ikatan rangkap antara
oksigen dan karbon yakni pada jenis
aldosa atau ketosa. Hidrogenasi merupakan penambahan hidrogen yang salah satu
contohnya pada penambahan H+ oleh D-glukosa kepada D-sorbitol, pada
saat itu terjadi reaksi oksidasi oleh sorbitol (jenis monosakarida turunan dari
glukosa).
3)
Enolization/Isomerasi
Glukosa,
mannose, dan fraktosa di larutan alkali dapat berubah/isomerisasi (contohnya
glukosa menjadi fraktosa). Isomerisasi
merupakan perubahan dalam larutan alkali memakan waktu yang lama. Glukosa
dilarutan alkali encer dalam waktu 21 hari nantinya akan berubah menjadi 29% fraktosa, 66% glukosa
dan 1% mannosa. Namun tidak semuanya mengalami perubahan (isomerisasi terjadi selama penyimpanan dan pemanasan). Isomerisasi atau endolisasi akan berubah menjadi gula lain pada suhu rendah. Akan terjadi oksidasi pada suasana asam (pH rendah).
dan 1% mannosa. Namun tidak semuanya mengalami perubahan (isomerisasi terjadi selama penyimpanan dan pemanasan). Isomerisasi atau endolisasi akan berubah menjadi gula lain pada suhu rendah. Akan terjadi oksidasi pada suasana asam (pH rendah).
4)
Dehidrasi
Dehidrasi
dapat terjadi dalam kondisi asam. Contohnya pada sirup yang berada dalam
suasana asam, akan terjadi dehidrasi gula. Saat terjadi penguapan maka telah
terjadi dehidrasi gula (akan mencair). Contoh lain pada gula pasir yang
dilarutkan pada asam encer
(pH rendah). Jenis heksosa apabila dipanaskan, maka akan mengalami dehidrasi yang mengakibatkan rasanya menjadi pahit.
(pH rendah). Jenis heksosa apabila dipanaskan, maka akan mengalami dehidrasi yang mengakibatkan rasanya menjadi pahit.
Contoh
lainnya terkait reaksi dehidrasi yakni pada roti bakar (terbuat dari pati), lama
kelamaan akan menghasilkan hasil reaksi berupa isomatol, dan matol
(menghasilkan aroma khas pada roti). Jenis sukrosa apabila dipanaskan pada
kondisi asam atau basa, gulanya akan meleleh atau mengalami dehidrasi
(pengeluaran air) sehingga akan terjadi degradasi (pemisahan) serta
polimerisasi yang nantinya akan menghasilkan karamel.
5)
Pencoklatan Maillard dan sedikit pembahasan browning enzimatik
Pencolatan
banyak terjadi pada buah-buahan yang banyak mengandung substrat senyawa
fenolik. Pencoklatan pada makanan terjadi dalam dua reaksi yakni enzimatik (melibatkan
oksigen, serta enzim poliphenol) dan non enzimatik (tidak melibatkan enzim PPO/poliphenol oxidative). Pencoklatan
enzimatk terjadi akibat adanya aktivitas
atau reaksi antara enzim dan oksigen. Contohnya pada buah pear,apel, pisang,
dan udang. Contoh pencoklatan
non enzimatik yakni pada reaksi Maillard.
Browning atau pencoklatan dapat dicegah dengan merendam bahan
pangan di air atau dapat juga dengan memberikan cuka sesuai dosis yang sesuai. Substrat
yang berperan yaitu senyawa fenolik (mempunyai banyak substrat), oksigen, serta
enzim, Jadi, enzim PPO/poliphenol
oxidative mempunyai zat seperti katekin yang
apabila bertemu oksigen akan terjadi perubahan gugus monophenol menjadi
O-hidroksi phenol , dan menjadi O-kuinon (pembentuk warna cokelat).
Browning juga
memiliki bebrapa keuntungan. Tanaman teh, cokelat, dan kopi sangat diuntungkan
dengan adanya browning. Warna yang
terbentuk pada cocoa disebabkan
karena aktivitas enzim PPO/poliphenol
oxidative selama proses fermentasi dan
pengeringan. Hal itu berarti bahwa enzim PPO/poliphenol
oxidative sangat menentukan terbentuknya warna
cokelat keemasan pada buah yang dikeringkan seperti kurma, cocoa dan lain-lain.
PPO/poliphenol oxidative
merupakan
proses fisiologis yang menentukan perubahan warna. Buah dan sayuran yang masak
mudah mengalami pembusukan. Hal itu akan mengurangi poliphenol karena terjadi
oksidasi. Enzim poliphenol bersifat endogenous (enzim trerletak didalam baha
pangan). Jika browning terjadi terutama
saat proses pengolahan dan tidak dapat diminimalisir, maka akan menambah biaya.
Oleh karena itu, sebaiknya browning dicegah
saat panen karena akan
mempertahankan nilai ekonomisnya, daripada dicegah saat proses pengolahan.
Salah satu reaksi
pencoklatan non enzimatik adalah reaksi Maillard.
Reaksi Maillard
tidak jelas reaksinya, dan terjadi karena adanya gugus amino yang merupakan
protein dan asam amino, yang nantinya asam amino tersebut akan menjadi
satuan-satuan asam amino misalnya, lisin. Reaksi Maillard melibatkan gula
pereduksi dan air. Meneliti warna dari pencoklatan tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan spektrofotometer. Efek umum reaksi Maillard terletak pada aromanya, warna,
serta rasanya. Selain itu, juga terjadi penurunan mutu protein (lisin menurun)
atau dapat dikatakan bahwa daya cerna protein menurun. Efek dari reaksi Maillard yang dikehendaki
contohnya pada ayam panggang, yang menghasilkan aroma yang bagus. Namun, ada
juga efek yang tidak dikehendaki
misalnya, susu yang dikeringkan biasanya teksturnya akan menggumpal.
Umumnya
jika terjadi browning maka pilihan konsumen
akan berubah. Saat melakukan evaluasi mutu pangan, yang menentukan adalah performance atau apa yang dilihat oleh
mata. Misalnya melihat kue hitam, tentu tidak ada yang menyukai kue hitam.
Tahapan umum
terjadinya reaksi Maillard
adalah sebagai berikut:
1.
Reaksi
pertama
Reaksi antara
gugus karboksi (keton atau aldehid) dengan nitrogen dari asam amino
(nucleophilic attack), akan membentuk glikosamin (pada saat itu C dari karboksi
bereaksi dengan N, reaksinya masih bolak-balik, pH-nya rendah/asam yang pada
suasana tersebut biasanya terjadi Maillard).
2.
Selanjutnya
glikosamin akan menghasilkan amadori (proses amadori), sehingga terbentuk
produk amadori diantaranya berupa gula yang terdiri atas 1 amino dan 2 ketose.
3.
Degradasi
komponen amadori
Produk amadori
melewati dua jalur. Produk amadori nantinya akan ada reaksinya yang
menghasilkan eneaminol (pH basa) dan redukton (pH rendah), eneaminol akan
bertemu pigmen melanoidin. Bertemunya eneaminol dan melanoidin menyebabkan
terbentuknya senyawa polimer, menghasilkan reaksi HMF. HMF memiliki aroma yang
enak namun, tidak baik bagi kesehatan.
Proses kedua
terjadi saat amin bereaksi dengan karboksil, sehingga mengakibatkan amin lepas.
Itulah penyebab protein menurun atau berkurang. Pigmen melanoidin memiliki flavor yang khas, berwarna cokelat,
dan aromanya enak. Contohnya pada produk coca cola dan roti panggang. HMF
merupakan penyebab rasa pahit, lidah terasa tertusuk saat mengonsumsinya karena
menghasilkan CO2 .Reaksi melanoid yang menghasilkan HMF terjadi
karena adanya isomerisasi atau enolisasi.
4.
Degradasi
strecker
Berikut alur
degradasi stecker:
5. Beberapa contoh volatile/penguapan melalui reaksi
pencoklatan Maillard
-
50:50 asam amino dan D-Glukosa
o 50% glisin :
50% glukosa = aroma karamel
o 50% valin :
50% glukosa = roti bakar (gandum ray)
o 50% glutamine
: 50% glukosa = rasa coklat contohnya pada produk silverqueen.
-
Jenis asam amino penting
o Metionin + glukosa = aroma kentang
o Sistein +
glukosa = aroma daging
o Sistein + glukosa
= aroma kalkun yang dibakar
-
Aroma juga tergantung temperaturnya
o Valin pada
suhu 100 menghasilkan aroma roti bakar (gandum ray)
o Valin pada
suhu 180 menghasilkan aroma coklat
o Histidin pada
suhu 100 tidak menghasilkan aroma
o Histidin pada
suhu 180 menghasilkan aroma gula yang terbakar,
mentega, roti jagung.
2.
Faktor yang mempengaruhi browning
a)
Aw (aktivitas air) maksimal 06-07
b)
pH yang disukai adalah yang netral dan alkali (basa).
Jika pH rendah (asam), maka akan memperlambat
atau menghambat browning karena N
protonnya akan keluar sehingga tidak terjadi glikosamin.
c)
Logam
Zat besi, serta
tembaga dapat mengkatalisa sehingga terjad browning. Hal tersebut terjadi
karena adanya reduksi/oksidasi.
d)
Suhu yang tinggi merangsang terjadinya browning (misalnya pada suhu 90)
e)
Struktur karbohidrat karena adanya gula pereduksi
3.
Cara mencegah browning
a)
Rendakan pH dan suhu
b)
Kendalikan aw, jangan sampai tidak sesuai yang
seharusnya yakni 0,6-07
c)
Jangan gunakan gula pereduksi
d)
Pada putih telur, hilangkan substratnya. Pada putih
telur ditambahkan enzim D-glukosa oxidase, sehingga tidak terbentuk browning.
e)
Memakai agent Sulfur
Reaksi karbonik akan mencegah polimerisasi sehingga tidak terjadi
browning.
4.
Browning yang tidak
dikehendaki
a)
Aroma atau warna yang tidak disukai misalnya saat
pangan hangus, akan mengurangi nilai sensori.
b)
Komponen mutagenik (misalnya, D-glukosa dan lisin)
akan menghasilkan racun.
c)
Pengaruh anti nutrisi. Hal yang menyebabkan adalah asam amino (lisin)
berkurang, utamanya pada makanan serealia.
d)
Paling banyak terlibat adalah lisin, jika lisisn
berkurang maka otomatis protein akan menurun.
catatan sejarah semester 3 ^^
0 komentar