PART 5. UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT METODE IODIN
A. Ubi
Kayu (Manihot utilissima)
Singkong yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau
ubi kayu, adalah pohon tahunan tropika
dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae.
Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya
sebagai sayuran. Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat
namun sangat miskin protein. Kandungan gizi karbohidrat singkong per 100 gram
adalah 34,00 gram (Anonim, 2012).
B. Ubu
Jalar (Ipomoea batatas)
Terkandung karbohidrat 26.3 g dalam
100 g umbi ubi jalar. Umbi ubi jalar juga memiliki antosianin yang terdapat
pada pigmen warna ungu yang terkandung dalam daging dan kulit ubi jalar,
antosianin diyakini memiliki efek anti oksidan yang cukup baik karena dapat
menghambat radikal bebas. Gula ubi jalar secara ilmiah dapat membantu menjaga
peredaran darah dan kesehatan jantung hal ini terjadi karena antosianin yang
terdapat pada ubi jalar. Gula ubi jalar memiliki kandungan karbohidrat dalam bentuk disakarida, disakarida terdiri atas sukrosa, laktosa dan maltosa. Sukrosa banyak terdapat pada makanan dan dapat kita temukan pada gula,
yang dapat diperoleh dari gula ubi jalar. Sukrosa terbentuk dari glukosa dan
fruktosa. Gula ubi jalar akan mengalami tahap isomerase yang akan diambil
fruktosanya saja sehingga aman dikonsumsi oleh semua
orang (Rizal, 2011).
orang (Rizal, 2011).
C. Jagung
(Zea mays)
Jagung merupakan salah satu tanaman hortikultura
dunia yang penting, selain gandum dan padi. Penduduk beberapa daerah di
Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) menggunakan jagung sebagai
pangan pokok. Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada
endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan
kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan
amilopektin. Karbohidrat yang terkandung
dalam 9 gram (gm) adalah 73,7 gram. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa (Anonim, 2011a).
dalam 9 gram (gm) adalah 73,7 gram. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa (Anonim, 2011a).
D. Pisang
(Musa paradisiaca)
Jenis karbohidrat yang
terdapat pada pisang adalah pati dan gula. Kandungan gula pada pisang meja adalah 80%, dan pati kurang dari 5%. Sementara pisang olah mengandung gula 66% dan pati 17%. Selama pematangan, pati akan berubah menjadi gula. Itulah sebabnya,
pisang menjadi lebih manis bila telah masak. Kandungan gula dalam pisang memang
jauh lebih tinggi daripada buah-buah segar lainnya. Namun, kandungan
karbohidrat dan lemak yang rendah membuat pisang baik digunakan sebagai makanan
diet. Selain gizinya bisa mencukupi, pisang juga cukup baik untuk mengganjal
perut karena bisa membuat
kenyang (Koswara, 2001).
kenyang (Koswara, 2001).
E. Kentang
(Solanum tuberosum)
Kentang terkenal karena
kandungan karbohidratnya (sekitar 26 gram dalam kentang medium). Bentuk dominan
dari karbohidrat ini adalah pati. Sebagian kecil tapi signifikan, pati ini tahan terhadap pencernaan oleh enzim dalam lambung dan usus kecil, sehingga mencapai usus besar dasarnya utuh. Nilai kandungan karbohidrat kentang per 100 g adalah 19 g (Anonim, 2011b).
F. Karbohidrat
Karbohidrat
adalah polihidroksi aldehid atau keton atau senyawa yang menghasilkan
senyawa-senyawa ini bila dihidrolisa. Molekul karbohidrat terdiri atas
atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen. Pada senyawa yang termasuk karbohidrat
terdapat gugus –OH, aldehid atau gugus keton. Jumlah atom hidrogen dan oksigen
merupakan perbandingan 2:1 seperti pada molekul air (Supartiwi, 2012).
Karbohidrat
yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam dua golongan, yaitu karbohidrat
sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana terdiri atas monosakarida (terdiri atas jumlah atom C yang
sama dengan molekul air), dan disakarida (terdiri atas ikatan 2 monosakarida
dimana untuk tiap 12 atom C ada 11 molekul air). Karbohidrat kompleks terdiri
atas polisakarida yang terdiri atas lebih dari 2 ikatan
monosakarida (Santoso, 2011).
monosakarida (Santoso, 2011).
Amilosa adalah dari 250-300 unit D-glukosa yang terikat
dengan ikatan α 1,4-glikosidik, jadi molekulnya merupakan rantai terbuka. Molekul
amilo pektin lebih besar dari pada molekul amilosa karena terdiri atas lebih
dari 1000 unit glukosa. Butir-butir pati tidak larut dalam air dingin tapi
apabila suspensi dalam air dipanaskan maka akan terjadi suatu karutan koloid yang
kental. Larutan koloid ini apabila diberi larutan iodium akan berwarna biru.
Warna biru tersebut disebabkan oleh molekul amilosa yang terbentuk senyawa.
Bila makanan yang kita tetesi lugol menghitam, maka makanan tersebut mengandung
karbohidrat. Semakin hitam berarti makanan tersebut banyak kandungan
karbohidrat (Poedjiadi, 1994).
G. Uji
Iodin
Kondensasi
iodin dengan karbohidrat pada uji iodin, monosakarida dapat menghasilkan warna
yang khas. Hal ini disebabkan
karena dalam larutan pati, terdapat unit-unit glukosa yang membentuk
rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit
glukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul
iodium yang dapat masuk ke dalam spiralnya, sehingga menyebabkan warna biru tua
pada kompleks tersebut (Fessenden, 1986).
Larutan amilum
setelah ditetesi iodium (sebelum dipanaskan) larutan berwarna putih bening.
Namun, setelah dipanaskan warna larutan tetap putih bening tetapi ada endapan
berwarna ungu didasar tabung reaksi. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
hidrolisis pati pada saat pemanasan. Adapun endapan yang muncul di dasar tabung
ini disebabkan karena proses hidrolisis pati yang tidak sempurna. Endapan ini
merupakan sisa dari butir-butir amilum (Diwan, 2012).
Ikatan antara
iod dan amilum berupa ikatan semu karena dapat putus saat dipanaskan dan terbentuk kembali pada saat didinginkan. Apabila dipanaskan rantai amilum akan memanjang sehingga iod mudah terlepas, sama halnya ketika didinginkan, rantai pada amilum akan
mengerut sehingga iod kembali terikat dengan amilum. Hal ini karena kemampuan menghidrolisis sehingga amilum berubah menjadi glukosa. Pengujian
amilum dilakukan dalam suasana asam, basa dan netral. Penambahan larutan iod
0,01 M pada air pada suasana basa tidak terjadi perubahan warna karena iod
tidak berikatan dengan amilum (Sherly, 2012).
Pati dan iodium membentuk ikatan kompleks berwarna biru.
Pati dalam suasana asam bila dipanaskan dapat terhidrolisis menjadi senyawa
yang lebih sederhana, hasilnya diuji dengan iodium yang akan memberikan warna
biru sampai tidak berwarna. Jika amilosa direaksikan dengan iodium maka akan
berwarna biru, sedangkan jika amilofektin direaksikan dengan iodium akan memberikan
warna ungu kehitaman (Mustaqim,
2012).
Amilum bereaksi dengan molekul iod
karena struktur amilum pada larutan berbentuk heliks yang berbentuk kumparan
sehingga dapat diisi oleh molekul iod di dalamnya. Namun, setelah dilakukan
pemanasan, warna larutan menjadi bening. Hal ini disebabkan karena adanya
pemutusan ikatan Iod dengan glukosa tadi atau terjadi penguraian ion (pelepasan
iod dari amilum) karena adanya perubahan suhu yang tinggi. Setelah didinginkan,
larutan kembali berwarna biru. Hal ini menunjukkan bahwa ikatan antara iod dan
amilum berupa ikatan semu karena dapat putus saat dipanaskan dan terbentuk
kembali pada saat didinginkan (Raandesky, 2011).
Uji hidrolisis pati oleh asam, pada
menit ke 0 setelah sampel ditetesi larutan iodin sampel berwarna biru
kehitaman. Pada menit ke 4 pemanasan dan ditetesi larutan iodin, warna sampel tetap biru kehitaman.
Pemanasan setelah menit ke 8 dan ditetesi larutan iodin, sampel berwarna biru
keabuan atau memudarnya warna biru kehitaman. Pada menit ke 12 pemanasan warna
sampel memudar menjadi biru keabuan setelah ditetesi iodin. Setelah melakukan pemanasan 16 menit dan ditetesi iodie, warna sampel menjadi jernih (Anugrah, 2012).
Uji iodin
digunakan untuk medeteksi adanya pati (suatu polisakarida), ketika dilakukan percobaan dengan tiga kondisi yaitu kondisi, netral, asam dan basa, yaitu pada masing-masing tabung ditambahkan 2 tetes air pada tabung I (netral), 2 tetes HCl pada tabung II (asam) dan 2 tetes NaOH pada tabung III (basa). Kemudian ketiga tabung tersebut dipanaskan, setelah dipanaskan pada tabung I dengan kondisi netral diperoleh (+2 tetes air) tidak terjadi perubahan warna, dengan basa (+2 tetes NaOH) tidak mengalami perubahan warna (warna tetap
keruh) atau dengan kata lain tidak terbentuk ikatan koordinasi antara ion iodida pada heliks.
Hal ini disebabkan karena dengan basa I2 akan mengalami reaksi sebagai berikut:
Hal ini disebabkan karena dengan basa I2 akan mengalami reaksi sebagai berikut:
3
I2 + 6 NaOH → 5 NaI + NaIO3 + 3 H2O
Sehingga pada larutan tidak terdapat I2 yang
menyebabkan tidak terjadinya ikatan koordinasi sehingga warna tetap keruh,
sedangkan dengan kondisi asam (+ 2 tetes
HCl) terjadi perubahan warna dari
keruh menjadi bening (Awan, 2012).
H. NaOH
Larutan iod yang telah bercampur dengan basa NaOH dan iodin tidak didapatkan warna biru. Hal
ini menandakan amilum tidak dapat bereaksi dengan iod. Hal ini disebabkan karena pada larutan, sebelum terjadi ikatan semu antara iod dan amilum, NaOH yang sudah ada dalam larutan amilum akan bereaksi duluan dengan iod yang ditambahkan membentuk NaI dan NaOI, sehingga pada uji ini tidak
terdapat suatu kompleks berwarna biru (Raandesky, 2011).
I. HCl
(Asam Klorida)
Penambahan HCl pada
pengujian karbohidrat memiliki memiliki fungsi yang sama dengan pereaksi
lainnya seperti, HSO4. Keduanya berfungsi untuk menghidrolisis
polisakarida menjadi monosakarida penyusunnya. Amilum yang telah ditambah
dengan asam klorida ketika diuji dengan larutan iodium, menunjukkan hasil yang
negatif, maka dapat disimpulkan bahwa amilum telah terhidrolisis dengan
sempurna (Sativa, 2008).
J. Aquadest
Aquadest bersifat netral sehingga tidak dapat
menghidrolisa glukosa walaupun disertai pemanasan. Aquadest hanya berfungsi
sebagai pelarut. Aquadest bukanlah reagen, dan aquadest memiliki pH netral,
tidak asam serta tidak basa. Sehingga pencampuran aquades tidak akan menghambat
reaksi hidrolisis pati (Putri, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012.
Singkong. http://id.wikipedia.org/wiki/Singkong. Diakses pada tanggal 29 Oktober
2012. Makassar.
Anonim.
2012b. Reaksi Uji Karbohidrat Praktikum.
http://pemula-awaliharimu.blogspot.com/2012/10/reaksi-uji-karbohidrat-
praktikum.html.
Diakses pada tanggal 28 Oktober 2012. Makassar.
Anonim.
2011a. Kandungan Gizi yang Terdapat pada
Jagung. http://jagastamina.blogspot.com/2011/12/kandungan-gizi-yang-terdapat-pada.html. Diakses pada tanggal 29 Oktober
2012. Makassar.
Anonim. 2011b.
Kandungan Gizi yang Terdapat pada
Kentang. http://jagastamina.blogspot.com/2011/12/kandungan-gizi-yang-terdapat-pada_2737.html. Diakses pada tanggal 29 Oktober
2012. Makassar.
Awan,
Rry. 2012. Reaksi Uji Karbohidrat
(Praktikum Biokimia). http://pemula-awaliharimu.blogspot.com/2012/10/reaksi-uji-karbohidrat-
praktikum.html. Diakses
pada tanggal 3 November 2012. Makassar.
Anugrah,
Deo. 2012. Berbagai Uji Karbohidrat. http://www.scribd.com/doc/95291146/berbagaiujikarbohidrat.
Diakses pada tanggal 3 November 2012. Makassar.
Diwan,
2011. Percobaan Iod. http://www.scribd.com/doc/100878743/Biokimia-1-3 Percobaan Iod. Dia akses pada tanggal 28 Oktober
2012. Makassar.
Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta :
Erlangga.
Koswara,
Soetrisno. 2001. Pisang untuk Diet dan
Sehat. http://www.untukperempuan.com/health-and-beauty/jaga-kesehatan-dengan-pisang.htmlS. Diakses
pada tanggal 29 Oktober 2012. Makassar.
Mustaqim. 2012. Uji
Identifikasi Karbohidrat. http://nizamora.blogspot.com/2012/09/uji-iedntifikasi-karbohidratedisi.html. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2012.
Makassar.
Plantamor.
2012a. Ubi Jalar. http://www.plantamor.com/index.php?plant=711. Diakses pada tanggal 4 November
2012. Makassar.
Plantamor.
2012b. Singkong. http://www.plantamor.com/index.php?plant=815. Diakses pada tanggal 4 November
2012. Makassar.
Plantamor.
2012c. Jagung. http://www.plantamor.com/index.php?plant=1301. Diakses pada tanggal 4 November
2012. Makassar.
Plantamor.
2012d. Pisang. http://www.plantamor.com/index.php?plant=2170. Diakses pada tanggal 4 November
2012. Makassar.
Plantamor.
2012e. Kentang. http://www.plantamor.com/index.php?plant=1397. Diakses pada tanggal 4 November
2012. Makassar.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar
Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Putri,
Beta Alfisyahri. 2012. Karbohidrat http://www.scribd.com/doc/88817827/KARBOHIDRAT. Dia akses pada tanggal 28 Oktober
2012. Makassar. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2012. Makassar.
Raandesky.
2011. Karbohidrat. http://duniaraa13.blogspot.com/2011/04/karbohidrat.html. Diakses pada tanggal 28 Oktober
2012. Makassar.
Rizal. 2011.
Pemanfaatan Ubi Jalar sebagai Pengganti
Gula Tebu dan Gula Jagung. http://www.poltekkes-malang.ac.id/artikel-152.html. Diakses pada tanggal 29 Oktober
2012. Makassar.
Santoso, Eko
Budi. 2011. Sumber dan Jenis Karbohidrat. http://ras-eko.blogspot.com/2011/10/sumber-dan-jenis-karbohidrat.html. Diakses pada tanggal 29 Oktober
2012. Makassar.
Sativa,
Rida. 2008. Karbohidrat. http://sweetir1s.multiply.com/journal/item/5/karbohidrat?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem. Diakses pada tanggal 28 Oktober
2012. Makassar.
Sherly. 2012. Karbohidrat.
http://sherlyleo.blogspot.com/2012/05/karbohidrat.html. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2012.
Makassar.
Supartiwi,
Yulli. 2011. Uji Karbohidrat. http://yuleedhys91.blogspot.com/2012/02/uji-karbohidrat.html. Diakses pada tanggal 28 Oktober
2012. Makassar.
0 komentar