Bertolak dari sesak
Aku takut sendirian
Aku takut kehilangan (lagi)
Aku cemas bukan kepalang
Pikiranku panik
Jiwaku kisut tidak karuan
Apakah hari esok masih berpihak?
Ku rengkuh gulingku, ingin ku lampiaskan saja pada panjangnya malam
Hari yang lalu telah tergulung rapi, tak akan kembali
Hari-hari tak terduga segera datang membuka gulungan yang baru
Tapi hari kemarin masih memelukku erat-erat
Membasahi bola mataku yang tak kuasa menampung alirannya
Seolah menegaskan pada hati kecilku
bahwa Tuhan satu-satunya teman yang setia kapanpun ku ingin mengadu
Saat lapang bahkan kala sedih mulai berhamburan datang
Tangan mungilku tak kuasa menggenggam mu erat-erat
Berjibaku dengan keras kepala dan ego yang menggerayangi
Pada akhirnya hanya dapat ku pandangi
Punggung itu menghilang pelan-pelan
Dan kusadari, sebagian cintaku telah berlalu dalam kegelapan
Sisakan hening yang menyesakkan
0 komentar