Sudah Cukup Bapernya, Sayang.
Desember, 2015.
Aku masih disini bersama hamparan luas, dalam keramaian.
Hamparan yang dipenuhi oleh muda mudi, para balita, dan para tetua yang tengah
asik dengan celotehan ringannya. Mereka semuanya tertawa dan bahagia. Aku hanya
dapat tersenyum kecil memandang mereka. Namun bagaimana dengan diriku? Seperti
ada yang berbeda dari hidupku. Pertama kalinya aku merasakan hidup tanpa 44 manusia langka, yang tak pernah
absen mengukir tawa diraut wajah ini. “Bagaimana
denganmu kawan? Aku yakin kamu pun demikian.” kataku dalam hati.
weheartit.com
Namun kenyataan ini menyadarkanku bahwa.. hidup tak
melulu harus dihabiskan bersama sepanjang hidup kita. Iya, kita harus menapaki
arah hidup yang lebih baik, untuk berbakti kepada semesta. Mungkin aku belum
terbiasa. Rindu? Awalnya rasa ini tak bisa tertahankan.. Inginnya terus bersama
saja. Namun setelah coba ku renungi, waktu nyatanya mampu menjinakkan rindu
yang luar biasa ganasnya. Seolah Tuhan, mengajarkan arti kedewasaan lewat perpisahan
yang telah tiba waktunya. Tuhan ingin membuka mata kita, untuk melihat
manusia-manusia langka yang lebih banyak lagi. Bukan untuk menggantikan mereka
yang telah hadir lebih dulu, namun untuk mengobati kekosongan yang mungkin
mendera hati yang terbiasa dibahagiakan oleh candaan mereka yang disebut kawan.
Tuhan tak inginkan kita terpuruk dalam nostalgia. Tuhan
tak inginkan kita terjebak dalam lumpur kebahagiaan masa silam, bahwasanya kita
harus mencoba melangkah melanjutkan hidup. Kawan, mari menatap bintang-bintang
dilangit sana. Meskipun letak mereka berjauhan, namun mereka masih berada
dilangit yang sama dan tetap memiliki tugas yang sama yakni, turut serta
menyemarakkan malam dengan kehadirannya. Aku pun berharap kita bisa seperti
mereka. Meskipun dipisahkan oleh jarak, kita masih berada dibumi yang sama. Meskipun
kita tidak lagi berjuang di ruang yang sama, namun kita masih punya tugas mulia
dimanapun kini kita berpijak. Tugas mulia itu tak lain dan tak bukan adalah menyebar
benih-benih kebaikan untuk mencerahkan kehidupan ummat. Semoga tugas itu bisa
kita tunaikan, cepat atau lambat (aamiin).
Sudahlah.. baper memang perlu, tapi tak baik juga jika
kita menghabiskan waktu terlalu lama memutar ulang momen-momen kita. Cukuplah
terkenang dan tersimpan baik-baik dalam hati kita. Sembari kita keluar menatap
dunia, mengulurkan tangan untuk setiap jiwa-jiwa yang baru. Kuncinya ada di
dalam diri kita kawan. Mau move on atau terkungkung dalam kesepian
yang tidak seharusnya. Well.. mungkin
ini agak berlebihan. Rasanya memang beda. Kemarin kita masih bersama. Hari ini,
tidak lagi.
Mari berjuang untuk menjadi lebih baik lagi bukan saja untuk
diri sendiri, tapi juga untuk banyak orang. Setiap kita punya ciri yang
berbeda, semoga kita bisa bermanfaat bagi banyak orang, dengan cara kita
masing-masing. “Hamparan bumi ini begitu
luas untuk dipergunakan memperbanyak sahabat” ujarku dalam hati. Ku angkat wajah ini. Kutatap sekitar
dengan pandangan penuh semangat. Dengan menyebut nama Tuhanku yang Maha Sempurna,
ku ukir senyuman lebar meskipun masih diiringi sudut mata yang basah, merasa
bersemangat. Ayo kawan.. diriku dan dirimu, berlari menyambut masa depan,
semoga kelak kita bisa dipertemukan dalam bingkai kesuksesan.
*Well..
sejujurnya khofiyaa rada bingung ketika melihat tantangan menulis kali ini.
Membuat tulisan yang didalamnya ada kata “bintang,
lumpur, kunci, dan rindu”. Hehehe..
Alhamdulillah Allah mengizinkan tulisan ini selesai, kurang dari satu jam :’)
Melalui empat kata kunci itu, kembali
aku teringat kondisiku dan teman-temanku pasca wisuda. Ouch… itu adalah salah
satu momen ter-baper dihidupku hahahaa… Semoga tulisan ini, bisa menemani
proses move on kalian yang mungkin
baru saja lepas dari status “mahasiswa”. Honestly, saya yakin tulisan ini
sana-sininya masih banyak kekurangan. So, Mohon Koreksinya ya teman-teman. ^^
thank you for comin’
12 komentar
Nice post mbak.....masa2 bersama kawan.kuliah. memang unforgetable
BalasHapus....
iya mbak :') awal2 pisah emang bikin baper.. tp kita mesti move on k arah dhup yg baru :)
HapusKereeen mba menuntaskan tantangan.
BalasHapuswhoaa finalli kak gilang T.T mohon kritikannya, ga papa pedes2
HapusBagus mbak... tapi perlu dibaca berulang-ulang sebelumnya ada beberapa kata yg kurang efektif menurutku. Hehehehe tak apa kan mbk aku memberi kritik di sini?
BalasHapusapa itu mbak? iya gapapa.. lewat sini atau lewat grup juga ga papa hehehe makasih loh mbak april
HapusBagus mbak... tapi perlu dibaca berulang-ulang sebelumnya ada beberapa kata yg kurang efektif menurutku. Hehehehe tak apa kan mbk aku memberi kritik di sini?
BalasHapuslega ya,selesai tantangan minggu ini?
BalasHapuswhoaa.. finally kak lisa.. masih harus banyk blajar :')
Hapuslega ya,selesai tantangan minggu ini?
BalasHapusmhn saran dan masukannya mbak :)
BalasHapusPanjang namun rapi tulisannya ..
BalasHapusSaya gk bisa coment krn setting latarnya ank kuliahan, sedangkan saya gk prnh jadi ank kampus.
Tp secara umum keren mbk Khofiya