Sudah Cukup Bapernya, Sayang.

by - 6:54 AM


Desember, 2015.                                                                                                            

Aku masih disini bersama hamparan luas, dalam keramaian. Hamparan yang dipenuhi oleh muda mudi, para balita, dan para tetua yang tengah asik dengan celotehan ringannya. Mereka semuanya tertawa dan bahagia. Aku hanya dapat tersenyum kecil memandang mereka. Namun bagaimana dengan diriku? Seperti ada yang berbeda dari hidupku. Pertama kalinya aku merasakan hidup tanpa 44 manusia langka, yang tak pernah absen mengukir tawa diraut wajah ini. “Bagaimana denganmu kawan? Aku yakin kamu pun demikian.”  kataku dalam hati.

weheartit.com

Namun kenyataan ini menyadarkanku bahwa.. hidup tak melulu harus dihabiskan bersama sepanjang hidup kita. Iya, kita harus menapaki arah hidup yang lebih baik, untuk berbakti kepada semesta. Mungkin aku belum terbiasa. Rindu? Awalnya rasa ini tak bisa tertahankan.. Inginnya terus bersama saja. Namun setelah coba ku renungi, waktu nyatanya mampu menjinakkan rindu yang luar biasa ganasnya. Seolah Tuhan, mengajarkan arti kedewasaan lewat perpisahan yang telah tiba waktunya. Tuhan ingin membuka mata kita, untuk melihat manusia-manusia langka yang lebih banyak lagi. Bukan untuk menggantikan mereka yang telah hadir lebih dulu, namun untuk mengobati kekosongan yang mungkin mendera hati yang terbiasa dibahagiakan oleh candaan mereka yang disebut kawan.

Tuhan tak inginkan kita terpuruk dalam nostalgia. Tuhan tak inginkan kita terjebak dalam lumpur kebahagiaan masa silam, bahwasanya kita harus mencoba melangkah melanjutkan hidup. Kawan, mari menatap bintang-bintang dilangit sana. Meskipun letak mereka berjauhan, namun mereka masih berada dilangit yang sama dan tetap memiliki tugas yang sama yakni, turut serta menyemarakkan malam dengan kehadirannya. Aku pun berharap kita bisa seperti mereka. Meskipun dipisahkan oleh jarak, kita masih berada dibumi yang sama. Meskipun kita tidak lagi berjuang di ruang yang sama, namun kita masih punya tugas mulia dimanapun kini kita berpijak. Tugas mulia itu tak lain dan tak bukan adalah menyebar benih-benih kebaikan untuk mencerahkan kehidupan ummat. Semoga tugas itu bisa kita tunaikan, cepat atau lambat (aamiin).

Sudahlah.. baper memang perlu, tapi tak baik juga jika kita menghabiskan waktu terlalu lama memutar ulang momen-momen kita. Cukuplah terkenang dan tersimpan baik-baik dalam hati kita. Sembari kita keluar menatap dunia, mengulurkan tangan untuk setiap jiwa-jiwa yang baru. Kuncinya ada di dalam diri kita kawan. Mau  move on atau terkungkung dalam kesepian yang tidak seharusnya.  Well.. mungkin ini agak berlebihan. Rasanya memang beda. Kemarin kita masih bersama. Hari ini, tidak lagi.

Mari berjuang untuk menjadi lebih baik lagi bukan saja untuk diri sendiri, tapi juga untuk banyak orang. Setiap kita punya ciri yang berbeda, semoga kita bisa bermanfaat bagi banyak orang, dengan cara kita masing-masing. “Hamparan bumi ini begitu luas untuk dipergunakan memperbanyak sahabat” ujarku dalam hati. Ku angkat wajah ini. Kutatap sekitar dengan pandangan penuh semangat. Dengan menyebut nama Tuhanku yang Maha Sempurna, ku ukir senyuman lebar meskipun masih diiringi sudut mata yang basah, merasa bersemangat. Ayo kawan.. diriku dan dirimu, berlari menyambut masa depan, semoga kelak kita bisa dipertemukan dalam bingkai kesuksesan.


***



*Well.. sejujurnya khofiyaa rada bingung ketika melihat tantangan menulis kali ini. Membuat tulisan yang didalamnya ada kata “bintang, lumpur, kunci, dan rindu”. Hehehe.. Alhamdulillah Allah mengizinkan tulisan ini selesai, kurang dari satu jam :’) Melalui empat kata kunci itu, kembali aku teringat kondisiku dan teman-temanku pasca wisuda. Ouch… itu adalah salah satu momen ter-baper dihidupku hahahaa… Semoga tulisan ini, bisa menemani proses move on kalian yang mungkin baru saja lepas dari status “mahasiswa”. Honestly, saya yakin tulisan ini sana-sininya masih banyak kekurangan. So, Mohon Koreksinya ya teman-teman. ^^ thank you for comin’


#ODOP_Batch2
#tantanganpekanini
#Tulisanke30_Pekanke8_Bulanke2


You May Also Like

12 komentar

  1. Nice post mbak.....masa2 bersama kawan.kuliah. memang unforgetable
    ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak :') awal2 pisah emang bikin baper.. tp kita mesti move on k arah dhup yg baru :)

      Hapus
  2. Kereeen mba menuntaskan tantangan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. whoaa finalli kak gilang T.T mohon kritikannya, ga papa pedes2

      Hapus
  3. Bagus mbak... tapi perlu dibaca berulang-ulang sebelumnya ada beberapa kata yg kurang efektif menurutku. Hehehehe tak apa kan mbk aku memberi kritik di sini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. apa itu mbak? iya gapapa.. lewat sini atau lewat grup juga ga papa hehehe makasih loh mbak april

      Hapus
  4. Bagus mbak... tapi perlu dibaca berulang-ulang sebelumnya ada beberapa kata yg kurang efektif menurutku. Hehehehe tak apa kan mbk aku memberi kritik di sini?

    BalasHapus
  5. lega ya,selesai tantangan minggu ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. whoaa.. finally kak lisa.. masih harus banyk blajar :')

      Hapus
  6. lega ya,selesai tantangan minggu ini?

    BalasHapus
  7. mhn saran dan masukannya mbak :)

    BalasHapus
  8. Panjang namun rapi tulisannya ..
    Saya gk bisa coment krn setting latarnya ank kuliahan, sedangkan saya gk prnh jadi ank kampus.
    Tp secara umum keren mbk Khofiya

    BalasHapus

Blog Archive

Entri yang Diunggulkan

Ibrah: Orang-orang Pergi. Apakah Mereka Kembali?

Bismillah. Kepergian itu sulit. Tapi, kehilangan lebih sulit lagi. Mengapa orang-orang harus saling meninggalkan? Jawabannya membawa saya...

Nobody's perfect

Pengikut