Jakarta: sederet rayuan dan pelajaran
Jakarta menawarkan segudang pilihan tempat bagi
seseorang yang berniat untuk berbelanja.
Di jakarta pusat, kamu akan menemui banyak Mall yang letaknya tidak begitu berjauhan dengan formasi gedung yang masya Allah luasnya. Hal ini membuat seorang pendatang menjadi bingung, ingin berbelanja kemana? Begitu banyak pilihan. Tentu seorang pendatang yang niat belanja baju nih, pasti maunya dapat banyak baju dengan harga yang tidak begitu mahal. Loh, emang ada yah tempat kaya gitu di ibu kota?
Di jakarta pusat, kamu akan menemui banyak Mall yang letaknya tidak begitu berjauhan dengan formasi gedung yang masya Allah luasnya. Hal ini membuat seorang pendatang menjadi bingung, ingin berbelanja kemana? Begitu banyak pilihan. Tentu seorang pendatang yang niat belanja baju nih, pasti maunya dapat banyak baju dengan harga yang tidak begitu mahal. Loh, emang ada yah tempat kaya gitu di ibu kota?
Tentu saja ada ^^v. Kebanyakan orang pasti bakal
merekomendasikan kawasan Tanah abang menjadi tempat untuk berbelanja kebutuhan
sandang. Kata mereka sih harganya murah-murah. Well.. anggapan tersebut emang
bener geng. Bahkan aku stay di Tangerang pun, si Ibu tetap merekomendasikan
tabang buat jadi destinasti belanja murah meriah. Kata Paman I, pendatang yang
masuk tabang tuh bagaikan bebek yang masuk comberan. Hahahaha… semua muanya
pengen aja dibeli saking murahnya.
Aku meninggalkan rumah bersama Ibu (panggilanku untuk
istri paman I) menuju tabang sekitar pukul 9 a.m. Mula-mula kami
menumpangi angkot, kemudian berpindah
pada bus ber-AC dengan tarif 8K/kepala. Tapi bisa juga memilih menaiki bus yang
tidak ber-AC, kalo nggak salah tarifnya kisaran 5-6K/kepala. Bus tersebut akan
mengantarkan kami ke kawasan Slipi. Ternyata jam 9 pagi sudah sangat padat
untuk area Jakarta deket-deket Tangerang yah x_X . Beruntung bus yang aku
tumpangi tidak melalui jalan raya yang kena macet. Setelah tiba di kawasan
Slipi, nyambung lagi naik angkot jurusan Tanah Abang. Dan finally sampai juga
kami di kawasan Tanah Abang.
kemacetan di kaki sang pencakar langit
Aku tidak menghabiskan waktu begitu lama di tabang. Aku
hanya sempat berbelanja beberapa pakaian untuk kedua adik ku (Alhamdulillah dengan
kualitas yang baik dan harga yang terjangkau :). Selanjutnya kami mencoba
berpindah ke gedung Metro (masih deket kawasan Tanah Abang). Buat kamu yang mau
belanja grosiran, Metro adalah tempat yang direkomendasikan. Kalo beli eceran,
baiknya beli di Tanah abang saja. Di Metro tersedia banyaaaaaaak sekali jenis
pakaian: gamis, hijab, rok, etc, dengan harga yang murah meriah. Dan meskipun
harganya murah, kualitas nya tidak murahan. Harga tak lebih dari 100K, aku
sudah bisa memperoleh 1 gamis dengan bahan tebal tidak menerawang. Tentunya
seseorang tidak akan ragu dong buat beli grosiran, dengan kualitas seperti
itu? Berbelanja di kawasan Tanah abang
kamu ga perlu takut kepanasan, soalnya ada AC-nya sih ^_^ Nah kalo sudah kayak
gini, seseorang yang gak bisa mengendalikan diri bakal menyerupai bebek
masuk comberan :’) huhuhu.. semoga kita terjaga dari perilaku berlebih-lebihan
dalam berpakaian, khususnya muslimah.. hehe.. Ga papa kita asyik berbelanja,
mungkin emang fitrah nya ya wanita selalu ingin terlihat cantik. Asal jangan
lupa satu hal, kecantikan hakiki dimata Allah adalah ketaatan. Semoga cantik
lahiriah senantiasa sejalan dengan kecantikan batiniah :)
Aku mencari baju batik buat bapak ku. Namun tidak ada
yang menarik hatiku disini (Metro) hehe. Finally ibu pun membawaku melaju
menuju Thamrin city, sebuah gedung elit (business
dan perbelanjaan) yang menjulang tinggi hingga lantai 6. Hanya butuh naik
1x angkot dalam waktu kurang lebih 5 menit, untuk tiba di Thamrin city. Well..
kami memulai perjalanan di lantai 5 mall ini. Aku pun disuguhi pemandangan yang
sama dengan yang ada di kawasan Tanah abang. Meski ku akui pada beberapa jenis
pakaian seperti gamis harian dan rok payung, variasi jauh lebih banyak
di kawasan Tanah Abang. Selain itu kalau ditilik dari segi harga, beberapa jenis pakaian jauh lebih mahal *mungkin beda sekitar 30K* dibandingkan dengan pakaian yang sama persis di Tanah Abang. Tenang saja.. meskipun harganya terasa agak tinggi, kamu tetap bisa menawar kok. Tapi ada juga pakaian yang harganya emang jauh lebih tinggi dengan kualitas yang memang bagus. Salah satu contohnya adalah gamis pesta, harganya ada yang sampai mencapai lebih 600K loh.
di kawasan Tanah Abang. Selain itu kalau ditilik dari segi harga, beberapa jenis pakaian jauh lebih mahal *mungkin beda sekitar 30K* dibandingkan dengan pakaian yang sama persis di Tanah Abang. Tenang saja.. meskipun harganya terasa agak tinggi, kamu tetap bisa menawar kok. Tapi ada juga pakaian yang harganya emang jauh lebih tinggi dengan kualitas yang memang bagus. Salah satu contohnya adalah gamis pesta, harganya ada yang sampai mencapai lebih 600K loh.
Adapun untuk batik, lantai 1 dan lantai D mall ini bisa
dikatakan pusatnya batik. Aku menjumpai beragam pilihan batik dari kualitas
yang biasa saja hingga kualitas yang jauh lebih baik bahkan yang sangat baik,
tentu dengan harga yang beragam mulai dari 100K, sekitar 130K hingga lebih
500K. Itupun harga masih bisa nego loh, apalagi kalau beli banyak hehehehe….
Pokoknya yang mau nyari batik, aku rekomendasiin lantai dasar Thamrin city deh
buat shopping. Tetap ingat untuk
mengontrol nafsu belanja yaa gengs hehehe
Gak terasa waktu mulai mencapai sore.. pegal juga ini
betis. Kami bergegas pulang meninggalkan kawasan Thamrin city, dengan melalui jalur
balik pada jalan yang kami lalui saat meninggalkan rumah. Saat keluar dari
mall, hawa-hawa kemacetan rupanya telah menderaku. Beruntung saat itu belum
terlalu sore, jadinya kemacetan tidak terlalu parah. Setelah tiba di Slipi, aku
dan ibu menyebrangi jalan besar Jakarta untuk menunggui bus yang akan
mengantarkan kami kembali ke Tangerang. Butuh waktu sekitar 10 menit untuk
menunggu bus kami. Finally yang
dinanti datang juga.. Alhamdulillah saat itu kondisi bus nggak penuh, jadinya
aku dan ibu dapat kursi buat duduk. Saat aku sudah mengambil posisi pw ku. Aku
lalu melihat bahwa di dalam bus ini sudah ada dua anak kecil dan seorang bapak
tua bertongkat, yang tengah berdiri. Sepertinya mereka akan mulai beraksi
sebentar lagi. Saat bus mulai melaju, kedua anak kira-kira berusia SD kelas VI
mulai melantunkan beberapa lagu. Satu anak bernyanyi sambil memainkan gitar
mini, sedangkan anak yang satunya menyusuri lorong kecil bus dari baris depan
hingga baris belakang, sambil menyodorkan amplop kecil. Aha! Aku tau maksudnya,
mungkin ini yang namanya ngamen di dalam bus. Sesaat setelah mereka bernyanyi dan mengumpulkan amplop
kami (entah berisi uang atau tidak)
kembali, kakek tua pun mulai beraksi. Kakek ini kelihatannya sudah berusia
sangat lanjut, ia bertongkat dan mulai bercerita tentang sejarah Indonesia.
Setelah menyapa para penumpang bus, Mula-mula ia bercerita tentang sejarah
Indonesia dengan bahasa Inggris. Setelah mengucapkan beberapa kalimat, ia lalu
menerjemahkan apa yang tadi dikatakannya dalam bahasa Indonesia. Hal tersebut berulang, begitu seterusnya.
Beliau menceritakannya dengan lengkap, dan penuh semangat yang menggebu-gebu
mulai dari R.A Kartini hingga Budi Utomo, aku menduga ia seorang vetran :’ (
dan kalau ini benar.. aku sungguh miris melihat nasib pejuang negeriku ini.
Tapi aku bangga padanya.. meskipun sudah renta, ia masih menyebarkan sejarah
bangsa ini kepada generasi muda.. meskipun dengan cara seperti ini. : ) Mungkin
ia bercerita sekitar 30 menit. Setelah itu, ia mengeluarkan pembungkus snack
dari saku celananya. Nampaknya kemasan snack
tersebut sudah sering digunakan, terlihat dari bentuknya yang sudah dihiasi
tumpukan lipatan-lipatan. Dengan bahasa sopan, beliau bermaksud memohon seikhlasnya
kepada para penumpang untuk menyisihkan infak seikhlasnya. Masyaa Allah..
mungkin ini cara beliau untuk bertahan hidup. Semoga Allah senantiasa
menjaganya, melancarkan rezekinya, dan membahagiakannya hingga kelak berjumpa
dengan-Nya, Aamiin.
Adik pengamen dan kakek renta tadi hanyalah dua contoh
nyata yang aku deskripsikan. Ketika bus berhenti di area kebon jeruk, seorang
bapak menaiki bus dan menawarkan lampu LED kepada para penumpang. Ada juga
penjual kanebo beragam warna, dan penjual asongan. Semuanya berlalu lalang
dengan suara nyaring, menyusuri lorong sempit bus yang ku tumpangi. “.. seperti
ini ya rasanya naik bus” gumamku dalam hati.
Ini adalah sebagian kecil pemandangan nyata yang sempat
membasahi sudut-sudut mata. Menyadarkan mereka yang mudah tersentuh hatinya,
bahwa hidup kita jauh lebih beruntung dari mereka. Mereka adalah pelajaran
nyata yang langsung Tuhan berikan, di depan kedua mata kita. Bahwa untuk
bersyukur akan perkara dunia, kita harus senantiasa melihat orang-orang dibawah
kita. Hal ini juga pernah disabdakan oleh Rasul yang mulia,
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Lihatkah siapa yang berada dibawah kalian dan jangan melihat orang yang berada di atas kalian. Sebab yang demikian lebih patut agar kalian tidak memandang remeh nikmat Allah Ta'ala atas kalian". (Muttafaq Alaihi).
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Lihatkah siapa yang berada dibawah kalian dan jangan melihat orang yang berada di atas kalian. Sebab yang demikian lebih patut agar kalian tidak memandang remeh nikmat Allah Ta'ala atas kalian". (Muttafaq Alaihi).
Pemandangan yang mengajarkan untuk lebih peka terhadap
kondisi sekitar, untuk mau berbagi kepada makhluk Allah.. para saudara kita,
yang kondisinya tidak senyaman kita. :”) Maha suci Allah.. yang menghendaki
hati-hati kita, untuk tidak mati akan beragam pelajaran yang terjadi disekitar
kita. Semoga kita senantiasa dimudahkan oleh Allah, untuk mampu melakukan dan
menyebar banyak kebaikan serta rahmat dibumi-Nya, Aamiin. Tetap semangat yah
kawan-kawanku :’)
Berbicara soal Mall, Tangerang juga punya destinasi
seperti Lippo Karawaci ataupun Summarecon Mal Serpong (SMS). SMS merupakan
destinasi yang terbilang baru. Saat pertama kali menginjakkan kaki disana, kamu
akan disuguhi oleh pohon-pohon rindang. Hm.. sepertinya mall ini berbasis taman
deh. Belum lagi pemandangan taman ikan
mas yang cukup besar, pengurus SMS-yang bertugas mengizinkan para pengunjung
untuk memberi makan ikan tersebut pada jam-jam tertentu. Saat melaju masuk
lebih jauh, kamu akan disuguhi beragam tempat makan.. ini masih di luar mal
loh. Kamu akan menemukan banyaaaaak tempat makan yang berjejer, mulai yang didesain
tradisional hingga modern. Dan di tengah-tengahnya kamu akan menjumpai panggung
live music (hanya ada saat malam hari). Sekali lagi ini baru di luar mal :)
kebayang kan gimana luasnya mal ini? Hehehe.. sayangnya aku gak sempat keliling
didalamnya. Aku hanya sempat berjalan-jalan di lantai satu. Melihat beberapa
barang yang sempat sale ^^ hm.. bagaimanapun singkatnya, ini sudah membuka lagi
wawasan ku tentang Tangerang, Indonesia
: )
Gak butuh waktu lebih dari sejam, kami bergegas
meninggalkan SMS for having lunch dan
prepare ke Halim Perdanakusuma.
Seminggu rasanya kurang lama untuk meng-eksplor kota besar ini. Tapi aku harus
pulang, karena begitu banyak agenda yang harus aku selesaikan. Dan cerita seminggu
ini pun membuatku untuk senantiasa bersyukur, bahwa bukan hanya bahagia yang
tertoreh tapi ada hikmah yang Allah selipkan disetiap tawa bahagia.
Jakarta tidak
selalu menyajikan senyuman yang sama pada setiap wajah
Aku tertegun pada
bocah belia yang berjuang ditengah teriknya hari
Serta lelaki renta
yang masih harus berjuang dengan kedua kakinya
Demi sesuap nasi
saja untuk hari ini, atau bahkan mungkin untuk sanak keluarganya
Pemandangan yang
begitu ramai dibalik ratusan bangunan megah
Semoga kami dapat
berjuang menjadi sebaik-baiknya calon penerus bangsa
Agar rona sayu
mereka, dapat terganti dengan senyuman bahagia tanpa air mata lelah
#ODOPBatch2
#Tulisanke25_Pekanke7_bulanke2
#nebus_utang
2 komentar
Seruu cerita perjalanannya, memberikan banyak pelajaran ya
BalasHapusalhamdulillah.. aamiin O:)
BalasHapus