Perjalanan Tak Terduga, Masjid Raya Makassar
Siang-siang
bolong, minggu-10 Juni-2012 mestinya saya sedang nge-bahas isi novel Isabella di
fakultas bersama kakak pembimbingku dan si Ulfi. Namun, karena suatu alas...
bimbingannya dibatalkan. Padahal sudah setengah perjalanan. Saya pun memutuskan
untuk turun di masjid raya-sekalian shalat dhuhur, karena adzan dhuhur telah
berkumandang.
Shalat
dhuhur di Masjid Raya ini adalah hal yang pertama kali buat saya selama kurang
lebih 12 tahun menetap di kota daeng ini. Pas masuk ke pelatarannya.. takjub
sekali, Subhanallah.. bangunan ini megah sekali.. hehe.. sempat malu dengan
diri sendiri, kok bisa yaa saya baru masuk sini ^^ Alhamdulillah sudah wudhu
dari rumah, so.. lanjutlah saya ke dalam masjid. Karena gak bawa mukenah
jadilah saya menunggu jamaah yang lagi
shalat, sambil duduk-duduk menikmati rumah Allah itu. Waw... luas
cekaliiiiiiiiiiiii.. so wonderfull masjid.
Sehabis
shalat shalat mulailah saya mengabadikan
beberapa sisi penting dari masjid raya ini. Masjid ini luas sekali.. menurut
artikel yang pernah saya baca kalo gak salah, pembangunan masjid ini awalnya
hanya Rp 60.000 oleh usulan seorang K H dari kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Di
masjid ini bapak Ir. Soekarno dan Soeharto pernah menyempatkan diri untuk
shalat. Hingga suatu ketika bapak Jusuf Kalla ingin melakukan renovasi terhadap
masjid ini, walaupun awalnya sempat menuai kontroversi alias khawatir kalo
bapak JK bakal bikin plaza, toh sekarang bisa dilihat hasilnya.. Majid Raya
yang indah, bercorak timur tengah hehe.. Masjid Raya Makassar terletak di jalan
Bulusaraung Makassar. Masjid raya juga punya al-Qur’an yang besaaar sekali,
dinamai al-Qur’an akbar, mm.. ukurannya sekitar
1x1,5 m, subhanallah.. Masjid raya berada di lokasi yang bisa dikatakan
strategis, karena ia dilintasi oleh beberapa jalur angkutan kota, jadi dari
berbagai tempat bisa singgah dulu ke Masid Raya, sembari beristirahat sejenak.
Masjid Raya memiliki halaman yang bisa dikatakan sangat luas, dan dihiasi oleh
banyak pohon. Beberapa bagian di pelataran masjid Raya Makassar juga digunakan
oleh beberapa masyarakat untuk berdagang, tentunya menjajakan barang-barang
dagangan yang dibutuhkan seorang muslim seperti, baju muslim, kaos kaki
panjang, alas jilbab, kopiah, dan lain-lain. Sayang sekali.. saya tidak sempat
berjalan-jalan melihat isi masjid di laintai dasar, saya shalatnya di lantai
dua : ) Pengen lihat gimana keadaan masjid Raya Makassar saat ini??? Berikut
dokumentasi dadakan saya : )
0 komentar