Bahan Bakar FosilBelajar kerasBiodieselJarak PagarJarak Pagar MurniJathropa curcasMentahMinyakPotensi Jarak Pagar
Makalah Ilmiah Tugas Akhir MKU Bhs. Indonesia
tugas bapak Dalian : )
PEMANFAATAN
MINYAK JARAK PAGAR SEBAGAI ALTERNATIF PENGGUNAAN BAHAN BAKAR FOSIL
MAKALAH
ILMIAH
Oleh :
me..^^
Disusun
dan diajukan sebagai tugas akhir
Mata Kuliah Umum Bahasa Indonesia
UPT MKU
BAHASA INDONESIA
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Indonesia saat ini
sedang mengalami krisis bahan bakar. Setiap harinya persediaan bahan bakar
semakin menipis. Hal ini disebabkan karena bahan bakar minyak yang berasal dari
fosil-fosil yang telah berusia jutaan tahun tidak dapat diperbaharui. Inilah
yang menyebabkan harga bahan bakar sewaktu-waktu dapat naik. Jika kenaikan
harga bahan bakar minyak naik, maka akan menyulitkan masyarakat miskin
Indonesia. Sehingga dibutuhkanlah alternatif lain yang dapat mengganti ketergantungan
masyarakat Indonesia terhadap bahan bakar fosil dengan harga yang ekonomis.
Fluktuasi harga minyak
mentah di pasaran dunia sangat mempengaruhi kestabilan ekonomi Indonesia.
Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam (biodiversity), mencoba
mengalihkan ketergantungan akan sumber energi fosil ke arah diversifikasi
sumber energi alternatif lain. Secara bersama-sama, semua instansi penelitian
yang ikut serta dalam usaha pengembangan dan pemasyarakatan biodiesel di
Indonesia berserikat membentuk Forum Biodiesel Indonesia (FBI). Titik berat
pengembangan teknologi biodiesel adalah pada minyak jarak pagar. Minyak jarak
dikembangkan karena dapat tumbuh di dataran yang tandus dan bercurah hujan
rendah sehingga sangat cocok dibudidayakan di Indonesia (Beuna, 2007).
Sebagai negara agraris,
Indonesia dianugerahi kekayaan alam yang melimpah. Beberapa diantaranya
potensial dijadikan bahan baku energi alternatif, yakni jarak pagar, kelapa
sawit, kelapa, singkong, tebu, dan sagu.
Dari beberapa tanaman penghasil bahan bakar tersebut, jarak pagar paling
potensial untuk dikembangkan. Selain sangat mudah dibudidayakan, tanaman ini
dapat tumbuh di lahan marginal, bahkan di lahan bekas pertambangan. Di samping
itu, tanaman ini memiliki kandungan minyak yang tinggi (Prihandana, 2007).
Berdasarkan uraian
diatas, dapat diketahui bahwa jarak pagar memiliki potensi sebagai salah satu
alternatif dalam penggunaan bahan bakar. Dasar pemikiran yang melandasi
disusunnya makalah ini adalah untuk mengkaji lebih detail pemanfaatan potensi
tanaman jarak pagar sebagai pengganti bahan bakar fosil, serta pembuatannya. Jika
dikembangkan, hal ini akan memberikan nilai positif bagi masyarakat Indonesia
kelak. Selain itu, akan menginspirasi banyak pihak untuk memanfaatkan minyak jarak
pagar. Dan ketergantungan terhadap energi fosil pun dapat dikurangi.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang tersebut maka dirumuskan beberapa masalah yaitu:
1. Bagaimana
deskripsi tanaman jarak dan potensinya sebagai alternatif bahan bakar?
2. Apa
keunggulan biodiesel dari tanaman jarak pagar?
3. Bagaimana
pembuatan dan aplikasi minyak jarak pagar mentah dan murni (biodiesel)?
I.3 Tujuan
Tujuan penulisan karya
tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan
deskripsi tanaman jarak pagar dan potensinya sebagai alternatif bahan bakar.
2. Menjelaskan
keunggulan biodiesel dari tanaman jarak pagar
3. Menjelaskan pembuatan dan aplikasi minyak jarak pagar
mentah dan murni (biodiesel).
BAB
II
PEMBAHASAN
II.1 Jarak Pagar dan Potensinya sebagai
Alternatif Bahan Bakar
Jarak pagar yang dalam
dunia ilmiah disebut Jathropha curcas L. merupakan
jenis tanaman yang sesungguhnya sangat tidak asing bagi masyarakat Indonesia.
Hal ini terbukti dari aneka ragam nama daerah yang diberikan kepadanya, seperti
jarak kosta (Jawa), jirak (Sumatra), balacai (Maluku) atau kaleke paghar
(Madura), dan lain-lain. Di daerah yang relatif kering atau agak gersang, Jarak
pagar adalah salah satu dari segelintir jenis tanaman yang mampu bertahan hidup
subur dan terlihat hijau hijau nyaris sepanjang tahun, kecuali di musim kemarau
yang ekstrem kritis. Biasanya jarak ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman
pagar yang serba guna. Tingginya biasanya 3-6 meter, terkadang juga bisa
mencapai tinggi lebih dari itu pada lahan yang subur dan perkembangannya tidak
tertanggu (terutama oleh manusia) (Sri, 2006).
Pada kondisi normal
tiap tandan biasanya berisi 10 buah atau lebih. Warna buah hijau ketika masih
muda, kemudian berubah kuning menjelang/setelah matang, dan akhirnya menjadi
coklat kalau sudah kering. Buah menjadi matang 2-4 bulan setelah pembuahan. Di
dalam buah terdapat 3 biji yang masing-masing menempati ruang terpisah,
berbentuk agak membulat pada varietas berbiji kecil atau lonjong pada yang
berbiji besar. Panjang biji 2-2,5 cm, berwarna hitam kusam atau sedikit pucat.
Kulitnya retak di sana-sini bila telah kering sehingga profil permukaannya
menjadi tidak licin. Daging bijinya banyak mengandung minyak sehingga di masa
penjajahan sering dimanfaatkan sebagai pengganti minyak untuk penerangan,
khususnya di daerah pedesaan (Sri, 2006).
Produk utama tanaman
jarak pagar adalah minyak mentah jarak pagar/CJO (crude jathropa oil) yang dapat digunakan sebagai pengganti minyak
tanah. Namun sebaiknya menggunakan kompor bertekanan (sumbu sedikit diubah).
Dapat juga menggunakan kompor biasa,
namun ada takaran tertentu karena minyak mentah jarak pagar lebih kental
daripada minyak tanah, sehingga sulit sumbu kompor biasa untuk menyuplai minyak
ke api. Selain minyak jarak pagar
mentah, produk utama lainnya adalah minyak murni jarak pagar/PPO (pure plant
oil), yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar mobil
(petrosolar/solar/biodiesel). Efeknya mesin mobil lebih awet, dan kurang emisi.
Dapat juga digunakan untuk mesin putaran tinggi seperti genset, mesin pompa
air, mesin penggerak traktor tangan, pengeringan teh, dan mesin penggerak kapal
nelayan. PT PLN bahkan menggunakannya sehingga menurunkan biaya Rp300/kWh
(Prihandana, 2007).
II.2 Keunggulan Biodiesel dari Tanaman Jarak Pagar
Tanaman jarak pagar
menghasilkan biji yang memiliki kandungan minyak cukup tinggi, yaitu sekitar
30-50%. Minyak yang dihasilkan dari jarak pagar sangat potensial untuk
dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif. Sebagai perbandingan, bahan baku
minyak diesel adalah hidrokarbon yang mengandung 8-10 atom karbon per molekul.
Sementara hidrokarbon yang terkandung pada minyak jarak pagar adalah 16-18 atom
karbon per molekul sehingga viskositas minyak jarak lebih tinggi (lebih kental)
dan daya pembakarannya sebagai bahan bakar masih rendah. Oleh sebab itu, minyak
jarak dapat digunakan sebagai bahan bakar (Hambali, 2006).
Kenyataannya
kini populasi alami Jarak Pagar bisa dijumpai di kawasan neotropik.sar
merupakan daerah asal jenis ini. Dari situ Jarak Pagar tersebar hingga di hampir seluruh penjuru
tropik dan subtropik. Dilaporkan juga bahwa jenis ini dimulai dieksploitasi
oleh Amerika sebagai sumber energi baru/tambahan. Preferensi terhadap Jarak
pagar atau curcas biodiesel, nama
umum yang diberikan kepada minyak yang dieskstrak dari biji Jarak pagar, bukan
tanpa alasan. Banyak pertimbangan mengapa orang kini cenderung untuk memacu
perkembangan biodiesel, antara lain (Sri, 2006):
1. Curcas biodiesel adalah
sumber energi produk pertainan yang terbaharui.
2. Curcas biodiesel,
sebagai bahan energi, tidak bersifat toksik (beracun) mudah terurai secara
biologis (biodegradable, kadar sulfur
rendah atau bahkan tidak ada, memiliki kandungan oksigen lebih tinggi sehingga
lebih menjamin proses pembakaran yang sempurna.
3. Daya
pelumasnya tinggi sehingga meningkatkan efisiensi mesin.
4. Emisinya
bersih sehingga berpeluang mengurangi polusi udara berupa karbon monoksida,
hidrokarbon, dan racun-racun lainnya, dengan demikian sesuai dengan persyaratan
internasional yang kini semakin ketat. Studi sejauh ini menunjukkan bahwa
pengunaan biodiesel secara tajam mengurangi risiko kanker.
5. Curcas biodiesel dengan
mudah dapat dicampur dengan minyak diesel biasa dan dapat digunakan untuk
berbagai ragam mesin diesel tanpa harus melakukan modifikasi apa pun.
6. Kinerja
curcas biodiesel ternyata juga sama
atau bahkan dalam hal-hal tertentu lebih bagus dibandingkan dengan minyak
diesel biasa.
Biodiesel
memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan bahan bakar diesel dari minyak
bumi. Biodiesel dapat dicampur dengan bahan bakar diesel minyak bumi dalam
berbagai rasio. Campuran 20% biodiesel dan 80% bahan bakar diesel minyak bumi
disebut B20. Campuran B20 mengurangi emisi, harganya relatif murah, dan tidak
memerlukan modifikasi mesin. Jika 0,4-5% biodiesel dicampur dengan bahan bakar
diesel minyak bumi otomatis akan meningkatkan daya lumas bahan bakar. Biodiesel
dari jarak pagar dapat digunakan sebagai pemanas berbahan bakar diesel,
penerangan, dan kompor. Dapat juga menjadi pengganti bahan bakar model pesawat
dalam mesin model pesawat, pembersih untuk komponen mesin yang berminyak,
sebagai pelumas mesin, pembakar keramik dalam tungku, dan sebagai pembersih
tumpahan minyak bumi di atas tanah atau air. Selain itu, biodiesel tidak secara spontan
meletup dalam keadaan normal karena mempunyai titik bakar yang tinggi, yaitu 150 derajat Celcius. Hal ini berbeda
dengan bahan bakar diesel minyak bumi yang titik bakarnya hanya 52 derajat Celcius (Nur, 2006).
Kajian menunjukkan
bahwa biodiesel dapat didegradasi secara biologis empat kali lebih cepat
daripada bahan bakar diesel minyak bumi, yaitu mencapai 98% dalam tiga minggu.
Akibat biodegradasi secara biologis, emisi dan bau yang tidak sedap dapat
dikurangi. Emisi biodiesel jauh lebih rendah daripada emisi diesel minyak bumi.
Biodiesel mempunyai karakkteristik emisi seperti berikut (Nur, 2006):
1. Emisi
karbon dioksida netto CO2 berkurang 100%
2. Emisi
sulfur dioksida berkurang 100%
3. Emisi
debu berkurang 40-60%
4. Emisi
karbon monoksida (CO) berkurang 10-50%
5. Hidrokarbon
aromatik poliskiklik (PAH) berkurang, terutama PAH yang beracun seperti:
phenanthren berkurang 97%, benzofloroanthen berkurang 56%, aldehida, dan
senyawa aromatik berkurang 13%.
II.3 Pembuatan dan Aplikasi Minyak Jarak Pagar Mentah
dan Murni (Biodiesel)
Biji yang telah dipanen
dikeringkan kemudian dikupas secara manual guna memisahkan biji dari kulitnya.
Biji yang telah dikupas langsung dipecah untuk memisahkan tempurung biji dengan
daging biji, kemudian dikeringkan dan dipres menggunakan mesin pengepres untuk
mendapatkan minyak. Minyak yang masih kotor dimurnikan. Untuk menghasilkan
biodiesel, minyak yang telah dimurnikan dicampur dengan metanol atau etanol
guna mengurangi viskositas (kekentalan) dan meningkatkan daya pembakaran. Biji
jarak yang telah dipanen harus segera diolah, karena penyimpanan akan
menurunkan rendemen (Nur, 2006).
Ada dua metode dasar
utnuk memperoleh minyak pagar dari biji, yaitu pengepresan dan ekstraksi
pelarut. Proses pengepresan biasanya meninggalkan ampas yang masih mengandung
7-10% minyak. Sedangkan pada proses ekstraksi pelarut, mampu mengambil minyak
optimal, sehingga ampasnya hanya kurang dari 0,1% dari berat keringnya. Cairan
pelarut yang paling populer digunakan adalah heksana teknis atau eter minyak
bumi dengan rentang 60-70 derajat Celcius. Bungkil
atau biji giling umumnya tidak bisa langsung diekstraksi karema
partikel-partikelnya yang halus sering kompak sehingga mengakibatkan
penyumbatan di dalam bejana ekstraksi (cairan pengekstrak tidak bisa menerobos
di antara partikel-partikel padat yang diekstrak). Berdasarkan hal ini, sebelum
proses ekstraksi, bungkil atau biji giling harus diubah bentuknya menjadi
serpihan agar ekstraksinya berlangsung lancar. Bentuk serpihan membuat padatan
yang diekstrak stabil dan mudah diterobos cairan pengeksetrak. Ekstraktor
minyak yang berskala kecil yang berkapasitas olah 1/2-5 ton biji jarak pagar. (Nur,
2006).
Gambar II. 1 Diagram proses
pengambilan minyak dati biji jarak pagar (Nur, 2006).
Ekstraksi biji jarak dapat dilakukan dengan alat
pengepresan tipe hidrolik atau tipe berulir.
Alat pengepres tipe hidrolik berkapasitas lebih rendah, tetapi mampu
menghasilkan rendemen minyak lebih besar. Sejumlah alat pengepres hidrolik
mensyaratkan biji jarak harus dikupas. Dengan demikian yang dipres hanya inti
biji (kernel) yang akan menghasilkan minyak yang relatif lebih jernih. Untuk
alat penyaring tersedia dua tipe alat penyaringan yakni, tipe flat dan cloth.
Alat penyaring tipe cloth ini direkomendasikan jika bahan baku minyak jarak
relatif sedikit (Prihandana, 2007).
Minyak jarak mentah
digunakan untuk mengganti minyak tanah sebagai bahan bakar kompor. Saat ini
telah tersedia sejumlah tipe kompor
untuk minyak jarak mentah. Jenis kompor yang
dapat digunakan dengan bahan bakar minyak jarak mentah 100% adalah
kompor bertekanan dan kompor yang dibuat PT Pura, Kudus. Namun, jika ingin
tetap emnggunakan kompor minyak tanah biasa, disarankan mencampur minyak jarak
mentah dengan minyak tanah dengan perbandingan 10 : 90 (10% minyak jarak mentah
: 90 % minyak tanah). Minyak jarak lebih kental dibandingkan dengan minyak
tanah sehingga sumbu kompor biasa tidak mampu menyuplai minyak ke api dengan
lancar. Kompor bertekanan mirip dengan kompor-kompor yang digunakan oleh
penjual jajanan gorengan di tepi jalan, tetapi piapa pengaliran bahan bakar
sedikit diubah untuk mengencerkan minyak jarak mentah dengan pemanasan
(Prihandana, 2007).
Proses pembuatan
biodiesel dari minyak nabati disebut transesterifikasi (trans-ester-ifikasi. Namun,
sebelum ditransesterifikasi minyak biasanya mengalami sejumlah tahap pemurnian.
Tahap ini dilakukan untuk menghilangkan berbagai bahan yang tidak diinginkan/degumming
seperti fosfatida, asam lemak bebas, lilin, tokoferol atau zat warna yang dapat
memperlambat reaksi. Transesterifikasi merupakan perubahan bentuk dari satu
jenis ester menjadi bentuk ester yang lain. Bahan baku untuk proses produksi
biodiesel adalah alkohol, dan katalis. Selama proses transesterifikasi,
komponen gliserol dari minyak diganti dengan alkohol, baik etanol (terbuat dari
padi-padian) maupun metanol (terbuat dari batu bara, gas alam, atau kayu).
Metanol lebih dipilih daripada etanol karena mampu memproduksi reaksi biodiesel
yang lebih stabil, dan harganya lebih murah. Proses metanolisis berkatalis
alkali dapat dilakukan pada suhu ruangan dan akan menghasilkan ester lebih dari
80% beberapa saat setelah dilangsungkan (sekitar 5 menit). Sedangkan katalis,
diperlukan agar hasil esternya memuaskan. Katalis adalah suatu bahan yang
digunakan untuk memulai reaksi dengan
bahan lain. Katalis yang mungkin untuk reaksi biodiesel adalah natrium
hidroksida (NaOH) dan kalium hidroksida (KOH). Kalium hidroksida dapat digunakan jika natrium hidroksida tidak
tersedia (Nur, 2006).
Salah satu masalah
dalam proses metanolisis adalah kenyataan bahwa alkohol mempunyai daya larut
yang buruk pada bahan berlemak. Proses transesterfikasi tidak akan berlangsung
baik jika campuran reaksi tidak dihomogenasikan. Ketika metil ester dan
gliserida pasrial diproduksi, akan tersedia sebagai pelarut umum untuk minyak
dan alkohol, sehingga dua fase semula segera tercampur menjadi satu/netralisasi.
Setelah tahap transesterfikasi, lapisan gliserol harus dipisahkan dan dibuang
dari campuran reaksi untuk membuat biodiesel lebih encer. Pemisahan fase
berlangsung dengan menggunakan filter. Setelah fase pemisahan selesai, kedua lapisan bagian atas (ester) dan fase
bagian bawah (gliserol) harus dimurnikan untuk
mencapai hasil ester yang maksimal. Gliserol dan gliserida dapat dibuang
dengan mengubahnya menjadi trigliserida yang dapat dengan mudah dipisahkan dari
produk metil ester (Nur, 2006).
Langkah terakhir adalah
Bleaching (dekolorisasi). Bleaching adalah proses penghilangan pigmen (zat
warna) dalam minyak mentah baik yang terlarut maupun yang terdispersi melalui
proses absorbsi (penyerapan). Pigmen minyak nabati adalah karotenoid, klorofil,
dan phaetin. Keseluruhan proses pembuatan minyak jarak murni adalah untuk menghilangkan rasa,
dan bau yang tidak enak. Selain itu juga
bertujuan untuk memperpanjang masa simpan minyak sebelum dikonsumsi atau
digunakan sebagai bahan baku atau bahan mentah untuk industri (Arnata, 2012).
BAB
III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat
diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Tanaman
jarak berpotensi menghasilkan minyak mentah jarak pagar/CJO (crude jathropa oil) dan minyak murni
jarak pagar/PPO (pure plant oil) sebagai oengganti bahan bakar.
2. Biodiesel
dari tanaman jarak memiliki keundungan sebagai bahan energi, tidak bersifat
toksik (beracun), sumber energi produk pertainan yang terbaharui. mengurangi
polusi udara, mudah dapat dicampur dengan minyak diesel biasa, kinerja curcas biodiesel ternyata juga sama atau
bahkan lebih bagus dari minyak diesel biasa,, harganya relatif murah, dan tidak
memerlukan modifikasi mesin, serta tidak secara spontan meletup dalam keadaan
normal karena titik bakar yang tinggi.
3. Pembuatan
minyak jarak melalui degumming, netralisasi, dan bleaching. Minyak jarak mentah
dapat diaplikasikan dengan menggunakan kompor, dan minyak jarak murni sebagai
biodiesel
III.2 Saran
Saran bagi pembaca jika
ingin mengkaji dan menyunting ulang
makalah ini akan lebih baik jika pembahasan mengenai cara pemgolahan dapat
diperdetail.
DAFTAR
PUSTAKA
Arnata, I Wayan. 2012. Teknologi Pengolahan PPO. [Online]. Tersedia: http://staff.unud.ac.id/arnata/files/2011/04/TEKNOLOGI-PENGOLAHAN-PPO.pdf.
Diakses pada tanggal 27 Mei 2012.
Beuna, Teuku. 2007. Inovasi: Energi Alternatif Bikin Irit! (Biodiesel di Indonesia,
Sekarang dan Nanti). Jakarta: LIPI Press
Hambali, Erliza. 2006. Jarak Pagar: Tanaman Penghasil Biodiesel. Bogor: Penebar Swadaya
Nur,
Andi. 2006. Biodiesel Jarak Pagar: Bahan
Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan. Jakarta: Agromedia Pustaka
Prihandana, Rama. 2007. Meraup Untung dari Jarak Pagar. Jakarta: Agromedia Pustaka
Sri,
Made. 2006. Budi Daya Jarak Pagar (Jatropa Curcas L.) Sumber biodiesel, Menunjang
Ketahanan Engergi Nasional. Jakarta: LIPI Press
2 komentar
Kak bisa minta soft filenya..??
BalasHapusyah.. sayang sekali hardisk saya lagi rusak parah, dan file nya nyangkut disitu... semoga laman ini bisa jadi inspirasi kamu dalam menyusun tugas yaa :) tetap semangat dn jangan bosan mmbaca ^_^
BalasHapus