PART 5. BIOKIMIA PASCA PANEN - KARBOHIDRAT (GLIKOGEN)
A. Glikogen
Glikogen
merupakan molekul polisakarida yang tersimpan di dalam sel-sel hewan bersama
dengan air dan digunakan sebagai sumber energi. Ketika pecah di dalam tubuh,
Glikogen diubah menjadi glukosa, sumber energi yang penting bagi hewan. Jenis
organisme seperti hewan memperoleh molekul ini dari karbohidrat, memproduksi
dalam hati, otot, dan saluran pencernaan selama proses pencernaan. Glikogen
kemudian disimpan di dalam jaringan otot dan di hati. Glikogen merupakan
polimer α-D-glukosa yang bercabang. Glikogen bentuk penyimpanan glukosa
adalah polisakarida glukosa bercabang yang terdiri dari rantai-rantai unit
glukosil yang disatukan oleh ikatan α-1,4 dengan cabang α-1,6 di setiap 8-10
residu (Defitri, 2013).
Glikogen
yang terkandung pada hewan dapat diuji dengan melakukan dilakukan uji
kualitatif dengan meneteskan iodine pada filtratnya. Filtrat berubah warna
menjadi merah kecoklatan. Hal ini menunjukkan glikogen positif mengandung
karbohidrat. Glikogen merupakan polisakarida. Polisakarida yang direaksikan
dengan larutan iodine akan memberikan warna yang spesifik, yaitu merah
kecoklatan (Pasau, 2013).
Glikogen yang
terlarut dalam air dapat diendapkan dengan jalan menambahkan etanol. Endapan
yang terbentuk apabila dikeringkan berbentu serbuk putih. Glikogen dapat
memutar cahaya terpolarisasikekanan dan mempunyai rotasi spesifik. Dengan iodium
glikogen menghasilkan warna merah. Struktur amilopektin yaitu merupakan rantai
glukosa yang mempunyai cabang (Anonim, 2011).
Hewan yang
tidak mengalami stress sebelum proses pemotongan akan memiliki kadar glikogen
normal di tubuhnya. Ketika hewan telah disembelih, glikogen di tubuh akan
diubah menjadi asam laktat, dan otot akan menjadi kaku (rigor mortis).
Keberadaan asam laktat inilah yang menyebabkan kualitas daging baik dari
segi citra rasa, kekenyalan, dan juga warna. Jika hewan stress, glikogen yang
ada akan dilepaskan ke aliran darah, sehingga keberadaan asam laktat di otot
berkurang setelah proses pemotongan. Hal inilah yang menyebabkan kualitas daging berkurang
(Anonim, 2012).
Ekstraksi
glikogen juga dipengaruhi oleh tahap pengeringan. Pengeringan oven (oven
drying) merupakan alternatif pengeringan matahari. Tetapi metode pengeringan
ini membutuhkan sedikit biaya investasi. Pengeringan oven dapat melindungi
pangan dari serangan serangga dan debu, dan tidak tergantung pada cuaca.
Pengeringan oven tidak disarankan untuk pengeringan pangan karena energi yang
kurang efisien daripada alat pengerin (dehydrator), selain itu sulit mengontrol
suhu rendah pada oven dan pengan yang dikeringkan dengan oven lebih rentan
hangus (Hughes dan Willenberg, 1994).
B. Peranan
Glikogen
Glikogen merupakan simoanan karbohidrat yang memiliki
beberapa peranan menurut Ainda (2010), diantaranya yaitu:
1.
Menyediakan
tenaga untuk kerja otot
2.
Menyediakan
bahan bakar untuk sistem saraf pusat
3.
Membolehkan
berlakunya metabolisme lemak
4.
Mencegah
protein daripada digunakan sebagai tenaga
Hubungan antara
konsumsi karbohidrat, simpanan glikogen dan perfoma olahraga dapat disimpulkan
menurut Hardiansyah (2012) sebagai berikut :
a.
Konsumsi karbohidrat yang tinggi
akan meningkatkan simpanan glikogen tubuh.
b.
Semakin tinggi simpanan glikogen
maka kemampuan tubuh unuk melakukan aktivitas fisik juga akan semakin
meningkat.
c.
Level simpanan glikogen tubuh yang
rendah menurunkan/membatasi kemampuan atlet untuk mempertahankan intensitas dan
waktu latihannya.
d.
Level simpanan glikogen tubuh yang
rendah menyebabkan atlet menjadi cepat lelah jika dibandingkan dengan seorang
atlet dengaan simpanan glikogen tinggi.
e. Konsumsi
karbohidrat setelah latihan /pertandingan akan mempercepat penyimpanan glikogen
yang kemudian juga akan mempercepat proses pemulihan (recovery) seorang atlet.
C.
Sifat-Sifat Glikogen
Glikogen memiliki beberapa sifat menurut Wilujeng (2012)
diantaranya adalah:
1.
Tidak
larut dalam air
2.
Iodium
akan member warna merah
3.
Hidrolisis
enzim amilosa terurai menjadi maltose kemudian glukosa
4.
Tidak
dapat mereduksi fehling
D.
Pelarut
Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi glikogen menurut
Pasau (2013) terdiri dua jenis, yaitu:
1.
Trichloro
Asetat (TCA)
Penambahan
TCA pada hati sapi dan hati ayam berfungsi untuk melarutkan kandungan protein,
lemak, dan asam nukleat sehingga diperoleh glikogennya saja.
2.
Etanol
95%
Penambahan etanol 95% pada filtrate hati sapi dan hati
ayam berfungsi untuk mencuci / memisahkan glikogen.
E.
Hati sapi
Hati sapi adalah
bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Hati sapi
mengandung zat besi yang bagus dikonsumsi bagi ibu hamil. Hati juga dipercaya
mengandung zat kolin yang berperan penting untuk perkembangan fungsi otak. Hati
sapi mengandung energi sebesar 136 kilokalori, protein 19,7 gram, karbohidrat 6
gram, lemak 3,2 gram, kalsium 7 miligram, fosfor 358 miligram, dan zat besi 7
miligram. Selain itu di dalam Hati Sapi juga terkandung vitamin A
sebanyak 43900 IU, vitamin B1 0,26 miligram dan vitamin C 31 miligram (Godam, 2012).
Warna daging
sapi yang baru diiris biasanya merah ungu gelap. Warna tersebut berubah menjadi
terang (merah ceri) bila daging dibiarkan terkena oksigen. Perubahan warna
merah ungu menjadi terang bersifat reversible (dapat balik). Namun, bila daging
tersebut terlalu lama terkena oksigen, warna merah terang akan berubah menjadi
cokelat.
Mioglobin merupakan pigmen berwarna merah keunguan yang menentukan warna daging segar. Mioglobin dapat mengalami perubahan bentuk akibat berbagai reaksi kimia (Anonim, 2009).
Mioglobin merupakan pigmen berwarna merah keunguan yang menentukan warna daging segar. Mioglobin dapat mengalami perubahan bentuk akibat berbagai reaksi kimia (Anonim, 2009).
F.
Hati Ayam
Hati
ayam, kaya mengandung vitamin-vitamin A, B1, B2 dan C serta zat mineral seperti
besi, fosfor dan kalsium. Bagi mereka yang kurang darah, daya lihatnya kurang
baik, hipoplasia, dan badan lemah cocok makan hati ayam. Hati ayam mengandung
energi sebesar 105 kilokalori,
protein 16,6 gram, karbohidrat 2,1 gram, lemak 3,4 gram,
kalsium 0 miligram, fosfor 0 miligram, dan zat besi 0 miligram,
vitamin B10 miligram dan vitamin C 0 miligram (Godam, 2012).
protein 16,6 gram, karbohidrat 2,1 gram, lemak 3,4 gram,
kalsium 0 miligram, fosfor 0 miligram, dan zat besi 0 miligram,
vitamin B10 miligram dan vitamin C 0 miligram (Godam, 2012).
Tabel 08. Karakteristik
Karkas dan Organ Dalam Ayam
Perbedaan
karakteristik karkas dan organ dalam ayam
|
|||||
Pemotongan Ayam
|
Warna
Karkas
|
Hati
|
Usus
|
Aroma
|
Konsistensi
|
Normal/ kontrol
(Kel. I)
|
Normal - kurang kuning
|
Normal- merah coklat
|
Normal -kuning
|
Normal
|
Kenyal-
keras
|
Potong 30menit
setelah mati
(Kel. II)
|
Kuning- merah (agak
suram basah)
|
Coklat
hitam (gelap)
|
Banyak
darah pada pembuluh kapiler usus.
|
Abnormal,agak amis
|
Agak
lemah
|
Potong 60menit,
setelah mati
(Kel. III)
|
Memar, terdapat cairan
darah warna gelap
|
Coklat-hitam
|
Pembekuan darah lebih
banyak (gelap)
|
Abnormal (lebih
amis/bau)
|
Lemah sekali
|
Jumlah
glikogen hati ayam kira-kira antara 5-10 g. Cadangan glikogen hati ini akan
memberikan kadar glukosa dalam darah yang dapat dipakai sebagai sumber energi
bagi otak dan jaringan saraf lainnya. Jaringan-jaringan tersebut hanya
bergantung pada energi dari karbohidrat, sedangkan cadangan karbohidrat tidak
dapat dipunyai
jaringan ini (Bun, 2010).
jaringan ini (Bun, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Abu. 2012. Karakteristik Ayam Tiren. http://profabuscientist.blogspot.com/2012/01/karakteristik-ayam-tiren.html.
Diakses tanggal 1
April 2013. Makassar.
Anonim.
2009. Seputar Daging dan Sapi. http://utankayuresto.com/news/latest-news/191-seputar-daging-dan-sapi-.html.
Diakses tanggal 20 Maret 2013. Makassar.
Anonim. 2012.
Stress pada Ternak dan Kualitas Daging.
http://matoa.org/stress-pada-ternak-dan-kualitas-daging/. Diakses tanggal 28 Maret 2012.
Makassar.
Bun, Ferry. 2010.
Penyebab Ayam Petarung kehabisan tenaga (energi) pada
saat pertandingan. http://papaji.forumotion.com/t1195-penyebab-ayam-petarung-kehabisan-tenaga-energi-pada-saat-pertandingan. Diakses tanggal 1 April 2013.
Makassar.
Defitri,
Arlen. 2013. Glikogenesis dan Glikogenolisis. http://gz205pdg.blogspot.com/. Diakses tanggal 20 Maret
2013. Makassar.
Godam. 2012.
Isi Kandungan Gizi Hati Sapi - Komposisi
Nutrisi Bahan Makanan. http://keju.blogspot.com/1970/01/isi-kandungan-gizi-hati-sapi-komposisi-nutrisi-bahan-makanan.html
Godam. 2012.Isi Kandungan Gizi Hati Ayam Negeri -
Komposisi Nutrisi Bahan Makanan.
http://keju.blogspot.com/1970/01/isi-kandungan-gizi-hati-ayam-negeri-komposisi-nutrisi-bahan-makanan.html.
Diakses tanggal 22 Maret 2013. Makassar.
Hardiansyah.
2012. Salah Satu Golongan Polisakarida
Adalah Glikogen. http://bgenk-veteriner.blogspot.com/2012/12/salah-satu-golongan-polisakarida-adalah.html.
Diakses tanggal 22 Maret 2013. Makassar.
Hughes, K.V.
& B.J. Willenberg. 1994. Quality for
Keeps : Drying Foods.University of Missouri. http://www. Extension.missouri.edu.com. Diakses tanggal 21
maret 2013. Makassar.
Montgomery
R, Dryer RL, Conway TW, Spector AA. 1983. Biokimia: Suatu Pendekatan Berorientasi Kasus-Kasus Jilid 1. Diterjemahkan
Ismadi M. Yogyakarta : Penerbit Gajah Mada University Press.
Pasau,
Anugrah. 2013. Uji Kualitatif
karbohidrat. http://askbio.blogspot.com/2009/09/uji-kualitatif-karbohidrat.html.
Diakses tanggal 20 Maret 2013. Makassar.
Wilujeng,
Mistik Dwi. 2012. Makalah Glikogen. http://blog.ub.ac.id/mistikdwiwilujeng/2012/06/05/makalah-glikogen/.
Diakses tanggal 21 Maret 2013. Makassar.
0 komentar