Indahnya Adab Sebelum Ilmu
Buku ini adalah buku seller yang denger-denger jadi
buku wajib di sejumlah pesantren di Indonesia. Ditulis bertinta hitam dan biru
membuat mata jadi lebih segar melanjutkan bacaan demi bacaan. Ketika membaca
buku ini saya lalu berpikir, “kenapa ya
hanya anak pesantren saja yang diwajibkan membaca dan memaknai buku ini?”
Identitas
buku
Judul
buku :
Ta’limul Muta’allim, Pentingnya Adab Sebelum Ilmu
Penulis : Imam Az-Zarnuji
Jumlah
halaman : 168
Cetakan
ke :
7
Penerbit :
Aqwam
Harga :
Rp 30,000 di shopee
picture is credited to here
Buku ini cukup ringan untuk dibawa kemana-mana. Setiap
halamannya diselingi dengan syair Arab berisi petuah tentang ilmu. Selain itu dibagian bawah tepat disamping
tulisan halaman, tertulis quote pendek yang menjadi intisari setiap babnya.
Rasanya seperti mengulang kembali.
Buku ini terdiri atas belasan Chapter. Chapter pertama
tentang niat dan nantinya diakhiri dengan
Hal-hal yang merusak faedah Ilmu. Buku ini ditulis oleh Imam dari Mahzab
Hanafiyah. Meskipun demikian, setidaknya
kita merasakan manisnya ilmu yang disampaikannya melalui buku kecil ini.
Bagai tersentuh gemericik air ditengah teriknya
matahari, buku ini membuka mata hati saya tentang keberkahan ilmu. Ada kalanya
kita sudah belajar agama bertahun-tahun tapi tidak ada yang tersimpan utuh. Ternyata
hal ini bisa disebabkan karena niat belajar kita tidak lurus. Selain itu faktor
tidak menghargai guru juga melatarbelakangi kegagalan kita dalam memahami ilmu
sehingga barokahnya kurang.
Saya merasa sangat terlambat membaca buku ini. Namun alhamdulillah ku syukuri karena Allah berkehendak membuatku mengenal buku ini. Saya sangat merekomendasikan buku ini kepada pembaca
sekalian. Meskipun konteksnya adalah dalam menuntut agama Islam. Setidaknya
bisa coba kita terapkan adab-adab tersebut saat kita menuntut ilmu duniawi
misalnya. Rasanya buku ingin membaca lebih ketika telah berada dihalaman terakhir.
Mungkin memang perlu ku ulang-ulang membacanya, biar ilmunya bisa meresap
disanubariku dan tentu saja berusaha untuk mengamalkannya. Sebab, belumlah dikatakan berilmu kalau belum
mengamalkannya.
Barokallahu fiik kepada tim penulis dan penerjemah,
semoga para pembaca pun menjadi semakin bersemangat belajar adab juga ilmu
agama.
1 komentar
Masyaa Allah, jazaakillahu khayra Mbaa atas tulisannya. Harus masuk daftar buku yang wajib banget dibaca nih, hehehe. Salam kenal Mba.
BalasHapus