Ketika Adik bertemu Kakak Nomer Satu

by - 4:52 AM

Hari ini kakak nomer satu saya menepati janjinya untuk mentraktir khofiyaa. Yeay! Alhamdulillah. Tidak makan berdua, tapi acara gratisan gaji pertama kakak juga dihadiri sama kakak saya bermental baja atas rentetan bully-an yang menghampirinya atau sering saya sapa “Ibu Peri” (yang sabar ya kakakku). Hari ini kami secara tersirat memutuskan untuk menyimpan handphone kami masing-masing ditepi meja. Setelah bersilat lidah cukup lama hanya untuk menentukan menu makanan dan minuman, akhirnya kita bisa juga cooling down ngebahas ini itu. Termasuk bahas kerjaan sih hhehehe.. hal ini bermula ketika saya dan kakak ibu peri mulai melontarkan keprihatinan serta unek-unek kami selama bekerja. Maklum, ini adalah pengalaman bekerja kami sesaat setelah lepas kuliah. Sementara si kakak nomer satu ini sudah punya banyak pengalaman kerja. Jadilah ini jadi sesi curhat-curhatan.

Setiap orang seyogyanya memahami betul apa spesifikasi atau ruang lingkup kerja atau job description-nya. Ketika seseorang meminta kita mengerjakan sesuatu, kita diberi dua pilihan. “menolak” atau “menerima”. Maka bagaimana mungkin kita bisa menerima, sementara tugas-tanggung jawab-amanah yang ada di pundak kita pun belum selesai kita kerjakan? Jangan pernah menunduk, mengiyakan begitu saja, jika kamu memang tidak sanggup untuk menunaikan. Mungkin bakalan ada rasa, “ahh. Ga enakan, masa saya tega ga bantu, iyakan sajalah..” Lantas, jika turut membantu, apa kamu yakin kamu bisa maksimal menyelesaikan tugas kamu ? membantu orang lain boleh-boleh saja, asal kita bisa mempertimbangkan berdasarkan skala prioritas dan memikirkan, dari sudut pandang waktu. Kita diberi upah hanya untuk bekerja delapan jam sehari. Apakah kita bisa menyelesaikan tanggung jawab itu, jika kita turut serta melibatkan diri mengerjakan perintah orang lain dalam jangka waktu yang tidak jelas?
Maka mulailah berani mengatakan “tidak bisa”, jika memang -sama sekali- tidak ada ruang untuk mengerjakan amanah dadakan itu. 


Itu adalah secercah pencerahan yang mewakili hitungan jam yang telah kami habiskan bertiga. Ngena dihati kami, plus jadi bahan pemikiran untuk menjalani hari-hari ke depannya. Gak mudah memang, tapi belum ada kata terlambat untuk berubah menjadi lebih baik lagi dibanding hari kemarin. Terima  kasih (traktiran-nya) kakak #eh maksudnya pencerahannya kekekekeke ^_^

You May Also Like

0 komentar

Blog Archive

Entri yang Diunggulkan

Ibrah: Orang-orang Pergi. Apakah Mereka Kembali?

Bismillah. Kepergian itu sulit. Tapi, kehilangan lebih sulit lagi. Mengapa orang-orang harus saling meninggalkan? Jawabannya membawa saya...

Nobody's perfect

Pengikut