Kembali, Mengemis Kasih
Tanah belum juga menghisap habis
sisa genangan hujan
Payung abu-abu pun tak kunjung
mengering jua
Pandangan tak bernyawa menatap
papan kosong tak bertuan
Ingin menyeka tabir yang tak tahu
akan seperti apa ujungnya
Tetiba menghampiri lamun yang asik
membedah satu history
Lantas ku bedah saja semuanya dalam
satu waktu
Tuhanku Maha Baik, kapanpun ku
mengadu
Lantas… pening sudah kepala, lalu
baru mendekati Ilahi?
Kerasnya beton sudah mampu
menandingi rasa malu yang terbalut sendu
Kala noda-noda kecil, hitam, tak
terlihat, mungkin kini sudah menjadi-jadi
Masih tertutupi oleh kasih sayang
Sang Maha Pengasih
Ku lalui satu menit dengan sesal
yang mengharu biru
Berharap satu rintik air mata mampu
melembutkan hati yang sekeras batu
0 komentar