Menampar Mentari
http://67.media.tumblr.com
Senyum
itu masih sama
Tidak
berubah walau bulan telah berubah
Mungkin
ini adalah hari kedua puluh dua
Ku
saksikan bapak paruh baya dan senyuman yang selalu menghiasi wajahnya
Tanpa
mampu ku tebak isi hatinya yang
sebenarnya
Peluh
itu masih mengalir
Mata
kepayahan senantiasa hadir
Bersama
seragam hijau yang telah memudar
Terus
melangkah dibawah mentari siang yang bersinar
Lelah
penat mungkin pernah mengusik
Apalah
arti kepenatan jika rupiah berhasil memenuhi angan
Bukan
demi foya-foya yang kerap menggelitik
Tapi
demi mahalnya hidup yang harus diperjuangkan#517
0 komentar