Seperempat abad
...
Sepatu warna warni telah bergonta ganti
Mencoba tegak
menghadapi dunia
Berbekalkan iman
yang tersisa
Mencoba meluaskan
ruang untuk sebuah sabar
Mungkin memang
kurang mengimani takdir dari Yang Maha Benar
Mungkin
benar prasangka baik pada-Nya telah buyar
est. 2015
Bukan lagi anak yang bermain ditengah derasnya hujan
Yang belum mengerti tentang kerasnya kehidupan
Bahwa keasikan bermain hujan akan membuatnya kesakitan
Membuat semua orang yang sayang jadi khawatiran
Namun
Kini seonggok ruh yang haruslah mengeja nikmat dan larangan Sang Pencipta
Bahwa setiap aksi punya konsekuensinya
Sesakit sakitnya sakit, diluar masih banyak yang lebih sakit
Seindah indahnya hidup handai taulan, juangnya pun susah payah untuk bangkit
Seindah indahnya maksiat, ada balasan pahit kelak yang siap mengapit
Usia tengah menapaki tingkatan yang lebih tinggi
Sadar semakin berkurang jatah hari
Semakin mendekat dengan mati
Bersegera menuntun tingkah kepala hingga mata kaki
Sebelum sesal menyeruak kala ruh telah dicabut tak dapat kembali
Maka jangan merugi dengan membandingkan sana sini
Ada anugerah luar biasa yang telah dihadiahkan dalam diri
Yang tak sama dengan temanmu disudut sana
Yang kau puja sampai lupa memaknai nikmat-nikmat dari-Nya
Syukur yang terkikis telah merabunkan hati dalam memandang bukti cinta-Nya
Mengemis ampun insafi khilaf di usia yang tersisa
Seratus tahun dibagi empat bukan waktu yang singkat
Berharap masih dapat berbenah dengan kelebihan yang luput terlihat
Menggandengnya sebagai teman ibadah ‘tuk pahala berlipat-lipat
Sebagai bekal manis untuk perjalanan panjang di akhirat
Semoga bisa menemui-Nya dengan predikat taat.
(aamiin)
contemplate for what has happened for my last twenty five years. less that an hour, it's officially counting one quarter of a century. felt guilty and at the same time feel on fire. stay strong, stay positive.
0 komentar