Musibah Hebat, Bukan Sekedar History

by - 12:40 AM

pinterest.com

Sudah lima hari sejak musibah pesawat lion kembali menggemparkan dunia terkhusus di Indonesia. Saya sungguh takjub dengan kebesaran Allah dan lagi-lagi menjadi pelajaran berharga bahwa untuk mati tidak harus menunggu tua usia. Setiap pagi kala sebelum memulai rutinitas, tak lupa saya membaca portal berita tentang progress terbaru dari pencarian korban dan bangkai pesawat sembari menyempatkan membaca ketegaran para keluarga yang ditinggal. Saya kerap membayangkan diri saya berada di posisi para korban. Rasa takut yang membuncah yang tiba-tiba, mata yang terbelalak berkaca-kaca, hingga lisan yang tiada henti mengucap nama-Nya, kurang lebih seperti demikian.
Ku membayangkan betapa hancur hati para keluarga korban yang senantiasa ku doakan kini mereka telah ikhlas (aamiin). Dari berita pula ku ketahui bahwa para korban tak sedikit yang merupakan tulang punggung keluarga. Ya, mereka gugur saat pergi menunaikan tanggungjawab untuk mencari nafkah. Semoga Allah catatkan pahala terbaik bagi mereka.
Kejadian ini menyadarkanku kembali bahwa sungguh kita ini bukan apa-apa tanpa-Nya. Musibah ini  sungguh menjadi tamparan keras untuk yang kesekian kali, peringatan yang tiada henti. Mungkin hatiku mulai mengeras lagi. Mungkin hatiku mulai apatis lagi dengan syariat Allah. Mungkin ku mulai nakal lagi. Ya, kejadian ini disisi lain menjadi peringatan keras untuk segera berbenah kembali melakukan hal-hal yang disukai Allah, yang dicontohkan RasulNya. Bahwa apa lagi yang dapat kita lakukan saat maut sudah didepan mata, tak ada lagi kesempatan untuk bersedekah, untuk mengajak orang kepada kebaikan, untuk berhenti membuang-buang waktu dari hal-hal yang tidak berfaedah. Sebab umur yang sesungguhnya adalah saat kita tersibukkan dengan hal-hal yang bermanfaat. Sungguh pencapaian yang sangat merugi jika kelak kembali kepada Allah dalam keadaan membawa bekal yang tidak cukup.
Sebab hidup di dunia Cuma sekali. Ada benarnya juga kala orang bilang hidup fana ini untuk dinikmati, tapi jangan lupa untuk mengarahkan kenikmatan itu agar berbuah pahala di akhirat kelak. Sebab di dunia ini, sejatinya kita hanya menumpang untuk melanjutkan perjalanan panjang. Akhirat, begitulah nama tempatnya. Semoga saja amal kebajikan kita dan orang yang kita sayangi cukup dijadikan bekal, semoga saja Allah ridho untuk menguatkan kita istiqamah dari godaan dunia yang tak henti berjuang ‘tuk menggerus iman.

“mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca al-Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir ?” (QS 2:44)


Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.” (QS 62: 8)

You May Also Like

1 komentar

  1. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.name
    dewa-lotto.com

    BalasHapus

Blog Archive

Entri yang Diunggulkan

Ibrah: Orang-orang Pergi. Apakah Mereka Kembali?

Bismillah. Kepergian itu sulit. Tapi, kehilangan lebih sulit lagi. Mengapa orang-orang harus saling meninggalkan? Jawabannya membawa saya...

Nobody's perfect

Pengikut