Musibah Hebat, Bukan Sekedar History
pinterest.com
Sudah lima hari sejak musibah pesawat lion kembali
menggemparkan dunia terkhusus di Indonesia. Saya sungguh takjub dengan kebesaran
Allah dan lagi-lagi menjadi pelajaran berharga bahwa untuk mati tidak harus
menunggu tua usia. Setiap pagi kala sebelum memulai rutinitas, tak lupa saya
membaca portal berita tentang progress terbaru dari pencarian korban dan
bangkai pesawat sembari menyempatkan membaca ketegaran para keluarga yang
ditinggal. Saya kerap membayangkan diri saya berada di posisi para korban. Rasa
takut yang membuncah yang tiba-tiba, mata yang terbelalak berkaca-kaca, hingga
lisan yang tiada henti mengucap nama-Nya, kurang lebih seperti demikian.
Ku membayangkan betapa hancur hati para keluarga
korban yang senantiasa ku doakan kini mereka telah ikhlas (aamiin). Dari berita
pula ku ketahui bahwa para korban tak sedikit yang merupakan tulang punggung
keluarga. Ya, mereka gugur saat pergi menunaikan tanggungjawab untuk mencari
nafkah. Semoga Allah catatkan pahala terbaik bagi mereka.
Kejadian ini menyadarkanku kembali bahwa sungguh
kita ini bukan apa-apa tanpa-Nya. Musibah ini
sungguh menjadi tamparan keras untuk yang kesekian kali, peringatan yang
tiada henti. Mungkin hatiku mulai mengeras lagi. Mungkin hatiku mulai apatis
lagi dengan syariat Allah. Mungkin ku mulai nakal lagi. Ya, kejadian ini disisi
lain menjadi peringatan keras untuk segera berbenah kembali melakukan hal-hal
yang disukai Allah, yang dicontohkan RasulNya. Bahwa apa lagi yang dapat kita
lakukan saat maut sudah didepan mata, tak ada lagi kesempatan untuk bersedekah,
untuk mengajak orang kepada kebaikan, untuk berhenti membuang-buang waktu dari
hal-hal yang tidak berfaedah. Sebab umur yang sesungguhnya adalah saat kita
tersibukkan dengan hal-hal yang bermanfaat. Sungguh pencapaian yang sangat
merugi jika kelak kembali kepada Allah dalam keadaan membawa bekal yang tidak
cukup.
Sebab hidup di dunia Cuma sekali. Ada benarnya juga
kala orang bilang hidup fana ini untuk dinikmati, tapi jangan lupa untuk
mengarahkan kenikmatan itu agar berbuah pahala di akhirat kelak. Sebab di dunia
ini, sejatinya kita hanya menumpang untuk melanjutkan perjalanan panjang.
Akhirat, begitulah nama tempatnya. Semoga saja amal kebajikan kita dan orang
yang kita sayangi cukup dijadikan bekal, semoga saja Allah ridho untuk
menguatkan kita istiqamah dari godaan dunia yang tak henti berjuang ‘tuk
menggerus iman.
“mengapa kamu suruh orang lain
(mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri,
padahal kamu membaca al-Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir ?” (QS 2:44)
“Katakanlah: “Sesungguhnya
kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan
menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui
yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.” (QS 62: 8)
1 komentar
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.com