Jangan hanya berdoa

by - 1:01 AM



Ada banyak alasan Allah mengabulkan doa-doa kita. Berapapun lamanya, doa kita pasti dikabulkan Allah. Kata kak Mutia Prawita, ada tiga macam jawaban atas doa yang kita panjatkan kepada Allah; (1) iya boleh (2) iya nanti (3) iya tapi yang lain. Jawaban doa selalu “Iya”.

Belum lagi waktu mustajab untuk berdoa. Saat hujan turun, saat hari jumat menjelang, di sepertiga malam, juga diantara adzan dan iqamah. Allah seolah menyediakan begitu banyak cara bagi kita memburu waktu-waktu terbaik untuk mengirimkan puluhan pinta kepadaNya dengan penuh harapan agar dikabulkan.

Berusaha tanpa berdoa dikatakan sombong sebab mengandalkan kemampuan diri sendiri padahal segala kendali di alam semesta dipegang oleh Allah azza wa Jalla. Tapi berdoa saja tidak cukup. Seseorang pernah berkata, berdoa tanpa berusaha itu sama dengan bodoh. Kita lalu teringat akan firman Allah di surah ar-Rad ayat 11.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri

Iya, kita tidak boleh lupa untuk mempersembahkan usaha terbaik kita dalam rangka menjadi sebab doa-doa kita dikabulkan Allah. Maka tawakkal menjadi amalan terakhir yang mampu mewadahi kelapangan hati saat keinginan kita ‘belum’ terwujud  dan yang memegang kendali atas sebutir kesombongan yang mungkin sempat mengena hati kala keinginan kita justru langsung Allah penuhi. Maka alangkah lebih baik jika usaha kita berbanding lurus dengan semangat kita untuk berdoa kepada Allah. Meskipun memang, implementasinya butuh banyak perjuangan.

dianabiekusuma.wordpress.com

Seseorang pernah berkata bahwa untuk mewujudkan keinginan, kita bahkan perlu berusaha keras melebihi apa yang sudah kita lakukan agar hasil yang diperoleh melebihi dari apa yang pernah kita peroleh sebelumnya. Beragam masalah tak ditampik akan menjadi ‘bumbu-bumbu’ yang nampak menyulitkan langkah kita. Namun kesulitan didepan mata boleh jadi sebuah jalan yang Allah berikan untuk mengeluarkan potensi dan sisi terbaik kita, untuk mengasah ketangguhan kita, menjadi cara Allah untuk mendekatkan kita kepada-Nya, serta mengukur seberapa yakin kita kepada-Nya. Maka putus asa dalam berdoa adalah sebuah kekeliruan besar, sebab Allah selalu punya cara untuk mengabulkan doa kita. Dan bersabar pun menjadi pelajaran lainnya yang Allah ingin kita bisa lulus dan naik kelas dalam menjalani setiap kerikil-kerikil yang terlihat menyulitkan langkah untuk meraih segenap mimpi-mimpi kita. Lalu apakah kita termasuk orang yang hanya berharap sebuah keajaiban terjadi hanya lewat doa? Atau orang yang senantiasa mengiringi doa dengan usaha-usaha terbaik? Sepertinya keajaiban adalah kado dari maksimalnya sebuah kerja keras. Tulisan ini akan ku tutup dengan kutipan kak Dewi Nur Aisyah, semoga menggugah semangat untuk segera berbenah.

Berdoa adalah salah satu cara untuk mengetuk pintu keridhaan-Nya, membuka pintu rezeki-Nya, berharap iradat (kehendak)-Nya bertemu dengan doa-doa kita. Bisa jadi kita memang telah berusaha mengetuk pintuNya, dengan lisan mengucap doa berharap terkabul pinta. Namun tak jarang kita terlupa perihal “etika”.
Kita memang sudah berdoa, tapi bisa jadi kita masih minimalis dalam berusaha. Meminta agar menjadi yang terbaik dibidangnya namun belajar masih ala kadarnya. Meminta agar berhasil segala usaha, namun masih suka mendekati deadline mengerjakan segala sesuatunya. Berharap Allah ridhakan aktivitasnya, namun ia lupa berbakti dan meminta ridha kedua orang tua.
Belum lagi yang baru mendekat saat hanya ada maunya. Meminta begitu kencang tapi ibadah masih suka terlalaikan. Iya, bisa jadi masih ada begitu banyak ‘cacat’ dalam doa-doa kita dalam beretika  menyampaikan pinta. Tapi lihatlah, Allah tetap kabulkan pinta meski banyak kekurangan pada makhluk-Nya. Kalau bukan karena kasih sayang-Nya, sungguh kita hanyalah hamba yang tidak berdaya. Maka mengejalah syukur sepenuh rasa, perbaiki cara meminta, karena tetaplah senjata yang paling kuat bagi seorang muslim adalah pada doa-doanya

Dan Rabb-mu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu..”
(Al-Mukminun: 60)


You May Also Like

0 komentar

Blog Archive

Entri yang Diunggulkan

Ibrah: Orang-orang Pergi. Apakah Mereka Kembali?

Bismillah. Kepergian itu sulit. Tapi, kehilangan lebih sulit lagi. Mengapa orang-orang harus saling meninggalkan? Jawabannya membawa saya...

Nobody's perfect

Pengikut