Terbuat dari apa
aku tak
bisa memahami bagaimana baikNya Allah menciptakan jenis manusia yang bernama orang tua. Jenis manusia yang hatinya
sangat luas untuk secarik senyum namun tahan lama untuk anak-anaknya. Jenis manusia
yang paling terluka saat kita mengaku terluka. Aku masih ingat jelas hari
ketika aku mengantarkan ibu ke bandara, setelah menjenguk ku sekian minggu
setelah terluka parah saat tengah penelitian. Aku refleks menangis kala ibu
berkata, jaga diri baik-baik yaa..
hati-hati di laboratorium.. lalu tangis ibu pun pecah, Itu adalah momen paling menyedihkan, dimana tangis ibu yang paling
menyakitkan lepas.. kali kedua di seumur hidupku ku temui jenis tangisannya
yang paling menyakitkan, kali pertama adalah saat ku berusia belia menjelang
paud.. aku terpeleset di lantai penuh genangan air hingga mulut dan gusiku
berdarah.
Pada
akhirnya aku menyadari, seberapa besar sayang yang manusia akui untukku lewat
lisan maupun tindakannya, pada akhirnya tak ada yang menyamai ketulusan dan
cinta dari jenis manusia yang Allah ciptakan ini. Entah hatinya terbuat dari
apa.
Aku pun
sadar. Tak akan ada yang bisa kuperbuat yang bisa membalas semua ketulusan dan
pengorbanan yang mereka lakukan. maka
jelaslah perintah berbakti kepada orang tua menjadi hal yang tidak boleh
disepelakan dalam agama, bahkan menjadi poin penitng kedua dalam hidup manusia
setelah bertauhid atau mengesakan Allah dalam menyembah atau beribadah padaNya.
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya.” (QS. Al Isra’: 23)
Hingga
apabila seseorang memintamu untuk tidak mengindahkan keduanya, maka jelas hati
dan akalmu tahu jawabannya.. kepada siapa mestinya hatimu berpijak. semangat
sayang.
0 komentar