Berganti Peran
picture credit to https://www.islam21c.com/islamic-thought/are-you-afraid-of-getting-old/
Begitulah masa. Tanpa dirasa ia berlalu bersama
sejuta memori yang menyeruak dalam ingatan, memekakkan mata. Kemarin teringat
jelas kala jemari bapak menggotong tanganku pulang karena salah memakai seragam
sekolah hingga ku tertunduk malu karena terlalu percaya diri dengan
argumentasiku, ya argumentasi ala anak usia 6 tahun. Ku juga masih ingat jelas,
ketika langkah mungilku melangkah malu-malu meninggalkan pembaringan sambil
mengucek kedua mataku, ibu menungguku disudut dapur bersama sepiring kue dan
gorengan kesukaanku.
Akan selalu begitu. Kepingan manis itu tak akan
memudar meski masa memutihkan rambutmu, melukis gurat kasar di tepi wajahmu,
meski... ‘seseorang’ maju
memberanikan diri dan hatinya untuk menggantikan posisi bapak dan ibu untuk
menjaga dan membahagiakanku. Seseorang, yang dengan mengucap nama Tuhannya, akan
menggenggam erat jemariku kala ku takut, yang akan mempercayaiku ketika semua
orang ragu, yang akan menenangkanku kala ku cemas, yang akan sabar kala ku
berdumel keterlaluan, yang tak akan bosan mencintai dan membimbing menuju
Jannah Tuhannya.
Tekanan yang tidak main-main hebatnya, kala
tanggungjawab untuk menafkahi, menyayangi, dan menjaga akan berpindah seketika
hanya dengan kalimat “saya terima
nikahnya.....”. Sejuta pertanyaan berkelebat, secarik ragu mengusik nurani,
akankah dia sanggup menjaga putri kecil
kami? akankah dia sanggup membahagiakan dan menyayanginya sebagaimana selama
ini kami kami menghujaninya dengan ton-an kasih sayang?
Aku adalah anak bapak dan ibu yang tidak sempurna,
punya banyak kekurangan, namun kehadiranku menjadi kado paling mahal yang Tuhan
berikan kepada mereka. Maka tak ayal keseriusan dan komitmen berbalut akhlak
serta pemahaman ilmu agama menjadi syarat mutlak bagi keduanya dalam menerima
pinangan seorang lelaki untuk meneruskan penjagaan putrinya.
Menuju ke jenjang pernikahan, seorang lelaki telah
bertarung dengan batinnya.. apa aku bisa
mengemban amanah baru bermodalkan diriku dihari ini? Ketika dia telah
melangkah maju menemui bapak dan ibu, tentu menjadi isyarat bahwa dia akan
berjuang semampunya dalam menggantikan peran kedua orang tua sang gadis. Jelas bukan perkara mudah, sebab menikah bukan
hanya untuk satu dua hari tapi untuk selamanya. Selanjutnya, hanyalah pembuktian
yang akan dinantikan. Pembuktian dihadapan Tuhan, dihadapan para saksi nikah,
dan keluarga besar, bahwa sepahit-pahit dan serumit-rumitnya jalan kehidupan, dia
akan berada disana..
berjuang
menafkahi kala nyaris tak ada harapan,
belajar
menikmati dan memaknai karakter pasangannya yang diluar dugaan,
bersabar-
membimbing kala terjatuh dalam perkara yang tidak diridhoi Tuhannya,
bertahan
kala teman hidupnya tak lagi menarik penampilannya,
tak
lagi berkilauan rambutnya,
tak
lagi kencang kulitnya,
dan
tak lagi proporsional berat badannya.
Ya, perjuangan sesungguhnya akan dimulai ketika
pesta pernikahan telah usai. Ketika riasan telah dibersihkan, ketika jamuan
selesai dihidangkan. Perjuanganmu untuk menggantikan peran bapak dan ibu sangat
tidak mudah, maka putri kecil dari bapak dan ibu ini penuh kerendahan hati berharap,
kamu memilih teman yang tepat untuk menemanimu berjuang mengejar rahmat-Nya, mengumpulkan
lebih banyak lagi kepingan manis yang indah untuk dikenang, untuk saling melengkapi..
saling membahagiakan.. dan saling setia untuk jangka waktu yang sangat sangat
lama. Biiznillah, dengan izin Allah.
0 komentar