Kamu tidak “sekosong” itu
Tidak melulu tentang pendamping hidup. Jika direnungi maka kita sampai
linglung menyadari betapa banyaknya yang harus segera diselesaikan. Memang ga
masalah sama sekali kalo para generasi awal 90an yang masih single mulai memikirkan tentang calon partner hidupnya. Namun jika seluruh semesta kita sejak matahari
terbit sampai matahari kembali terbit hanya berotasi pada angan-angan dan
khayalan tentang itu maka rugilah kita.
Tak bisa dinafikan tekanan itu datang dari segala arah. Tapi mari kita
fokus terlebih dahulu menyelesaikan apa yang ada di depan mata, berjuang
menyelesaikannya dengan tuntas dibawah rahmat Ilahi. Belum lagi dosa kita yang
hari demi hari bisa jadi bertambah dan amal
kita yang bisa jadi tidak ikut bertambah. Ceritain orang, ngelirik orang
sambil mencibir dalam hati, suudzon sama statusnya temen, ngeliat yang ga
seharusnya dilihat, bermaksiat kepada Allah saat sendirian, merasa paling
segalanya, dan segala penyakit hati lainnya yang semestinya patut mendapat perhatian
kita dalam porsi besar, sebelum akhirnya malaikat Allah datang melepas segala
nikmat kehidupan dan kita ga sempat bertobat. Wana’udzubillah.
credit copyright to parentingskillsblog.com
Sibuk. Sebenarnya kita sungguh sangatlah sibuk, begitu banyak dari
urusan kita yang harus kita benahi dan kekurangan-kekurangan kita yang harus
diperbaiki, serta beragam kesalahan yang darinya kita harus belajar (meski
lambat) untuk tidak mengulanginya lagi. Sudahkah kita membersihkan kamar hari
ini? Sudahkah kita senyum kepada orang lain hari ini? Sudahkah pakaian kotor
dicuci? Sudahkah buku perpustakaan dikembalikan? Sudahkah tilawah hari ini?
Sudahkah kita menambah hafalan al-Qur’an hari ini? Adakah utang yang belum kita
lunasi? Sudahkah kita bangun shalat subuh tepat waktu? Adakah janji yang belum
kita tepati? Whoa.. kita sungguh sibuk sekali. Dan yang pasti, hidup kita tidak
melulu dipersiapkan untuk dunia tapi juga untuk nanti, mulai dari alam barzah
hingga melewati persidangan hari akhir.
Semoga Allah menjaga kita dari penyakit “sibuk sendiri dengan urusan
orang lain” a.k.a penyakit hati yang bertubi-tubi. Semoga Allah juga jaga kita
dari angan-angan yang berujung pada galau berkepanjangan, yang malah bikin
syaithon girang tiada terkira.
Terlalu banyak yang harus kita perbaiki hari ini. Kita harus melangkah
dan bertekad untuk melalui hari ini dengan lebih baik dibanding hari kemarin.
Then..
Teman hidupmu mencerminkan dirimu. Pertanyaannya adalah… “maukah kamu menikahi seseorang yang memiliki
sifat serta kebiasaan seperti dirimu yang hari ini?” . dengan segala
kekurangan diri sejujurnya aku pribadi belum siap, mungkin bulan syawal kemarin
saya sempat baper dengan banyaknya teman sepermainan yang mengakhiri masa
lajangnya. Namun rupanya jalan saya berbeda (yeay! Nikmati mbloh), dan
yakinlah. Rencana Allah selalu lebih baik dari apa yang pernah kita bayangkan.
Semua ada waktunya. Semoga kita tidak berhenti… tapi terus mempersembahkan
usaha terbaik untuk menemui hari (itu).
0 komentar