Part 2. Hadiah dari Langit, di tahun 2014

by - 7:01 AM




Kuliah Kerja Nyata..
Pengiriman berkas KTI menjelang pelaksanaan kuliah kerja nyata yang mayoritas pesertanya adalah angkatan 2011. Bismillah. KTI pun kami kirimkan kepada panitia, sambil menunggu telepon konfirmasi kelulusan dari mereka..
bismillah..berkas seleksi LKTIN
Hal lain yang menyita banyak pikiran adalah KKN. Begitu banyak cerita angkatan dahulu tentang KKN.. dan cerita yang buruk-buruk mulai menggelayuti pikiran saya.
Aku tak henti hentinya berdoa
Kelak mendapat teman seperjuangan yang terbaik di mata Allah
Aku takut dan malu meminta muluk-muluk kepadaNya
Dan bismillah..
Start to being poetic (and maybe dramatic) ^^v
23 Juli 2014 telah tiba
Dan nama-nama itu telah diputuskan olehNya melalui bapak supervisor yang terhormat
Bahwa..
Teman posko KKN saya adalah
Rizky Selly Nazarina Oli’i
Rosyida Fatihah
Sahriwana Nawir (graduated)
Rizki Randah  (graduated)
Muh. Zuhal
Daud Eko Cahyo
Rian Rante
Mungkin tak cukup melalui tulisan ini, untuk menggambarkan indahnya desa yang
dianugerahkan Tuhan untukku
Menggambarkan persahabatan dadakan yang terjalin dalam waktu singkat
rasa memiliki, rasa persaudaraan
Dengan bumbu ego serta debat hangat yang kerapkali menghujam jantung
Namun pada akhirnya… kita dapat tersenyum lepas bersama

9 Agustus 2014
Bumi dibagian sini.. sekali lagi sangat indah
Hari ini hujan
Kuakui.. aku cukup kecewa dan sedih karena kak rian tega  tidak membawaku kembali ke posko dan berharap sang guru disini dapat mengantarkanku kembali (red: dari tempat ku melakukan salah satu PROKER KKN; SDI 5/81 Pasaka, Kec. Sibulue, Kab. Bone)
Mataku sampai  berkaca-kaca
Ah.. sungguh memalukan
Dan pada akhirnya yang tersisa
Hanya aku
Pak Kordes
Dan rintik hujan yang entah akan berakhir atau.. bahkan akan menjadi semakin deras
Apapun itu.. aku selalu berpikir itu adalah berkah terbesar dari Rabb ku
Aku memutuskan untuk pulang berjalan kaki.. berdua bersama coordinator desa-ku
Bismillah
Bermodalkan basmallah, bersama rok serta jas kkn
Aku memulai perjalanan panjang ini menuju posko..
“panjangnya perjalanan tak akan terasa jika kamu menikmati perjalannnya”
Itu kata-kata kordes
Aku pun mulai men-sugesti diri
Hoho
Rintik hujan kadang berhenti namun tak jarang pula  menjadi semakin deras
Aku menjadi cemas..
Ku lindungi kepalaku dengan jas kkn
Takut kedinginan dan menjadi demam
Tapi aku yakin aku akan baik-baik sjaa
Setelah ku pikir-pikir lagi
Aku tak ingin mengeluh dan menyalahkan siapa-siapa lagi
Aku ingin menikmati takdir Tuhan padaku saat ini
Melewati area persawahan yang lapang..
yang padinya baru saja dipanen
yang sapinya tak hentinya menatapi diriku dan  kordes
yang tanahnya .. tentu saja becek .. hehe
aku tersenyum dan  terus tersenyum sendiri
ah.. sayang sekali aku tak membawa headset
Aku dapat merasakan sejuknya angin menusuk tulang tulangku
Gemeritik air surga membasahi wajah kecilku
Pemandangan indah yang sungguh tak mungkin ku temui di Makassar
Hijau.. hijau.. hijau
Segalanya hijau.. damai sekali
Para penduduk itu membalas senyuman kami, dan menerima kami dengan hangat
Terima kasih
Perjalanan ini akhirnya berhasil aku lalui.. yah.. berjalan kaki kurang lebih 4 km sungguh ditutupi oleh indahnya pemandangan hijau yang kami lalui
Aku kembali ke posko dengan ssebuah senyuman,
Dan tak sakit apapun walau pakaianku terlihat basah semua
Alhamdulillah

Beberapa hari kemudian,  Handphone berdering
Sontak aku kaget melihat nama kontak yang masuk, yeah… ini Ngurah salah satu panitia PRISMA 2014. Aku memang menebak sesuatu akan panggilan itu, dan memberanikan diri untuk megangkat telepon mas Ngurah. Dan benar saja.. sungguh si Ngurah benar-benar  menyatakan bahwa tim kami lolos sebagai finalis untuk LKTIN, dan diundang untuk mepresentasikan karya di kampus UB.  I was speechles, just call my  lecture, and my team who do KKN in another village :’) and then I just calling back Mr. Ngurah and said,” Oke mas Ngurah, kami konfirmasi buat ikut september nanti”. Tim kami pun bersigap untuk mulai membagi tugas untuk persiapan presentasi nanti.

12 Agustus
Hari ini
Mereka.. ya! Anak-anak SD itu..  berhamburan menghampiriku, menyalamiku satu persatu.. hingga akhirnya mereka pergi bersama.. kembali ke rumahnya masing-masing
Aku terharu
Senang
Aku bahkan sampai lupa mengabadikan moment ini..
Apa mungkin aku menemui senyum-senyum polos seperti itu di Makassar?
Disini … tak ada bahasa kotor yang dapat mengusik pendengaranku
Ataupun bahasa keangkuhan yang bahkan telah tercermin melalui gerak gerik bocah-bocah kecil
Terima kasih telah menerimaku, menerima kami… mengizinkan kami lebih dekat dengan kalian.. berbagi ilmu, berbagi cerita
Dan terima kasih , dengan tulus telah membalas senyuman kami..

Pulang Kota
Hari demi hari telah berlalu saja
Penghujung hari-hari indah di posko ini semakin  mendekat
Saat kami mulai akrab dengan beberapa warga, yang dengan senang hati menerima kedatangan kami, bahkan meminta kami untuk  sering berkunjung dirumahnya
Itu mengharukan
Itu sangat patut disyukuri
Everything feel good, Thank God
:’)
Bukan hanya perpisahan dengan warga desa Pasaka, tapi juga perpisahan dengan saudara/I ku yang menjadi teman hidup kurang lebih selama 40 hari. Ini akan sulit bertemu dengan personil lengkap ketika sudah berada di Makassar. Pasti akan sibuk dengan skripsi masing-masing.
Yap.. saya bersyukur mengenal kalian dan kemurahan hati kalian.
Hidup 40 hari di desa orang, mengajarkan saya menjadi pribadi yang lebih peka terhadap keadaan sekitar..
Untuk pandai bersyukur atas segala fasilitas dan kelengkapan di ibukota provinsi, ketika warga Pasaka cukup puas hidup di desa yang terbilang terpencil dan sulit dijangkau dengan kendaraan bermobil. Kami pun bahkan harus menggunakan perahu sampan untuk menyebrang ke desa sebelah… karena mobil tak bisa mencapai desa kami, kecuali mobil tersebut mau berputar mengelilingi beberapa desa untuk mencapai desa kami. Perjuangan.

Bersyukur atas kesempatan pendidikan yang Allah berikan, ketika beberapa anak cukup puas mengenyam pendidikan hingga tamat SD lalu melanjutkan hobinya untuk mencari uang. Notabene pekerjaan kepala keluarga di desa Pasaka (lokasi KKN kami) adalah nelayan dan petani. Hal ini membuat beberapa anak-anak SD, sepulang sekolah langsung ikut orang tua ke laut ataupun bekerja dengan nelayan lain. Anak-anak tersebut membantu nelayan untuk memanen rumput laut, dan mereka pun mendapat beberapa rupiah. Hal tersbeut tentu saja membuat mereka kegirangan, dan melanjutkan kebiasaan mereka untuk jajan snack kaya MSG wkwkwk.  Sore harinya, mereka ikut kursus mengaji di guru agama mereka di sekolah. Alhasil, malamnya mereka kelelahan dan tak sempat mengerjakan PR mereka. Sungguh memprihatinkan. Mereka terlanjut ketagihan membantu nelayan di laut. Melanjutkan pendidikan terasa sulit bagi kebanyakan anak-anak di desa ini. Selain dari sisi ekonomi keluarga,
di desa Pasaka tidak ada SMP bahkan SMA sehingga menjadi salah satu latar belakang anak-anak tak melanjutkan pendidikannya.

persiapan sosialisasi konsumsi snack
Satu hal yang patut aku syukuri lagi, bahwa Allah memberi aku dan teman-temanku kesempatan untuk memberi mereka kursus pelajaran di posko kami. Maka jadilah posko kami seperti tempat bimbel dimalam hari. Para KKNers wanita mengajarkan adik-adik mengerjakan dan memahami tugas mereka. Adapun KKNers laki-laki mengajarkan hal-hal yang tak mereka dapatkan disekolah, salah satunya yakni internet.. Tentu saja  dengan gaya cuek mereka ^^v

tobe continued..

You May Also Like

0 komentar

Blog Archive

Entri yang Diunggulkan

Ibrah: Orang-orang Pergi. Apakah Mereka Kembali?

Bismillah. Kepergian itu sulit. Tapi, kehilangan lebih sulit lagi. Mengapa orang-orang harus saling meninggalkan? Jawabannya membawa saya...

Nobody's perfect

Pengikut