BoneDesa PasakaKabupaten BoneKecamatan SibulueKKNKKN UNHAS Gelombang 87kuliah kerja nyataPRISMA 4SDN 229 PasakaSDN I. 5/81 PasakaSulawesi SelatanUniversitas brawijayauniversitas hasanuddin
Part 2. Hadiah dari Langit, di tahun 2014
Kuliah
Kerja Nyata..
Pengiriman
berkas KTI menjelang pelaksanaan kuliah kerja nyata yang mayoritas pesertanya
adalah angkatan 2011. Bismillah. KTI pun kami kirimkan kepada panitia, sambil
menunggu telepon konfirmasi kelulusan dari mereka..
bismillah..berkas seleksi LKTIN |
Hal
lain yang menyita banyak pikiran adalah KKN. Begitu banyak cerita angkatan
dahulu tentang KKN.. dan cerita yang buruk-buruk mulai menggelayuti pikiran
saya.
Aku
tak henti hentinya berdoa
Kelak
mendapat teman seperjuangan yang terbaik di mata Allah
Aku
takut dan malu meminta muluk-muluk kepadaNya
Dan
bismillah..
Start to being poetic
(and maybe dramatic) ^^v
23 Juli 2014 telah tiba
Dan nama-nama
itu telah diputuskan olehNya melalui bapak supervisor yang terhormat
Bahwa..
Teman
posko KKN saya adalah
Rizky
Selly Nazarina Oli’i
Rosyida
Fatihah
Sahriwana
Nawir (graduated)
Rizki
Randah (graduated)
Muh.
Zuhal
Daud
Eko Cahyo
Rian
Rante
Mungkin
tak cukup melalui tulisan ini, untuk menggambarkan indahnya desa yang
dianugerahkan Tuhan untukku
dianugerahkan Tuhan untukku
Menggambarkan
persahabatan dadakan yang terjalin dalam waktu singkat
rasa
memiliki, rasa persaudaraan
Dengan
bumbu ego serta debat hangat yang kerapkali menghujam jantung
Namun
pada akhirnya… kita dapat tersenyum lepas bersama
9 Agustus 2014
Bumi
dibagian sini.. sekali lagi sangat indah
Hari
ini hujan
Kuakui.. aku
cukup kecewa dan sedih karena kak rian tega
tidak membawaku kembali ke posko dan berharap sang guru disini dapat
mengantarkanku kembali (red: dari tempat ku melakukan salah satu PROKER KKN;
SDI 5/81 Pasaka, Kec. Sibulue, Kab. Bone)
Mataku
sampai berkaca-kaca
Ah..
sungguh memalukan
Dan
pada akhirnya yang tersisa
Hanya
aku
Pak
Kordes
Dan rintik hujan
yang entah akan berakhir atau.. bahkan akan menjadi semakin deras
Apapun
itu.. aku selalu berpikir itu adalah berkah terbesar dari Rabb ku
Aku
memutuskan untuk pulang berjalan kaki.. berdua bersama coordinator desa-ku
Bismillah
Bermodalkan
basmallah, bersama rok serta jas kkn
Aku
memulai perjalanan panjang ini menuju posko..
“panjangnya
perjalanan tak akan terasa jika kamu menikmati perjalannnya”
Itu
kata-kata kordes
Aku
pun mulai men-sugesti diri
Hoho
Rintik
hujan kadang berhenti namun tak jarang pula
menjadi semakin deras
Aku
menjadi cemas..
Ku
lindungi kepalaku dengan jas kkn
Takut
kedinginan dan menjadi demam
Tapi
aku yakin aku akan baik-baik sjaa
Setelah
ku pikir-pikir lagi
Aku
tak ingin mengeluh dan menyalahkan siapa-siapa lagi
Aku
ingin menikmati takdir Tuhan padaku saat ini
Melewati
area persawahan yang lapang..
yang
padinya baru saja dipanen
yang
sapinya tak hentinya menatapi diriku dan
kordes
yang
tanahnya .. tentu saja becek .. hehe
aku
tersenyum dan terus tersenyum sendiri
ah..
sayang sekali aku tak membawa headset
Aku
dapat merasakan sejuknya angin menusuk tulang tulangku
Gemeritik
air surga membasahi wajah kecilku
Pemandangan
indah yang sungguh tak mungkin ku temui di Makassar
Hijau..
hijau.. hijau
Segalanya
hijau.. damai sekali
Para
penduduk itu membalas senyuman kami, dan menerima kami dengan hangat
Terima
kasih
Perjalanan
ini akhirnya berhasil aku lalui.. yah.. berjalan kaki kurang lebih 4 km sungguh
ditutupi oleh indahnya pemandangan hijau yang kami lalui
Aku
kembali ke posko dengan ssebuah senyuman,
Dan
tak sakit apapun walau pakaianku terlihat basah semua
Alhamdulillah
Beberapa hari
kemudian, Handphone berdering
Sontak
aku kaget melihat nama kontak yang masuk, yeah… ini Ngurah salah satu panitia
PRISMA 2014. Aku memang menebak sesuatu akan panggilan itu, dan memberanikan
diri untuk megangkat telepon mas Ngurah. Dan benar saja.. sungguh si Ngurah
benar-benar menyatakan bahwa tim kami
lolos sebagai finalis untuk LKTIN, dan diundang untuk mepresentasikan karya di
kampus UB. I was speechles, just call my lecture, and my team who do KKN in another
village :’) and then I just calling back Mr. Ngurah and said,” Oke mas
Ngurah, kami konfirmasi buat ikut september nanti”. Tim kami pun bersigap untuk
mulai membagi tugas untuk persiapan presentasi nanti.
12 Agustus
Hari
ini
Mereka..
ya! Anak-anak SD itu.. berhamburan
menghampiriku, menyalamiku satu persatu.. hingga akhirnya mereka pergi
bersama.. kembali ke rumahnya masing-masing
Aku
terharu
Senang
Aku
bahkan sampai lupa mengabadikan moment ini..
Apa
mungkin aku menemui senyum-senyum polos seperti itu di Makassar?
Disini
… tak ada bahasa kotor yang dapat mengusik pendengaranku
Ataupun
bahasa keangkuhan yang bahkan telah tercermin melalui gerak gerik bocah-bocah
kecil
Terima
kasih telah menerimaku, menerima kami… mengizinkan kami lebih dekat dengan
kalian.. berbagi ilmu, berbagi cerita
Dan
terima kasih , dengan tulus telah membalas senyuman kami..
Pulang
Kota
Hari
demi hari telah berlalu saja
Penghujung
hari-hari indah di posko ini semakin
mendekat
Saat
kami mulai akrab dengan beberapa warga, yang dengan senang hati menerima
kedatangan kami, bahkan meminta kami untuk
sering berkunjung dirumahnya
Itu
mengharukan
Itu
sangat patut disyukuri
Everything
feel good, Thank God
:’)
Bukan hanya
perpisahan dengan warga desa Pasaka, tapi juga perpisahan dengan saudara/I ku
yang menjadi teman hidup kurang lebih selama 40 hari. Ini akan sulit bertemu dengan
personil lengkap ketika sudah berada di Makassar. Pasti akan sibuk dengan
skripsi masing-masing.
Yap.. saya
bersyukur mengenal kalian dan kemurahan hati kalian.
Hidup 40 hari di
desa orang, mengajarkan saya menjadi pribadi yang lebih peka terhadap keadaan
sekitar..
Untuk pandai bersyukur
atas segala fasilitas dan kelengkapan di ibukota provinsi, ketika warga Pasaka
cukup puas hidup di desa yang terbilang terpencil dan sulit dijangkau dengan
kendaraan bermobil. Kami pun bahkan harus menggunakan perahu sampan untuk
menyebrang ke desa sebelah… karena mobil tak bisa mencapai desa kami, kecuali
mobil tersebut mau berputar mengelilingi beberapa desa untuk mencapai desa
kami. Perjuangan.
Bersyukur atas
kesempatan pendidikan yang Allah berikan, ketika beberapa anak cukup puas
mengenyam pendidikan hingga tamat SD lalu melanjutkan hobinya untuk mencari
uang. Notabene pekerjaan kepala
keluarga di desa Pasaka (lokasi KKN kami) adalah nelayan dan petani. Hal ini
membuat beberapa anak-anak SD, sepulang sekolah langsung ikut orang tua ke laut
ataupun bekerja dengan nelayan lain. Anak-anak tersebut membantu nelayan untuk
memanen rumput laut, dan mereka pun mendapat beberapa rupiah. Hal tersbeut
tentu saja membuat mereka kegirangan, dan melanjutkan kebiasaan mereka untuk
jajan snack kaya MSG wkwkwk. Sore harinya, mereka ikut kursus mengaji di
guru agama mereka di sekolah. Alhasil, malamnya mereka kelelahan dan tak sempat
mengerjakan PR mereka. Sungguh memprihatinkan. Mereka terlanjut ketagihan
membantu nelayan di laut. Melanjutkan pendidikan terasa sulit bagi kebanyakan
anak-anak di desa ini. Selain dari sisi ekonomi keluarga,
di desa Pasaka tidak ada SMP bahkan SMA sehingga menjadi salah satu latar belakang anak-anak tak melanjutkan pendidikannya.
di desa Pasaka tidak ada SMP bahkan SMA sehingga menjadi salah satu latar belakang anak-anak tak melanjutkan pendidikannya.
persiapan sosialisasi konsumsi snack |
Satu hal yang
patut aku syukuri lagi, bahwa Allah memberi aku dan teman-temanku kesempatan
untuk memberi mereka kursus pelajaran di posko kami. Maka jadilah posko kami
seperti tempat bimbel dimalam hari. Para KKNers wanita mengajarkan adik-adik
mengerjakan dan memahami tugas mereka. Adapun KKNers laki-laki mengajarkan
hal-hal yang tak mereka dapatkan disekolah, salah satunya yakni internet..
Tentu saja dengan gaya cuek mereka ^^v
0 komentar