PELAJARAN EKONOMI X -SMA

by - 9:44 PM


TUGAS MANDIRI
BAB 5
KEBIJAKAN EKONOMI PEMERINTAH

Soal!!
a.         Coba kalian cari  tahu paket kebijakan terbaru yang digulirkan pemerintah untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Kebijakan itu bisa dari berbagai bidang atau berbagai sektor!
Jawab:

Kebijakan terbaru yang digulirkan pemerintah untuk memacu pertumbuhan ekonomi di Indonesia yaitu,
·        Penanaman modal dalam negeri atau PMDM yang ditargetkan dapat mencapai Rp 1 trilyun yang berpeluang mengalami kenaikan hingga mencapai 4 triyun.
·        Perubahan harga BBM disesuaikan dengan keadaan masyarakat
·        kebijakan  diversifikasi bahan bakar untuk mengurangi ketergantungan atas penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM)

b.        Berikan tanggapan kalian terkait kebijakan tersebut!
Jawab:

Menurut saya itu bagus untuk dicoba, tentu dapat berhasil jika dalam pemprosesannya disertai dengan optimis dan kerja keras. Dan apabila berhasil juga semua itu untuk kesejahteraan rakyat.

c.           Jelaskan bagaimana respon masyarakat dengan diberlakukannya kebijakan tersebut! Kalian bisa mendapatkan segala informasi terkait berbagai kebijakan yang digulirkan pemerintah tersebut melalui media massa atau internet!
Jawab:

Menurut Indrianty terdapat beberapa kendala yang dinilainya tak dapat menciptakan iklim perekonomian yang kondusif, seperti suasana dan keramahan yang mendukung tidak ditemukan sejak masuk di bandara sebagai pintu gerbang. Dalam penerapannya ditemukan pro dan kontra namun semua itu bisa teratasi jika semua kebijakan-kebijakan itu diwujudkan.


TUGAS MANDIRI
BAB 6
PENDAPATAN NASIONAL

Soal!!
J Kumpulkan data tentang pendapatan nasional Indonesia berdasarkan
  pengeluaran dan pendapatan produksi sesuai tahun yang berjalan, kemudian
  analisislah secara singkat!
Jawab:
Data tentang pendapatan nasional Indonesia berdasarkan pendekatan produksi
Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku 2002-2005 menurut lapangan usaha (milyar rupiah).
No.
Lapangan Usaha
2002
2003
2004
2005
1.
Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan.
281.590,8
(15,46)
305.783,5
(15,19)
331.553,0
(14,59)
365.559,6
(13,39)
2.
Pertambangan, dan penggalian
160.921,4
(8,83)
167.572,3
(8,32)
196.111,7
(8,63)
285.086,6
(10,44)
3.
Industri Pengolahan
523.199,6
(28,72)
568.920,3
(0,95)
639.655,0
(28,14)
765.966,7
(28,06)
4.
Listrik, gas, dan air minum
15.392,0
(0,84)
19.114,2
(0,95)
22.066,7
(0,97)
24.993,2
(0,92)
5.
          Bangunan
110.527,4
(6,07)
125.337,1
(6,22)
143.052,3
(6,29)
173.440,6
(6,35)
6.
Perdagangan, hotel, dan restoran
312.186,9
(17,14)
335.100,4
(16,64)
369.361,1
(16,25)
429.944,0
(15,75)
7.
Pengangkutan dan komunikasi
97.970,1
(5,38)
118.916,4
(5,91)
142.292,0
(6,26)
180.968,7
(6,63)
8.
Keuangan, real estat, dan jasa perusahaan
154.442,3
(8,48)
174.074,5
(8,64)
194.429,3
(8,55)
228.107,9
(8,36)
9.
Jasa-jasa
165.602,9
(9,09)
198.825,9
(9,87)
234.620,4
(10.32)
275.640,9
(10,10)
10
           
Produk Domestik Bruto
1.821.833,4
(100,00)
2.013.674,6
(100,00)
2.273.141,5
(100,00)
2.729.708,2
(100,00)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pada lapangan usaha pertanian pada tahun 2002 terhadap PDB sebesar 15,46% di tahun 2003 menjadi 15,19%, tahun 2004 sebesar 14,59%, kemudian di tahun 2005 sebesar 13,39%. Kemudian ditahun 2005 sebesar 13,39%. Lapangan usaha yang mendominasi penghasilan berdasarkan tabel diatas adalah industri pengolahan.
Data tentang pendapatan nasional Indonesia berdasarkan pendekatan pengeluaran. Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku 2002-2005 atas dasar harga berlaku (milyar rupiah).
No.
Lapangan Usaha
2002
2003
2004
2005
1
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
1.231.964,5
(67,62)
1.372.078,0
(68,14)
1.532.888,3
(67,43)
1.785.596,4
(65,41)
2
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
132.218,8
(7,26)
163.701,4
(8,13)
191.055,6
(8,40)
224.980,5
(8,24)
3
Pembentukan modal tetap domestic bruto
353.967,0
(19,43)
392.788,6
(19,51)
492.849,9
(21,68)
599.795,2
(21,97)
4
a.                   Perubahan investasi

b.                  Diskrepansi Statistik
35.979,5
(1,97)
-46.99,0
(2,58)
122.681,9
(6,09)
-185.355,2
(-9,20)
34.515,4
(1,52)
-83.963.4
(-3,69)
7.171,8
(0,26)
-6.170,2
(-0,23)
5
Ekspor barang-barang dan jasa-jasa
595.514,0
(32.69)
613.720,8
(30,48)
729.320,5
(32,08)
915.610,1
(33,54)
6
Dikurangi : impor barang-barang dan jasa-jasa
480.815,4
(26,39)
465.940,9
(23,14)
623.524,8
(27,43)
797.275,6
(29,21)
7
Produk Domestik Bruto
1.821.833,4
(100,00)
2.013.674,6
(100,oo)
2.273.141,5
(100,00)
2.729.708,2
(100,00)
Sumber: Laporan Perekonomiam Indonesia.2005
Jika dilihat pada tabel sebelumnya dan sekarang, yakni menggunakan metode produksi dan metode pengeluaran, maka nilainya tetap sama yakni di tahun 2002 sebesar 1.821.833,4 M, tahun 2003 sebesar 2.013.674,6 M, tahun 2004 sebesar Rp 2.273.141,5 M, dan di tahun 2005 sebesar Rp 2.729.708,2.


J   Kumpulkan peranan sektor ekonomi dalam PDB atas dasar harga berlaku tahun 2004 dan 2005, kemudian analisislah secara singkat!
Jawab:
Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku tahun 2002-2005 menurut  lapangan usaha (milyar rupiah).
No.
Lapangan Usaha
2002
2003
2004
2005
1.
Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan.
281.590,8
(15,46)
305.783,5
(15,19)
331.553,0
(14,59)
365.559,6
(13,39)
2.
Pertambangan, dan penggalian
160.921,4
(8,83)
167.572,3
(8,32)
196.111,7
(8,63)
285.086,6
(10,44)
3.
Industri Pengolahan
523.199,6
(28,72)
568.920,3
(0,95)
639.655,0
(28,14)
765.966,7
(28,06)
4.
Listrik, gas, dan air minum
15.392,0
(0,84)
19.114,2
(0,95)
22.066,7
(0,97)
24.993,2
(0,92)
5.
          Bangunan
110.527,4
(6,07)
125.337,1
(6,22)
143.052,3
(6,29)
173.440,6
(6,35)
6.
Perdagangan, hotel, dan restoran
312.186,9
(17,14)
335.100,4
(16,64)
369.361,1
(16,25)
429.944,0
(15,75)
7.
Pengangkutan dan komunikasi
97.970,1
(5,38)
118.916,4
(5,91)
142.292,0
(6,26)
180.968,7
(6,63)
8.
Keuangan, real estat, dan jasa perusahaan
154.442,3
(8,48)
174.074,5
(8,64)
194.429,3
(8,55)
228.107,9
(8,36)
9.
Jasa-jasa
165.602,9
(9,09)
198.825,9
(9,87)
234.620,4
(10.32)
275.640,9
(10,10)
10
Produk Domestik Bruto
1.821.833,4
(100,00)
2.013.674,6
(100,00)
2.273.141,5
(100,00)
2.729.708,2
(100,00)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa peranan sektor pertanian terhadap PDB sebesar 14,59% di tahun 2004 dan pada tahun 2005 sebesar 13,39%. Lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang terdiri atas subsektor minyak gas dan bumi ditahun 2004 sebesar 8,63% , dan di tahun 2005 sebesar 10,44%. Adapun sektor ekonomi yang mendominasi adalah Industi pengolahan yang terdiri atas subsektor industri migas dan nonmigas khususnya industri makanan, minuman, dan tembakau.  Besarnya peranan sektor industri pengolahan terhadap PDB untuk tahun 2004 sebesar 28,14% dan tahun 2005 sebesar 28,06%.



Ø a.     Kumpulkan             data  pendapatan   20  orang  keluarga   dan jumlahkan,       kemudian tetapkan pendapatan per kapita setiap keluarga!
b.     Analisislah hasil perhitungan kalian!
Jawab!

a.     Data Pendapatan 20
1.   Kel. Drs. Amir                   : Rp    3.000.000
2.   Kel. Irwan                          : Rp    5.000.000
3.   Kel. Idris                            : Rp    3.000.000           
4.   Kel. Syahrir                       : Rp    4.500.000                      (next)

5.   Kel. Soekarno                     : Rp    2.500.000
6.   Kel. Gaffar                         : Rp    1.000.000
7.   Kel. Abdullah                     : Rp    3.500.000
8.   Kel. Parawangsa                : Rp    3.000.000
9.   Kel. Agus Salim                 : Rp    3.000.000
10. Kel. Nurdin                        : Rp    2.000.000
11. Kel. Jusuf                           : Rp    5.000.000.
12. Kel. Yusuf                          : Rp       500.000
13. Kel. Basir                           : Rp       600.000
14. Kel. Rahman                      : Rp    5.000.000
15. Kel. Maryam                      : Rp    4.000.000
16. Kel. Khairun                      : Rp    5.000.000
17. Kel. Na’im                          : Rp    3.500.000
18. Kel. Basri                           : Rp    2.500.000
19  Kel. Djalaluddin                 : Rp    5.000.000
20. Kel. Gaharuddin                : Rp    3.000.000
      Total                                 : Rp  64.600.000 

Pendapatan Nasional   = Pendapatan Perkapita
Jumlah Penduduk

Rp 64.600.000              = Rp 3.230.000
          20

b.     Penghitungan diatas berdasarkan rumus pendapatan per kapita pada umumnya. Penentuan jumlah penduduk diambil pada tengah tahun sehingga per kapita adalah pendapatan nasional dibagi dengan jumlah penduduk pada tengah tahun.


TUGAS MANDIRI
BAB 7
INFLASI DAN INDEKS HARGA


Soal!!

*    Kumpulkan 10 jenis harga barang dan 5 jenis harga jasa tahun 2004 dan 2005. Tentukan berapa kenaikan atau penurunannnya serta tetapkan besarnya inflasi atas barang dan jasa tersebut!
Jawab :

Harga barang tahun 2004 dan 2005
No.     
Nama Barang
2004
2005
Kenaikan
Penurunannya
1.
Bawang Merah /liter
Rp    8.000
Rp    9.500
Rp    1.500 
-
2.
Ayam potong  /ekor
Rp   12.000
Rp   15.000
Rp   3.000
-
3.
Telur Ayam /rak
Rp   14.000
Rp   16.000
Rp   2.000
-
4.
Pulpen HI-TEC pilot
Rp    11.500
Rp   12.000
Rp     5.00
-
5.
Karpet
Rp 130.000
Rp 150.000
Rp 20.000
-
6.
Indomie goreng
Rp      8.00
Rp      9.00
Rp      1.00
-
7.
Minyak goreng /liter
Rp    7.000
Rp    7.500
Rp     5.00
-
8.
Baygon
Rp    11.000
Rp  12.000
Rp   1.000
-
9.
Buku tulis                             
Rp     1.500
Rp   2.500
Rp   1.000
-
10.
Minyak gosok
Rp    2.500
Rp   6.000
Rp   3.500
-
           
Rata-rata
Rp  19.830
Rp 23.140
-

IHK=     Harga Sekarang      ×100
                   Harga Tahun Depan

IHK=    19.830     ×100 =   85,695
                            23.140                 

Inflasi =  IHKn -IHKn-1×100% 
                   IHKn-1

Inflasi  =  85,695  - 100     ×100 %  = -14.305
                   100

Harga jasa tahun 2004 dan 2005
No.     
Nama Jasa
2004
2005
Kenaikan
Penurunannya
1.
Angkutan umum untuk anak sekolah
Rp       5.00
Rp     1.000
Rp      5.00
-
2.
Salon
Rp    4.000     
Rp    5.000
Rp    1.000
-
3.
Becak untuk anak sekolah
Rp    1.000
Rp    2.000
Rp    1.000
-
4.
Registrasi Renang
Rp   5.000
Rp    8.000
Rp   3.000
-
5.
Kursus Matematika
Rp 50.000
Rp  75.000
Rp  25.000
-
Rata-rata
Rp  12.100
Rp  18.200

IHK=     Harga Sekarang      ×100
         Harga Tahun Depan

IHK=     12.100    ×100  = 66,48
             18.200
Inflasi =  IHKn -IHKn-1×10
               IHKn-1

Inflasi =   66,48   -  100   ×100%  =  -33.52
                   100  


 Jelaskan mengapa jika terjadi inflasi berat sampai hiperinflasi maka keadaan perekonomian menjadi lesu, orang tidak bersemangat kerja, menabung, maupun berinvestasi dan berproduksi!
Jawab :

Karena jika terjadi inflasi, harga-harga barang dan jasa semuanya naik sehingga malas bekerja, berinvestasi dan berproduksi, dan menabung karena uang yang beredar banyak, jadi mereka merasa tak perlu melakukan semua itu karena sudah merasa banyak uang, hal itu juga ditunjang karena pendapatan nasional yang cenderung meningkat.

*    Indonesia pernah melakukan operasi pasar terhadap beras dan minyak tanah.
a.                 Pada tahun berapa hal tersebut pernah dilakukan?
b.                 Jelaskan mengapa operasi pasar tersebut dilakukan pemerintah!
Jawab :

a.                  Pada tahun 2006, 2008, dan 2009
b.                  Operasi pasar dilakukan pemerintah setiap kali bahan-bahan kebutuhan pokok masyarakat berkurang dalam peredaran, sehingga dilakukan operasi tersebut supaya memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, seperti langkanya minyak tanah.

 Para pelaku ekonomi pernah mengeluhkan peraturan daerah (Perda) yang isinya berpotensi memicu inflasi karena cenderung mendorong high cost (biaya tinggi) dan menghambat pertumbuhan ekonomi!
a.                 Coba kalian cari tahu tentang berita tersebut dan berikan contohnya tentang Perda yang dimaksud!
b.                 Beri tanggapan terhadap berita tersebut dan contoh Perda yang kalian kemukakan.
Jawab :

a.         Peraturan daerah yang isinya berpotensi memicu inflasi karena cenderung mendorong biaya tinggi (high cost) yaitu UU no 8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan dan peraturan turunannya. Organisasi kemasyarakatan disinyalir penyebab utama terjadinya inflasi dan cenderung mendorong high cost, contohnya pada tahun ini partai politik memerlukan dana banyak untuk kampanye, karena kebutuhan akan uang meningkat di masyarakat, maka tak jarang bank mencetak uang baru untuk kegiatan politik, percetakan uang tersebut dalam jumlah banyak akan menyebabkan inflasi karena uang yang beredar di masyarakat lebih banyak dibandingkan barang yang tersedia, suku bunga pun menurun membuat  penabung enggan untuk menabung, kurangnya penabung akan menghambat kegiatan investasi dan pertumbuhan ekonomi
b.         Menurut saya sebenarnya itu tak perlu terjadi jika hanya untuk pemenuhan kebutuhan individu/kelompok tertentu saja, yaitu bank harus mencetak uang baru hanya untuk kegiatan politik, mestinya tak usah supaya para peserta pemilu itu bisa hemat dalam memanfaatkan uang dan mencari cara yang lebih brilliant dan kreatif untuk menarik perhatian warga tanpa harus mengeluarkan uang banyak, karena hal itu dapat merugikan bangsa dan negara.



TUGAS MANDIRI
BAB 8
KONSUMSI, TABUNGAN, DAN INVESTASI

Soal!!


a.    Coba kalian cari berita disurat kabar atau internet tentang konsumsi,
      tabungan, dan investasi di Indonesia! Berita tersebut bisa terkait perkembangan      
      investasi di Indonesia, kendala-kendalanya, atau tentang penanaman modal asing!
b.       Berikan ulasan/tanggapan dari berita yang kalian peroleh!



Jawab:
a.       Konsumsi, Tabungan, dan Investasi di Indonesia
Menurut catatan BPS melalui survey ekonomi dan sosialnya (SUSENAS)  yang dapat digunakan untuk melihat gambaran konsumsi penduduk Indonesia dan pola konsumsinya berkaitan dengan perubahan pendapatan masyarakat  ditemukan fakta empiris bahwa rata-rata penduduk Indonesia lebih banyak mengalokasikan pengeluarannya untuk makanan. Pada tahun 2002 kontribusi makanan dalam pola pengeluaran penduduk Indonesia sebesar 58,47%, sementara untuk bukan makanan hanya sebesar 41,53%. Pengeluaran untuk makanan di dalamnya sudah termasuk (Biji-bijian mengandung minyak berkulit lunak) kacang tanah, kedelai, kacang hijau.Selanjutnya perkembangan pola konsumsi penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun menunjukkan berlakunya hukum Engel. Hukum Engel menyatakan bahwa jika pendapatan perkapita naik, maka pengeluaran untuk makanan akan naik tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat. Dengan kata lain, jika pendapatan perkapita naik, maka kontribusi pengeluaran makanan dalam total pengeluaran rumah tangga akan turun. Perubahan pendapatan penduduk selain mempengaruhi pola konsumsi
         antar kelompok makanan dan bukan makanan seperti dijelaskan di atas juga dapat mengubah pola konsumsi di dalam sub kelompok. Melihat dari tabungan dan investasinya, krisis yang terjadi pada pertengahan tahun 1997, selain menyebabkan terdepresiasinya nilai rupiah, juga telah menimbulkan kontraksi ekonomi yang sangat dalam. Penurunan nilai tukar rupiah yang tajam disertai dengan terputusnya akses ke sumber dana luar negeri menyebabkan turunnya kegiatan produksi secara drastis dan berkurangnya kesempatan kerja sebagai akibat tingginya ketergantungan produsen domestik pada barang dan jasa impor. Pada saat yang sama, kenaikan laju inflasi yang tinggi dan penurunan penghasilan masyarakat telah mengakibatkan merosotnya daya beli masyarakat menurun drastis dan kantong-kantong kemiskinan domestik semakin meluas.
Dampak negatif dari situasi krisis yang terjadi di Indonesia terhadap kegiatan konsumsi dan investasi, ternyata telah membalikkan posisi kesenjangan tabungan dan investasi (saving-investment gap) dari defisit selama periode sebelum krisis (1990 – 1997) menjadi surplus setelah periode krisis (1998 – 2007).
Gambaran terperinci mengenai perkembangan celah tabungan-investasi di Indonesia, selama periode 1990-2007 diberikan pada tabel berikut:
Tabel : Perkembangan Celah Tabungan-Investasi di Indonesia Periode 1990 – 2007


Sumber: Diolah dari data pada tulisan sebelumnya mengenai investasi dan tabungan sebelumnya di blog ini
Dari tabel diatas terlihat bahwa selama periode 1990 – 1997, Indonesia mengalami celah tabungan-investasi yang negatif, dalam kisaran 2,0 – 3,6 persen, dengan rata-rata gap sebesar 2,5 persen dari PDB. Secara nominal, seperti terlihat pada tabel, ini juga berarti bahwa selama periode tersebut, pembiayaan luar negeri untuk investasi di Indonesia rata-rata setiap tahunnya sebesar Rp 9,7 trilyun.
Setelah krisis (1998 – 2007), sebagaimana yang dikemukakan sebelumnya, celah tabungan-investasi menunjukkan angka positif, dalam kisaran 0,2 – 7,1 persen. Secara nominal, ini juga berarti bahwa selama periode tersebut, terdapat potensi investasi yang belum termanfaatkan di Indonesia rata-rata setiap tahunnya sebesar Rp 61,8 trilyun. Potensi investasi ini bahkan dalam tiga tahun terakhir (2004 – 2007) cenderung menunjukkan peningkatan.
Fakta ini menunjukkan bahwa peningkatan investasi sesungguhnya sangat memungkinkan terutama mengingat potensi tabungan domestik yang masih berada di atas tingkat investasi. Selain itu, fakta ini juga memberikan arti bahwa persoalan investasi di Indonesia sesungguhnya bukan terletak pada faktor kurangnya pembiayaan, tetapi lebih kepada iklim investasi yang kurang mendukung pengembangan usaha.
Hal lain yang menarik dari perkembangan celah tabungan-investasi ini adalah bahwa di tingkat pemerintah, rata-rata angka celah tabungan-investasi bernilai negatif baik pada periode sebelum maupun setelah krisis (meskipun pada tahun 1994 – 1997 sempat mengalami angka positif). Sebaliknya di tingkat masyarakat, rata-rata celah tabungan-investasi bernilai negatif pada periode sebelum krisis (terutama tahun 1994-1997) menjadi bernilai positif pada periode setelah krisis.
Celah tabungan-investasi yang bernilai negatif di tingkat pemerintah menunjukkan adanya defisit fiskal. Ini juga berarti bahwa pemerintah perlu lebih mengoptimalkan sumber-sumber penerimaan pemerintah dan menggunakannya secara efektif. Optimalisasi sumber-sumber penerimaan pemerintah antara lain dilakukan dengan jalan reformasi perpajakan. Pengurangan tarif pajak yang ditempuh untuk memperbaiki iklim investasi harus diimbangi dengan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak. Konsekuensi dari defisit fiskal yang terus menerus ini akan berdampak kepada semakin besarnya pinjaman luar negeri pemerintah untuk menutup defisit tersebut. Pada tahap selanjutnya, hal ini tentu akan berdampak pada semakin besarnya beban hutang pemerintah
.

b.                  Ya saya setuju jika pendapatan itu mempengaruhi seberapa besar pengeluaran yang akan digunakan masyarakat untuk konsumsi, karena walaupun pendapatan naik, tetapi  kontribusi pengeluaran makanan dalam total pengeluaran rumah tangga bisa saja turun akan turun. Dengan adanya kesenjangan, inflasi pada celah tabungan dan investasi diatas kita turut prihatin oleh, karenanya kita sebagai warga masyarakat selalu berharap agar kestabilan nilai rupiah tetap dijaga agar inflasi tak terjadi lagi, namun apabila terjadi dapat diterapkan kebijakan-kebijakan moneter.


Semoga bermanfaat untuk dijadikan referensi, bukan untuk di copy paste secara utuh ;)


You May Also Like

0 komentar

Blog Archive

Entri yang Diunggulkan

Ibrah: Orang-orang Pergi. Apakah Mereka Kembali?

Bismillah. Kepergian itu sulit. Tapi, kehilangan lebih sulit lagi. Mengapa orang-orang harus saling meninggalkan? Jawabannya membawa saya...

Nobody's perfect

Pengikut