Lihat ke belakang

by - 1:28 AM

.
.
.
xxx
.
.
.

menghitung-hitung, mereka-reka
tak mudah untuk sampai ke tahap ini
jarak tempuh untuk meninggalkan rumah
jam-jam tidur yang tergadaikan
pekerjaan beserta keluarga besar yang terelakan
tenaga, biaya, waktu, semua itu bukan bualan yang mengada-ngada


karena kucuran kasih sayang-Nya yang tak bertepi
meski jalan keluar terasa kabur dalam pandangan
setiap detiknya terasa bisa dilalui
meski nyaris putus asa dan ingin rehat lagi
selalu ada keyakinan yang tak henti bergemuruh dalam dada
meski kadang menemui kekurangan
selalu tercukupi dengan jutaan kejutan penuh haru dari-Nya

Allah memang maha baik
kala kenyataan tak berjalan sesuai rencana
kala hal tak terduga datang satu persatu membuyarkan konsentrasi 
kala pikiran bercabang
dan takut terbawa perasaan
takut berlarut pada sebuah ketidakpastian
takut keluar rambu-rambu yang dihalalkan
tak berani mengungkapkan 
takut akan sebuah kehilangan
setakut itu
padahal Allah pengatur terbaik atas segala urusan
padahal Allah selalu mengabulkan doa
padahal Allah selalu bersama orang-orang yang berbuat kebaikan 
padahal dengan kemurahan-Nya
hingga detik ini tak pernah gagal membuat hati terpukau berdecak kagum dibuatnya
lantas mengapa ragu mengambil celah jika keyakinan padaNya tak pernah berakhir luka?
lalu mengapa takut menggerogoti jika kenyataannya skenario terbaik menunggu didepan mata?

sesungguhnya
telah jelas hilal dan terangnya, 
bersama kembang kempis ciutnya nyali 
segenggam tanggungjawab adalah hal yang harus dibayar lunas segera
segera
tanpa nanti
tanpa tapi
sebab asa demi asa mulai menunjukkan batang hidungnya diujung sana, 
bersiap menghampiri.. 
berharap diri telah layak dimata Ilahi, saat tiba waktunya menjumpai

You May Also Like

0 komentar

Entri yang Diunggulkan

Ibrah: Orang-orang Pergi. Apakah Mereka Kembali?

Bismillah. Kepergian itu sulit. Tapi, kehilangan lebih sulit lagi. Mengapa orang-orang harus saling meninggalkan? Jawabannya membawa saya...

Nobody's perfect

Pengikut