Pengecut Itu Ada

by - 5:13 PM

malam kian larut
terpaku diam merumuskan rentetan kegiatan agar esok tidak bertabrakan
optimis, begitulah semangat bergemuruh kala membayangkannya berjalan dengan runut
namun apa daya kala pagi menyapa, tak jarang cita semalam hanya tinggal cerita yang tak terealisasikan

jemari itu mungkin tidak selincah sebelumnya
semangat itu pun mungkin tidak lebih besar dibanding sebelumnya
mencoba menelaah kerikil yang menghambat sejumlah agenda
pucat pasi dia mencoba menata ulang segalanya

hingga ia sadar betul siapa pelaku sebenarnya
rupanya ia bertengger kuat dalam dirinya
ya, tak lain dirinya-lah musuh yang sebenarnya
yang terlalu mudah memaafkan ketika diri menunda-nunda
yang terlalu mudah memaklumi ketika diri mulai berleha-leha
yang begitu mudah terlena bisikan iblis yang memanjakan telinga
ya, musuh itu bertengger didalam dadanya
mengundang sederet penyakit hati yang menjadikannya pengecut tiba-tiba

dahi itu kembali menggerutu
jemarinya mulai beraksi pada halaman baru
bersama semangat yang nyaris layu
diiringi persepsi yang baru,
bahwa detik berikutnya ia akan tangguh melawan nafsu
tegak membasmi benih-benih pengecut yang tanpa pandang bulu membunuh mimpinya satu persatu


author by: khofiyaa rizki

You May Also Like

0 komentar

Entri yang Diunggulkan

Ibrah: Orang-orang Pergi. Apakah Mereka Kembali?

Bismillah. Kepergian itu sulit. Tapi, kehilangan lebih sulit lagi. Mengapa orang-orang harus saling meninggalkan? Jawabannya membawa saya...

Nobody's perfect

Pengikut