menjadi Faathimah
aku masih belum bisa membayangkan bagaimana kesabaran yang dimiliki sayyidatina Faathimah
untuk memelihara sebuah rasa.
ya, sebuah kesabaran..
membungkus rapat-rapat setiap gerak geriknya
saat orang yang menggeser gerak rotasi hidupnya ada di depan mata
menjaga dengan elegan kehormatannya
saat sekian godaan untuk ikut bersolek menarik hati, jelas mengoyak nurani
doa seperti apakah gerangan yang dipanjatkannya?
hingga ia mampu menjalani hari seperti biasa juga bersama orang yang hatinya ingini
hingga ia punya kebesaran hati untuk mengendalikan diri
hingga iblis pun tak punya celah untuk mengetahui
benar memang, sekuntum harap kepada Tuhan tidak akan pernah sia-sia
jatuh cinta yang melibatkan Allah, tidak akan berujung luka
tiada pilihan selain bertahan untuk meraih ridho-Nya
hanya bisa menjadi sebaik-baik faathimah
atau menjadi seburuk-buruknya fitnah
*ditulis dengan penuh hati-hati
tulisan ini dan sederet tulisan pada penanggalan sebelumnya, ditulis oleh: khofiyaa rizki
0 komentar