Janji Melulu
Zaidan masih merengkuh robot-robotannya. Enggan mendekati piring makan,
meskipun perutnya keroncongan. Rayuan demi rayuan dilontarkan, biar Zaidan mau
makan. Finally “Entar.. Mau kakak beliin
dua gelas Okky Jelly nggak?” menjadi pertimbangannya, dan satu suapan
pertama pun bermula. Hingga suapan terakhir habis dilumatnya, dia mulai menagih
janji yang telah dilontarkan. Okky Jelly pun, mendarat dikedua tangannya.
Zaidan pun bersorak kegirangan.
Weell, itu adalah sebuah ilustrasi sederhana yang Allah ajarkan melalui
lisan seorang anak kecil yang belum mengenal baca tulis. Jika coba dipikir dan direnungi,
kita mungkin tak ada bedanya dengan anak kecil tersebut. Kita selalu saja
bersemangat menagih sebuah “harapan” yang orang lain tanamkan pada hati kita.
Tak jarang kita kesal, kita kecewa. Namun, pernah kah kita mengembalikan hal
tersebut kepada diri kita? Mungkin serangkaian kekecewaan itu datang karena
tanpa sadar kita terlalu sering mengumbar janji kepada orang lain, yang hingga
hari ini pun belum ditepati.
Apakah ada?
Coba deh diingat-ingat lagi..
Meskipun itu sebuah janji untuk membalas pesan seseorang,
Janji untuk menelpon balik,
Janji untuk menyampaikan salam seseorang,
Janji untuk pulang menemui ibu.
:’)
Mungkin sepele, namun tidak ada yang tahu seberapa berkesan itu dihati
seseorang. Mungkin kita asyik menjalani hidup, tersenyum dengan segudang
permasalahan. Dan berupaya menyelesaikan masalah-masalah tersebut, yang bisa
jadi muncul karena ada kerikil yang sudah kita tebar di kehidupan seseorang.
Yuk ingat kembali, jangan dilupakan atau coba dilupakan. Posisiin diri, gak
enaknya dikasi harapan p*lsu sama orang lain. Bahkan ga sadar sampai ngedumel ga karuan di dunia maya. Astaghfirullah...
Terkadang teguran atau petunjuk yang Allah kasi, dapat berasal dari orang
terdekat kita. Hati yang bersih insya Allah akan peka untuk menerimanya. Semoga
dimudahkan untuk mengamalkannya (:
0 komentar