Janji Melulu

by - 8:53 PM

Zaidan masih merengkuh robot-robotannya. Enggan mendekati piring makan, meskipun perutnya keroncongan. Rayuan demi rayuan dilontarkan, biar Zaidan mau makan. Finally “Entar.. Mau kakak beliin dua gelas Okky Jelly nggak?” menjadi pertimbangannya, dan satu suapan pertama pun bermula. Hingga suapan terakhir habis dilumatnya, dia mulai menagih janji yang telah dilontarkan. Okky Jelly pun, mendarat dikedua tangannya. Zaidan pun bersorak kegirangan.

Weell, itu adalah sebuah ilustrasi sederhana yang Allah ajarkan melalui lisan seorang anak kecil yang belum mengenal baca tulis. Jika coba dipikir dan direnungi, kita mungkin tak ada bedanya dengan anak kecil tersebut. Kita selalu saja bersemangat menagih sebuah “harapan” yang orang lain tanamkan pada hati kita. Tak jarang kita kesal, kita kecewa. Namun, pernah kah kita mengembalikan hal tersebut kepada diri kita? Mungkin serangkaian kekecewaan itu datang karena tanpa sadar kita terlalu sering mengumbar janji kepada orang lain, yang hingga hari ini pun belum ditepati.

Apakah ada?
Coba deh diingat-ingat lagi..
Meskipun itu sebuah janji untuk membalas pesan seseorang,
Janji untuk menelpon balik,
Janji untuk menyampaikan salam seseorang,
Janji untuk pulang menemui ibu.
:’)

Mungkin sepele, namun tidak ada yang tahu seberapa berkesan itu dihati seseorang. Mungkin kita asyik menjalani hidup, tersenyum dengan segudang permasalahan. Dan berupaya menyelesaikan masalah-masalah tersebut, yang bisa jadi muncul karena ada kerikil yang sudah kita tebar di kehidupan seseorang. Yuk ingat kembali, jangan dilupakan atau coba dilupakan. Posisiin diri, gak enaknya dikasi harapan p*lsu sama orang lain. Bahkan ga sadar sampai ngedumel ga karuan di dunia maya. Astaghfirullah...

Terkadang teguran atau petunjuk yang Allah kasi, dapat berasal dari orang terdekat kita. Hati yang bersih insya Allah akan peka untuk menerimanya. Semoga dimudahkan untuk mengamalkannya  (:

You May Also Like

0 komentar

Entri yang Diunggulkan

Ibrah: Orang-orang Pergi. Apakah Mereka Kembali?

Bismillah. Kepergian itu sulit. Tapi, kehilangan lebih sulit lagi. Mengapa orang-orang harus saling meninggalkan? Jawabannya membawa saya...

Nobody's perfect

Pengikut