Pesan Bijak Seorang Teknisi

by - 8:48 PM

Hari ini ngacir sore hari menyelusuri pusat perbelanjaan yang padatnya berlipat-lipat dari mall ter-crowded yang pernah aku kunjungi di Makassar. Rasanya seperti muda kembali, kesana kemari urus kebutuhan anak sekolahan. Aku dan bapak baik hati mengunjungi sebuah counter hardware di salah satu sudut di mall berkapasitas besar ini. Kenampakan counter ini jauh dari kata bersih, tak ada bayangan sama sekali bahwa ada tempat seperti ini ketika kamu memasuki gerbang mall ini.

Namun ada-ada saja maksud yang Allah ingin hadirkan melalui peristiwa yang kita alami.

Saya mengutarakan maksud kedatangan saya kepada salah seorang teknisi di counter tersebut. Saya tengah dipusingkan dengan masalah printer. Saat menunggu printer diacak-acak, saya lalu diasyikkan pada sebuah percakapan dengan teknisi lainnya. Hal itu bermula dengan sharing background diri masing-masing hingga berujung pada sharing pengalaman kerja. Beliau begitu anstusias menceritakan proses jatuh bangunnya untuk mengais rezeki. Apalagi tanpa bermodalkan ijazah sarjana. (Ya walaupun ijazah tidak mutlak menjadi penentu kesuksesan seseorang  o_ o)

Saya cukup terenyuh dengan apa yang dia paparkan. Apalagi saat memulai profesinya dulu sebagai teknisi, dia hanya bermodalkan kata “mau bekerja” pada bosnya. Dia sama sekali tidak memahami seluk beluk hardware komputer. Ilmu yang diperolehnya selama ini murni dari akumulasi pengalamannya, hm... bisa dikategorikan otodidak sih
.
Dia terkadang heran dengan orang yang pelit ilmu kepada orang lain (dalam hal ini, dia menerawang pada temannya yang merupakan teknisi di toko lain), dan kemudian bertanya-tanya, “apa semua ilmu yang dimilikinya itu bisa dia serap semuanya jika tidak dibagi?
Darinya saya bisa mengambil pelajaran, bahwa memang benar bahwa menuntut ilmu itu sangat diperlukan. Namun jangan sampai membuat kita lupa untuk membaginya kepada orang lain. Sebab jika kita hanya sibuk memperkaya ilmu bagi diri sendiri, maka bersiaplah muntah-muntah tidak karuan disebabkan karena jenuh-serakahnya diri. Toh belum tentu juga kan kita paham benar segunung teori yang sudah kita santap setiap hari? Berbagi tidak akan membuat kita merugi :)

“Butuh usaha lebih keras lagi. Tidak mengapa lambat, asal jangan berhenti.“ Kataku dalam hati, sambil melaju pulang bersama mesin cetak yang sudah kelar diobrak sana sini.

You May Also Like

0 komentar

Entri yang Diunggulkan

Ibrah: Orang-orang Pergi. Apakah Mereka Kembali?

Bismillah. Kepergian itu sulit. Tapi, kehilangan lebih sulit lagi. Mengapa orang-orang harus saling meninggalkan? Jawabannya membawa saya...

Nobody's perfect

Pengikut