sourchimage |
Rasanya
mata enggan terbuka.. kala nyanyian sang jantan terngiang nyaring sekali
Dan
melanjutkan tidur pun menjadi priority
Di
saat yang sama.. ditempat yang sama.. di bumi yang sama
Banyak
jiwa yang fajarnya begitu berharga
Mencoba
bangkit, menikmati segarnya tetesan air wudhu membasahi wajah yang terbebas
dari kelelahan dan kepenatan
Bersujud,
meresapi setiap detik yang berharga.. bersyukur Tuhan masih memberi waktu untuk
berbenah
Fajarnya
terasa begitu berharga..
Berbekal
rasa percayanya kepada Allah,
Berbekal
harapan dengan ucapan bismillah
Mereka
bangkit..
Dengan
tentengan penuh sayur mayur di balik kemudi
Dengan
klakson nyaring bak elekton yang tengah berlari di tengah jalan yang sunyi, membawa
diri.. berjejerkan kursi-kursi lesu dan tak baru lagi, di balik sang pengemudi
Dengan
gagah brani tanpa sempat meresapi makna kata “jijik”, menyusuri setiap gang
yang sunyi.. mencari sampah-sampah berharga yang menanti
Dengan
memantapkan diri, menenteng helm berlebih di tengah roda dua yang menjadi kawan
mencari rezeki
Dengan
penuh kebahagiaan, menata ikan-ikan segar yang baru saja lepas dari lautan gelap bertemanikan malam yang dingin dan sunyi
Udara
fajar sungguh begitu mendamaikan hati
Jalanan
tampak begitu lengang, namun cukup gelap..
Terkadang
itu terlalu menakutkan untuk memulainya terlalu awal
Namun
sekali lagi..
Mereka
menaruh kepercayaannya kepada Allah.. yang diyakini tak akan pernah
mengecewakannya
Mentari
kini sudah ada di tengah-tengah langit
Orang-orang
baru saja memulai hari-harinya menuju tempat tujuan.. tempat yang menyimpan
harapan besar.. tempat mencari rezeki
Ya!
Kebanyakan orang memulainya bahkan setelah mentari naik ke permukaan.. kala ia
mulai meninggi dan terus meninggi
Aku
memandangi beberapa wajah yang lesu itu.. dibalik angkot, dalam perjalanan yang
penuh keheningan menuju tempatku menuntut ilmu
Aku
sebisa mungkin memandangi banyak wajah, kala pagi menghantarkanku pergi.. kala
senja menghantarkanku kembali pulang
Wajah-wajah
lesu itu.. berjuang sejak fajar
Wajah-wajah
lesu itu.. berjuang hingga akhir
Entah
dengan bantuan kendaraan bermesin, atau hanya mengemudi dua roda tipis yang tak
baru lagi.. atau bahkan hanya mengandalkan sepasang kaki yang tertatih-tatih
Terlihat
kerutan penuh di wajahnya
Tetesan
air kelelahan membasahi keningnya
Baik
lelaki maupun wanita
Lakukah dagangan nya?
Adakah yang membeli nya?
Lelahkah ia ?
Berapa kah rupiah yang berhasil
dikumpulkannya?
Sempatkah ia menitikkan air mata..
akan keletihannya spanjang hari?
Pertanyaan
itu berkecamuk penuh di kepalaku ini
Oh
Astagfirullah..
Lantas
sekeras apakah kakiku berjuang hari ini?
Sudah
sesakit dan stulus apakah kepala dan hati ini mencoba untuk berpikir dan
memahami celotehan para penyaji ilmu setiap hari?
Apakah
itu… sebanding dengan keluhan yang acap kali terbersit di dasar hati?
Oh
tidak!
Itu
tak sebanding..
Keluhan
itu harusnya tak boleh terbersit atau bahkan terukir di lisan yang nyaris tak
sempat menyadari
Astaghfirullah..
Astaghfirullah.. Astaghfirullah..
Wahai
pemilik wajah yang lesu itu..
Melalui
engkau, Tuhanku menghendaki ku kembali ke arus yang benar
Kala
ku hampir dan mungkin nyaris terjatuh pada lobang penuh rasa ke-tidakbersyukur-an
Menyelematkanku
dari rasa pesimis yang nyaris membuatku lupa akan mimpi-mimpiku yang hebat dan indah
Menyelamatkanku
dari keputusasaan yang membuatku muak dan tak mampu melihat lagi melihat cahaya
dari langit-Nya
Menyadarkanku..
Bahwa
aku harus berjuang, karena ku tak mau memiliki wajah yang lesu di hari tuaku
Terima
kasih Allah.. juga terima kasih engkau pemilik wajah itu
Wahai
pemilik wajah yang lesu
Darimu..
ku pikir aku harus berjuang habis-habisan lagi
Untuk
menyelematkan banyak jiwa di masa mendatang, mungkin anak cucumu
Akan
aku usahakan
Akan
aku usahakan
Oh
Allah.. tolong aku untuk selalu ingat
Ingin
aku ingat dan terus aku ingin selalu ingat,
Agar
gairah perubahan dan aura positif senantiasa menerjang
Dan
tak perlu lagi ada wajah yang lesu dihari esok
Biar
ku menjadi pemilik satu bata yang menyusun bangunan kokoh perubahan negeri ini
ke arah yang baru
Dengan
angka kemiskinan yang semakin rendah
Dengan
kesejahteraan yang semakin cerah
Dan
tentu.. dengan wajah-wajah yang tak lagi lesu
Aamiin.
0 komentar